14th Chapter

139 13 1
                                    

*Jeonshi’s POV*

Kim Luna, salah seorang dari 3 orang yang menindasku dulu. Ngomong-ngomong, kenapa dia tidak bersama 2 yang lain?

“Jangan bilang kau sudah lupa padaku dong! Kamu jahat sekali, Lee Jeonshi. Setelah masa-masa yang kita lalui bersama…hihihi” Luna

“Tentu saja aku tak akan lupa…” kataku. Aku teringat masa-masa ketika aku ditindas karena aku menjadi anak yatim piatu. Benar-benar mengerikan…syukurlah aku tetap bertahan.

“Noona! Sudah kupesankan! Ini untukmu dan ini untuk… eh? Siapa gadis ini? Temanmu? Dia cantik sekali!” kata Sanha yang tiba-tiba muncul setelah selesai memesan makanan untuk kami. Dia tidak bisa baca situasi ya?

“Wah, terima kasih atas pujiannya!” Luna tersenyum puas.

“Ngomong-ngomong, gadis cantik ini siapa?” tanya Sanha penasaran.

“Ah, dia bukan siapa-siapa. Aku tidak mengenalnya.” Dustaku.

“Jangan bohong, Lee Jeonshi! Namaku Kim Luna, aku teman baik Lee Jeonshi sewaktu SMP. Salam kenal!” Katanya sambil menatap Sanha lekat-lekat. Tampaknya dia menyukai Sanha…

“Aku Yoon Sanha, ngomong-ngomong kalau kamu benar-benar teman baik noona, kenapa kamu memanggilnya dengan nama lengkap?” tanya Sanha bingung. Pertanyaan yang bagus, Sanha!

“Sudah kubilang aku tak mengenalnya.” Kataku

“Kalau begitu kenapa dia tau tentang kamu?” Sanha. Dasar makhluk kepo!

“Jeonshi sewaktu SMP itu terkenal sekali loh…hihihi. Dia kan satu-satunya anak yatim piatu di sekolah kami.” Luna.

Aku sedikit merasa kesal dan sedih, juga takut mendengar hal itu karena aku teringat masa-masa itu…

“Memangnya kenapa kalau dia yatim piatu?” Sanha

“Sekolah kami kan sekolah terkenal. Hanya anak orang terkenal dan punya banyak harta bisa masuk ke situ. Ayahku kepala sekolah itu. Yah, tapi Jeonshi kan jadi yatim piatu, kenapa tetap sekolah disitu?” Luna tersenyum. “Aku memberinya kesempatan untuk tetap sekolah disitu asalkan dia mau menuruti perintahku.”

Sanha pun akhirnya balas menatapnya lekat-lekat. Dan balasan yang diberikan oleh Sanha itu…


*Chika’s POV*

Merasa bosan di kamar karena tak ada lagi yang bisa kulakukan di kamarku (berhubung komik yang aku punya tak sebanyak di perpustakaan sekolah dan aku sudah membaca semua komik yang kupunya, termasuk beberapa yang baru kubeli dan baru kubaca hari ini), aku memutuskan kembali ke ruang tengah (sebut saja ruang tengah, bukan ruang keluarga atau apapun).

Bin masih ada disana, dia dan Rocky duduk di sofa besar (atau panjang? Aku tidak tau mana yang pas) dan berbincang-bincang. Kira-kira apa yang mereka perbincangkan?

Aku pun duduk di sofa kecil di samping sofa besar itu. Aku menyalakan TV dan mencari siaran apapun yang kira-kira bisa kutonton. Aku menemukan film yang ingin kutonton, tapi itu dimulai sekitar 20 menit lagi. Karena tak dapat menemukan siaran yang menyenangkan selagi menunggu, aku pun memutuskan menonton berita.

Isinya tentu berita biasa-biasa saja, membicarakan hal yang umum terjadi di dunia, seperti bencana alam yang melanda tempat-tempat, dan sebagainya yang sudah dihiasi ‘bumbu’ oleh para wartawan. Aku mengecek jam, sebentar lagi filmnya akan dimulai. Seharusnya 1 berita lagi dan film tsb akan dimulai...

“Tanpa kita ketahui, ternyata keberadaan alien lebih dekat dari yang kita duga.”

Aku terbelalak melihat berita ini. Bin dan Rocky yang sebelumnya berbincang-bincang pun berhenti berbicara dan fokus melihat berita tsb.

“Mereka memiliki rupa yang sangat dekat dengan kita manusia, tidak seperti alien yang pada umumnya kita bayangkan berkulit hijau. Baru-baru ini mereka tiba dari planet mereka ke planet kita, Bumi. Walaupun tampaknya tidak berbahaya, mereka pasti datang untuk menginvasi planet kita.”

Kami semua diam, fokus pada berita tersebut. Pada awalnya pembawa berita itu berdiri sendiri, tapi kemudian muncul seorang lelaki yang katanya adalah seorang peneliti.

“Baru-baru ini kami menemukan salah satu dari mereka. Bergembiralah! Karena kita semakin dekat dengan kebenaran mengenai dunia luar.” Kata peneliti itu.

Di belakangnya, dia ternyata membawa ‘orang’ yang dicurigainya sebagai alien.

“Kalian tentu dapat melihatnya, rupanya sama seperti kita. Hanya saja, yang membedakannya dengan kita adalah dia memiliki kekuatan yang tidak dimiliki manusia. Beruntung sekali dia tidak dapat mengontrol kekuatannya. Mari kita lihat apa yang bisa kita dapat darinya...” peneliti itu mengeluarkan pisau bedah dari kantongnya kemudian perlahan mendekati ‘orang’ itu...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Story of the Star [ASTRO FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang