HUG -GyuPink

HUG #17

Jeep kelabu terparkir didepan gedung rumah sakit. Jeon Jungkook terlihat keluar dari sana, ditemani Kyulkyung yang mengekor di belakangnya.

"Kearah sana!"

Si marga Joo hanya diam mengikuti kemana punggung tegap itu pergi.

Menggigit jari, air mata kelihatan membendung di pelupuk, pipi tirusnya juga merah padam menahan tangis.

Ada banyak rasa takut dalam benaknya.

"Itu mereka." Pandangannya mengarah pada Junhoe, Doyeon juga Taeyong yang berdiri didepan UGD.

"Bagaimana keadaan Mingyu?"

"Lukanya tidak serius. Dokter bilang kaki kirinya terkilir." Si pemuda Lee hanya tersenyum tipis menjawab pertanyaannya.

Kyulkyung menunduk, rasanya cukup lega saat tau bahwa Mingyu baik-baik saja.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Dia bertanya dengan suara kecil, mirip bisikan yang bisa hilang tertiup angin.

"Mingyu terserempet motor setelah keluar dari toko bunga." Doyeon membalas.

Jadi begitu?

Sekarang Kyulkyung tau kenapa telfonnya dimatikan sepihak.

Mingyu tidak berbalik marah karena Kyulkyung melarangnya keras untuk datang ke rumah, tapi karena hal lain, kecelakaan.

"Sudahlah jangan terlalu cemas, Mingyu baik-baik saja kok." Junhoe menepuk punggungnya, memberi gadis itu semangat.

"Kyulkyung." Suara Nenek Kim menyita perhatian kelimanya.

"Nenek maaf." Gadis itu memeluk si tua dengan erat.

"Ini salahku." Dia terisak.

"Kenapa bicara seperti itu?" Sang Nenek kedengaran tidak setuju atas ucapannya.

"Kalau Mingyu tidak bersikeras ingin ke rumahku, Dia tidak akan seperti ini." Surai hitamnya dibelai lembut.

"Nak, ini musibah. Tidak apa-apa." Membuat jarak.

Nenek Kim memberi senyum tipis yang ramah. Tangan keriput itu bergerak menghapus sungai kecil di pipi Kyulkyung.

"Oh ya, ada sesuatu yang ingin Aku bicarakan denganmu. Bisa ikut Aku sebentar?" Kyulkyung terdiam sebentar, kemudian mengangguk.

...

Nenek Kim menyeruput kopi hitamnya pelan-pelan, lalu tersenyum lega menghirup wangi arabika yang khas.

Detik berikutnya, iris hitam itu beralih menatap Kyulkyung. Memperhatikan si gadis Joo yang masih sibuk dengan beragam pikirannya.

Dia tidak mengeluarkan sepatah katapun sejak tadi, hanya menunduk dalam, meremas jemarinya dengan risau. Tidak ada ketenangan pada dirinya.

"Son Eunseo." Wajah Kyulkyung terangkat saat nama itu diucapkan dengan tegas.

"Gadis yang membuatmu marah, namanya Son Eunseo." Ulangnya lebih jelas.

Rahang Kyulkyung terkatup. Bingung harus membalas apa.

Dia tidak ingin membahas hal itu lagi, meskipun separuh hatinya masih penasaran tentang siapa gadis itu.

"Nak, Dia hanya masa lalu Mingyu, tidak lebih. Jadi Aku harap Kau berhenti untuk salah paham."

Hening. Lagi-lagi otaknya buntu untuk sekedar menjawab.

"Cucuku tidak mungkin meninggalkanmu untuk gadis lain. Apa lagi Eunseo. Dari awal mereka hanya dijodohkan, dan itupun batal karena Eunseo pergi di hari pertunangan mereka."