HUG -GyuPink

HUG #14

Jung Eunwoo tertawa keras hingga kepalanya mengadah tak karuan. Suasana kantin yang ramai membuat orang-orang memandangnya aneh.

"Astaga, Aku tidak menyangka! Kau dan Kim Mingyu—Hah hah... HAHAHAHAHAHA."

"Sialan! Diam kau!" Kyulkyung memukul kepala Eunwoo dengan buku tebalnya.

Gadis dengan perawakan berisi itu mengaduh, lalu mengerucutkan bibirnya seiring tawa yang berhenti.

"Lagi pula apanya yang lucu sih? Aku ini hampir kehilangan nyawa kalau saja Ibu menanggapinya dengan serius!"

"Yang penting kan sudah direstui! Lagi pula... penangkapan kalian itu lucu tau hahahahaha."

Kyulkyung mencibir.

"Dasar babi hutan menyebalkan. Aku menyesal sudah memberitahumu."

"Ya ampun, dasar pemarah." Eunwoo menggeleng. Dia mengambil lemon tea diatas meja kemudian meneguknya dengan santai.

"Oh ya, kalau Kau sudah seserius ini dengan Kim Mingyu berarti..." Kening si marga Joo mengerut.

"Apa?"

"Kau sudah melupakan si brengsek Jisoo kan?" Pertanyaan itu membuat Kyulkyung hampir tersedak.

"Jangan memanggilnya sekasar itu."

"Masih suka eh?" Nada sinis Eunwoo terdengar.

"Bukan begitu, tapi kan tidak sopan." Si gadis Jung memutar mata.

"Dia meninggalkanmu tanpa alasan jelas, mana hanya lewat SMS. Bukankah itu namanya brengsek?"

Kyulkyung menghela nafas, lalu menggeleng ringan. Debat dengan Jung Eunwoo tidak akan menemui ujung. Jadi biarkan saja.

"Wah, pucuk dicinta ulam pun tiba." Gadis itu sedikit menggebrak meja.

"Apa?"

Eunwoo mengarahkan telunjuknya pada anak tangga di sebelah kiri. Badan Kyulkyung berbalik mengikutinya, hingga onyx itu menemukan dua perawakan seseorang yang tak asing baginya.

Hong Jisoo.

... Dan Chaeyeon?!

"Unnie?" Mulutnya bergumam.

Kyulkyung tau bahwa Jisoo dan Chaeyeon memang satu fakultas, tapi selama ini Dia tidak pernah melihat keduanya bersama. Apa lagi berinteraksi layaknya teman lama seperti itu.

"Eiy, itu kakak sepupumu kan? Mereka berteman?" Yang ditanya menggeleng, bahunya terhempas ringan.

"Aku tidak tau."

"Hi princess..." Suara bass menyadarkan keduanya.

Kyulkyung menatap Mingyu yang tiba-tiba ada disebelah mereka, tersenyum hangat dengan satu buket mawar merah di tangannya.

"Pangeran datang dududududu...." Gumaman menggoda dari Eunwoo hanya dibalas cubitan Kyulkyung pada pipinya.

Dan ketika Mingyu mengulurkan buket itu padanya, suasana kantin menjadi gaduh. Ada banyak gadis yang berbisik, sibuk menanyakan siapa Kyulkyung dan ada hubungan apa antara dirinya dan si pangeran kampus.

Gadis Joo itu menerima pemberian Mingyu dengan senyum ragu. Dia benar-benar kikuk menghadapi beragam tatapan dari orang-orang yang ada disana.

"Nenek meminta kita untuk datang ke butik. Dia bilang hari ini kita punya jadwal untuk memilih gaun dan tuxedo." Perkataan Mingyu yang cukup jelas membuat para gadis itu menganga.

Yang benar saja?

Seorang Joo Kyulkyung yang tak pernah mereka perhitungkan sebagai saingan berat untuk menarik perhatian Mingyu, sekarang malah mematahkan harapan mereka dengan seenak hati?!