Gue jalan sebelahan sama Wonwoo di trotoar. Sepanjang jalan, banyak banget tukang makanan dan itu bikin gue laper.
Tiba-tiba, Wonwoo narik pergelangan tangan gue. "Gue tau lo laper." dia narik gue ke tukang tahu bulat. "Bang, tahunya sepuluh ribu."
Abangnya langsung nyiapin pesenan Wonwoo terus langsung dikasih, dituker sama selembar uang sepuluh ribu.
"Makasih, Bang." Wonwoo balik badan ke gue. Dia ngasih kantong plastik isi tahu bulat itu ke gue terus jalan ke belakang gue, dan masih narik gue.
Kita diri di depan tukang permen kapas.
"Bang, dua donk." dia ngambil duit di saku hoodienya, dituker sama dua bungkus permen kapas warna merah muda. Lagi-lagi, dia ngasih permen kapas itu ke gue terus narik gue ke tukang minuman.
"Lo mau kopi, teh, atau air putih aja?"
"Teh sama air putih, boleh?"
Dia balik badan, "Anything for you." terus balik badan lagi, "Bang, Good Day yang botol, dua. Nu Green Tea yang biasa, dua. Sama Aqua, dua."
Abang penjual esnya langsung nyiapin pesenan Wonwoo terus langsung dikasih ke Wonwoo, dituker sama selembar uang lima puluh ribu.
"Kembalinya ambil aja."
"Gila, itu kembalinya banyak, Woy."
Wonwoo balik badan, "Ga pa-pa. Lanjut jalan, yuk."
Kita lanjut jalan ke lapangan yang gue lupa apa namanya, yang ada di deket Museum yang juga gue lupa apa namanya, tempat biasa kalo orang malmingan. Kita duduk lesehan di deket air mancur lapangan ini.
Langit mulai gelap, orang-orang mulai berdatangan ke sini. Mereka main macem-macem. Ada yang main drone, ada yang main balon, ada yang main jepretan yang gue ga tau apa namanya, ada yang bawa gitar terus main gitar, ada yang--
"Lo ga bilang mau ke tempat kayak gini. Tau gini kan gue bawa mainan."
--meremehkan saya rupanya.
"Lo pikir gue ga bawa mainan?"
"Lo bawa apa?"
Gue sengaja bawa slingbag yang gede, biar bisa naroh UNO di dalamnya. Gue ngeluarin UNO yang biasanya dimainin gue sama abang-kakak gue di rumah kalo malming.
Tunggu. Terus, dua jones itu main apa di rumah? Bakal kena omel nih gue, pasti!
Gue mulai ngocok UNOnya. Kita main UNO selama kurang lebih setengah jam sambil nyemilin tahu bulat sama permen kapas. Habis itu, ada pengamen yang nyamperin gue sama dia.
Pengamen itu mulai metik senar gitarnya. Sial, gue tau apa lagu yang mau dia bawain.
Saat bahagiaku
Duduk berdua denganmu
Hanyalah bersamamuMungkin aku terlanjur
Tak sanggup jauh dari dirimu
Ku ingin engkau slaluTuk jadi milikku
Ku ingin engkau mampu
Ku ingin engkau selalu bisaTemani diriku
Sampai akhir hayatku
Meskipun itu hanya terucapDari mulutmu
Dari dirimu
Yang terlanjur mampu
Bahagiakan akuHingga ujung waktuku
SelaluSial. Suara pengamennya enak lagi.
Wonwoo diri terus bisik-bisik sama pengamennya. Dia ngasih uang ke pengamennya, dituker sama gitar pengamennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ | DOR! +jeonwonwoo
Fanfiction"Lo mau gue tembak pake cara apa?" "Sori, tapi gue lebih suka dipanah daripada ditembak." ·-·-·-·-·-·-·-·-·-· Jeon Wonwoo fanfiction by pplvphile