08

1.7K 260 21
                                    

Kini, Kyungsoo sudah berada di bioskop untuk menunggu Eunsoo. Sebelum ia ke bioskop, ia mengantar pulang Hyun Rae setelah berjalan-jalan selama 2 jam di taman hiburan.

Kyungsoo berdiri tak jauh dari pintu keluar bioskop itu. Ia sama sekali tidak tahu, bahwa Eunsoo sudah tidak ada di sana.

Ia melirik ke jam yang ada di pergelangan tangannya.

"Sudah menunjukkan pukul 10.20 malam, namun ia daritadi tidak melihat sosok Eunsoo keluar dari bioskop.

"Apa dia di caffe tadi?" batin Kyungsoo.

Ia akhirnya memutuskam untuk masuk ke dalam bioskop dan mendatangi caffe tempat dia dan Eunsoo menunggu tadi.

Tapi, caffe itu sudah tutup. Kyungsoo mengerutkan dahinya. Lalu, dimana Eunsoo?

Kyungsoo mengedarkan padangannya. Di dalam bioskop hanya ada beberapa pengunjung yang ingin menonton jadwal malam dan beberapa petugas.

"Permisi, apakah anda melihat yeoja ini?" tanya Kyungsoo sambil memperlihatkan foto Eunsoo kepada salah satu petugas kebersihan yang kebetulan lewat di depan Kyungsoo.

"Sepertinya tidak. Maaf, tuan," ujar petugas kebersihan tersebut.

"Ah, baiklah. Terimakasih," balas Kyungsoo.

Petugas kebersihan itu mengangguk lalu meninggalkan Kyungsoo.

Setelah petugas itu pergi, Kyungsoo mencari Eunsoo di sekitar bioskop itu.
Ia juga  mencoba menghubungi Eunsoo berkali-kali, namun selalu operator yang menjawabnya.

Hai, ini Park Eunsoo! Maaf, aku tidak bisa mengangkat telfonmu saat ini! Aku sedang menghabiskan waktu dengan kekasihku. Tinggalkan pesan setelah bunyi pipipipipipip. Kkeke.

Kyungsoo mengusap wajahnya kasar. Ia memutuskan untuk kembali masuk ke dalam mobil.

Di dalam mobil, ia menuliskan pesan kepada Eunsoo dan segera mengirimkannya. Ia menggenggam ponsel itu, berharap Eunsoo membalas pesannya.
Namun, sudah 10 menit tidak ada respon apapun.

"Apa dia sudah pulang?" batin Kyungsoo.

Kyungsoo kemudian menghidupkan mobilnya dan segera memacu mobilnya ke flat Eunsoo.

••••

Eunsoo's POV

Ponsel di samping gue terus geter-geter dan nampilin nama Kyungsoo. Gue hanya noleh dikit.

"Kenapa nelfon? Masih inget gue rupanya," gumam gue pelan.

Karena ngerasa terganggu, gue akhirnya masukin ponsel gue ke tas.

"Maaf menunggu, ini dadar gulung dan soju anda."

Gue ngangguk dan ngelempar senyum ke ahjumma yang barusan nganter pesanan gue.

Ya, setelah pisah sama Baekhyun di taman tadi, gue memutuskan untuk mampir ke kedai makan gak jauh dari flat gue.


Soal pamit pulang sama Baekhyun, cuma alasan aja. Biar dia gak nanya-nanya kenapa gue nangis tadi+ gue mau sendiri dulu.

Gue nusuk-nusuk dadar gulung yang ada di depan gue sambil bayangin Kyungsoo lalu memasukkannya ke dalam mukul gue.

"Tega lu Kyung kek gitu sama gue. Jahat!"

Setelah puas nusuk dadar gulung itu, gue akhirnya minum soju yang udah gue pesen.

"Manisnyaa!! Loh, kok sudah habiss? ahjummaaa~ soju juseyo!"

"Nde."

Gak lama, 1 botol soju yang masih penuh udah ada di depan gue. Gue langsung bilang terimakasih dan kembali meneguk soju itu lagi.

Persetan dah kalo entar gue tiba-tiba ngamuk dan berubah jadi kyubi karena banyak minum. Yang penting gue happy!!

Entah udah berapa lama dan berapa botol soju yang sudah gue tandaskan.
Mata gue udah berat banget, kepala udah pusing dan ngerasa badan gue kembali menggigil. Harusnya, kalo minum soju badan jadi hangat atau gak panas.

Tapi, gue belum puas. Jadi, gue mesen 1 soju lagi sama ahjumma .

"Ahjumma, 1 soju tolong botol lagi, juseyo. Hehe,"

Gue ngeletakkin kepala gue di meja karena ngerasa pusing+ ngantuk.

"Agasshi, kau sudah banyak minum. Kau sudah mabuk."

Gue langsung ngangkat kepala gue dan ngeliat ke samping.
Pandangan gue udah kabur, namun gue masih mengenali sosok ahjumma.

"Kekeke, tenang saja. Aku belum mabuk. Ini yang terakhir, terimakasih ahjumma."

Aku merampas botol soju yang ada di tangan ahjumma itu.
Ahjumma hanya geleng-geleng kepala ngeliat gue setelah itu dia pergi ninggalin gue.

"Soju, soju~~. Mashitaa~. Kekeke.'

Gue nuangin soju itu di gelas. Namun, karena pandangan udah agak kabur, beberapa liter soju itu tidak masuk ke dalam gelas dengan benar.

"Demi Park Eunsoo yang bodoh. Cheers, kekeke."

Baru aja gue mau neguk tuh soju, tiba-tiba gelas gue langsung di rebut sama seseorang.

Sontak, gue langsung liat ke samping dengan mata menyipit supaya objek di depan gue ini terlihat lebih jelas. Pandangan gue udah bener-bener kabur.

"Siapa lo? Ngambil soju orang. Sini, kembaliin," pinta gue sambil julurin tangan ke depan.

Orang di depan gue gak beri respon. Dia malah natap gue tajem.

"Yaudah, lo ambil aja. Gue bisa minum langsung dari botolnya. Lebih enakan dari botolnya juga. Keke."

Baru aja gue mau ngambil botol soju, tuh botol juga diambil.

"Apaan sih? Lo mau soju? Gue beliin. Gak usah ngambil punya orang. Ahjumma, aku pesan---."

"Udah cukup! kita pulang sekarang. Ayo."

Orang yang udah ngerampas soju gue, tiba-tiba megang tangan gue. Tapi, gue langsung nepis tangan dia.

"Uwo, gak usah. Gue bisa pulang sendiri. Rumah gue deket.  Gue masih pengen di sini. Hehe."

"Gak, kamu udah mabuk berat. Ayo," ajak orang itu yang kini udah narik-narik tangan gue.

"Gue bilang nggak ya nggak! Apaan sih! Rese banget! Pergi gak?!" bentak gue dengan nafas tersengal-sengal.

Gue gak nyadar, kalau air mata gue udah turun lagi.

Orang di depan gue diem lalu ngelepasin tangannya dari tangan gue
Bisa gue rasakan, dia natap gue dengan tatapan iba.

''Eunsoo-ya. Ini aku."

Gue mengerutkan dahi dan kemudian tertawa. Entah kenapa gue tertawa, padahal gak ada yang lucu.

"Lo ke-kenal gue? Keke. Siapa nama lo? Minum sama, mau?"

Belum sampai dia beritahu namanya, tiba-tiba pandangan gue langsung gelep.

••••

Note :
Kuro ikut baper waktu nulis chapter ini :"3

🌼He Never Feels  [DKS] 🌼 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang