13th Chapter

78 11 0
                                    

*Jihyun’s POV*

Yang benar saja! Kenapa bisa aku kalah dari orang yang pertama kali bermain seperti dia?! Kalah telak pula. Walau aku suka dia, tidak mungkin aku mengalah kan? Aku memang suka dia, dia tampan, bagaimana mungkin aku tidak suka? Tapi kalau soal kalah oleh orang yang pertama bermain, aku tidak setuju.

“Curang! Kamu pasti bermain curang!” kataku

“Memangnya kamu punya bukti? Lagipula aku tidak tega bermain curang padamu…” Eunwoo

“Bisa saja kamu pakai kekuatanmu kan? Kan aku tidak tau kekuatanmu itu seperti apa.” Balasku

“Kekuatanku tidak bisa dipakai untuk hal seperti ini.” Eunwoo

Awalnya dia tersenyum, tapi kemudian raut wajahnya berubah.

“Kekuatanku…bukan sesuatu seperti yang kamu bayangkan.” Eunwoo

Apa…? Apa maksudnya? Memangnya kekuatannya seperti apa?

“Eunwoo…kekuatanmu itu sebenarnya…”

“Ah, ngomong-ngomong, kamu tidak lupa perjanjiannya kan?” kata Eunwoo tiba-tiba. Senyum telah kembali di wajahnya. Tapi itu senyum yang menusuk...

“Eh… perjanjian apa ya?” Aku melihat ke arah lain, pura-pura tidak tau.

“Jangan bohong kau.” Eunwoo tetap tersenyum.

“Aku selaku juri dan saksi menyatakan bahwa Jihyun kalah dan Eunwoo menang. Sesuai perjanjian, pemenang berhak meminta apapun yang dimau dari yang kalah dan yang kalah harus menuruti yang menang!” teriak MJ semangat.

Sial.

“Lihat? Kita punya saksi, jadi berpura-pura bahwa kau tidak tau maupun ingat tidak ada gunanya. Akui saja kekalahanmu.” Kata Eunwoo, masih dengan senyumnya yang menusuk itu.

“Baiklah. Aku kalah. Katakan apa yang kau mau.” Kataku, mengakui kekalahanku.

“Saat ini aku belum punya…aku akan memikirkannya dengan baik. Kalau sudah ada, nanti kuberitahu. Aku janji.” Eunwoo

Kenapa tidak sekarang saja sih?

Memangnya permintaan seperti apa yang ingin dia berikan?


~Di depan makam orangtua Jeonshi~

*Jeonshi’s POV*

“Appa, eomma, bulan ini banyak hal terjadi. Karena begitu banyak, aku tidak tau harus memulainya dari mana.” Kataku pada appa dan eomma. Walau sudah meninggal, tentu aku berharap mereka mendengarnya.

Sementara aku berbicara dengan appa dan eomma, Sanha hanya diam memperhatikan. Kali ini dia tak menggangguku sedikitpun.
Sesudah memberi salam pada orangtuaku, kami putuskan untuk makan dulu sebelum kembali ke kediaman masing-masing.


~di tempat makan~


“Noona, duduklah. Biar aku yang pesankan!” Sanha
“Ah, jangan. Aku tidak mau berutang pada siapapun.” Balasku

“Bukan begitu, aku hanya ingin mentraktirmu saja!” Sanha

“Serius? Untuk apa? Lagipula, memangnya kamu punya uang?” kataku curiga

“Uang? Tentu saja punya!” jawab Sanha bangga.

“Ya sudah, aku bisa makan apapun. Pilih saja yang kau suka.”

Dia pun segera pergi untuk mengantri, berhubung ini tempat makan fast food. Aku melihat kepergiannya dan berpikir sejenak. Memangnya bagaimana dan darimana dia dapat uang? Ah, maksudku mereka.
Bukannya mereka seharian di sekolah? Waktu pulang juga pulang ke apartemen Jihyun dan Chika kan? Jangan-jangan malam hari saat Jihyun dan Chika sudah tidur mereka pergi mencuri?!

Ah, tidak boleh, Jeonshi. Jangan berpikiran negatif! Lagipula kau tidak seharusnya memikirkan apa yang dilakukan makhluk tak jelas sepertinya. Kau kan tidak ada hubungannya dengan mereka.

Aku menggelengkan kepala. Hentikan, Jeonshi. Kau baru saja memutuskan tidak akan memikirkannya, tapi sekarang kau mulai lagi. Sekarang lebih baik pikirkan apa yang akan dilakukan setelah ini. Aku punya tugas sejarah untuk dikerjakan, lalu setelah itu…

“Wah, bukannya kau Lee Jeonshi?” sapa seorang gadis dari belakangku yang entah mengapa suaranya terdengar familiar bagiku.

Tunggu, suara ini jangan-jangan?!

Aku membalikkan badanku untuk melihat sosok gadis itu.

“Kau masih ingat aku kan?” katanya sambil tersenyum. Ya, dia gadis yang dulu menindasku.

Story of the Star [ASTRO FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang