6th Chapter

103 15 0
                                    

~Pulang sekolah, sekitar jam setengah 6 di perpustakaan~

*Jeonshi’s POV*

Aku bisa mendengar lagu BTS ‘Fire’ terutama bagian intro yang lirik pertamanya yaitu “bultaoreune”. Aku melihat api. Aku melihat segala sesuatu terbakar. Semua ini ditunjukkan dengan harapan agar aku tidak melakukan hal lebih jauh dari ini.

~flashback beberapa waktu lalu~

“Kalian ke sekolah?! Kalian tidak tau ini tempat apa?! Ini bukan tempat untuk makhluk seperti kalian!” teriakku begitu melihat 6 makhluk asing yang datang bersama dengan Jihyun dan Chika. Walau orang lain mengira mereka manusia, tapi aku tidak begitu karena aku sudah tau kebenarannya. Biarlah. Aku sudah merencanakan skenario untuk saat seperti ini.

“Kamu yang lari dari tanggung jawab tidak pantas untuk bicara seperti itu.” Jihyun.

“Diam kau. Kau sendiri tidak berhak menentukan siapa yang bertanggung jawab, sebab yang harusnya bertanggung jawab adalah mereka!” kataku.

“Haha. Sebaiknya kaamu ngaca dulu deh.” Balas Jihyun dengan nada sinis.

“Sudahlah. Tidak sebaiknya aku meladeni kalian. Tapi tertawalah sekarang. Kita lihat saja siapa yang akan tertawa belakangan…” lalu aku segera berlalu.

Walau begitu, aku bisa mendengar apa yang dikatakan Chika. “Aku selalu punya firasat buruk kalau mengenai dia,” katanya.

Aku telah merencanakan berbagai hal.
Pertama, aku berencana melaporkan pada guru-guru bahwa ada 6 orang penyusup. Hal itu kulakukan saat jam istirahat, tapi sayang gagal. Para guru terutama yang wanita malah terpana pada mereka.

Rencana kedua. Aku akan memanggil wartawan. Aku tinggal menekan tombol untuk menelepon alias memberi kode pada mereka agar bisa masuk. Hal ini akan kulakukan saat bel pulang sekolah berbunyi.

Sekarang sudah pulang sekolah. Aku tinggal menekan tombol di HP-ku dan…

“Sebaiknya kau tidak melakukan hal itu.” Kata Sanha yang muncul tiba-tiba di depanku, dan di belakangnya muncul bintang-bintang lain.

“Memangnya kalian tau aku mau apa? Kau sendiri mau apa?” tanyaku ketus.

“Kau akan segera tau akibat dari menekan tombol itu.” Kata Jinjin. Aku tak sengaja melihat matanya, dan semua itu terjadi…

~flashback off~

Semuanya terbakar. Sekolah, rumahku…juga keluargaku. Ya. Ayah dan ibuku terbakar. Kedua adikku yang kembar masih ada di dalam rumah. Aku berusaha menyelamatkan mereka, tapi sebelum aku sempat menggapai mereka, reruntuhan rumah yang masih sedang terbakar menimpa mereka. Sambil menangis, aku pun lari keluar dari rumah.

Panasnya begitu terasa. Begitu pula sakitnya kehilangan keluarga.

“Itulah akibatnya kalau kau menekan tombol itu.”

Aku tersadar. Air mataku masih mengalir. Tunggu, tadi itu apa?!

“Takut?” tanya Sanha. “Jinjin-hyung…aku rasa tadi itu terlalu berlebihan.”
“Lalu aku harus bagaimana?” Jinjin.

Aku menguatkan hatiku. “Jelaskan padaku apa yang terjadi. Sekarang!”

“Kau baru saja memerintah kami?” Bin “sadarilah posisimu.”

“Kalian yang harusnya sadar! Bumi ini rumahku, bukan rumah kalian! Jadi bersikaplah layaknya tamu.” Bentakku.

Jinjin tersenyum. “Apa kau mau tau kelanjutan dari yang kau lihat tadi?”

Jadi yang tadi masih ada lanjutannya?! “Jelaskan padaku apa itu tadi!”

“Jinjin-hyung bisa…” Sanha

“Diam, Sanha. Dia tidak boleh tau mengenai kekuatan kita.” MJ

“Baiklah hyung…” Sanha

“Kalau kau tidak ingin apa yang kau lihat terjadi, sebaiknya sekarang kau ikut dengan kami.” Eunwoo

Story of the Star [ASTRO FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang