Italic Words : Just a dream
BGM : Cherry Blossom Love Song - Chen [ OST 100 Days My Husband ]
Ps : terserah mau pasang lagu apa, tapi yang slow dan baper ya :)
••••
"Baiklah Nona Park. Apakah anda sudah siap?"
Yeoja bermarga Park itu menolehkan kepalanya ke belakang dan melihat seorang laki-laki berusia 50 tahun sedang menghampiri dirinya.
"Ayah!"
Yeoja itu berdiri dari tempat duduknya dan segera memeluk laki-laki yang ia panggil ayah itu.
"Haah, ayah tidak menyangka, gadis kecil yang suka menangis dulu, sekarang akan menikah."
Yeoja itu melepaskan pelukannya dan menatap sebal ke arah ayahnya.
"Ayah!"
Laki-laki berusia 50 tahun itu terkekeh pelan kemudian mengangkat tangan kirinya. "Ayo, kita berangkat. Suamimu sudah menunggu."
Yeoja itu tersenyum dan mengalungkan tangannya diantara siku ayahnya.
Keduanya sudah berdiri tepat di depan pintu gereja dan yeoja itu tiba-tiba meminta ayahnya untuk berhenti sebentar.
"Kenapa? Apa kau gugup?" tanya ayahnya sambil menempuk punggung tangan anak perempuannya itu.
Yeoja itu menoleh dan menggeleng pelan dan kemudian tersenyum. "Ayah, aku harap ayah tidak bersedih karena kehilangan diriku. Teruslah hidup sehat dan panjang umur selalu, Ayah."
Laki-laki itu mengernyitkan alisnya dan kemudian mengangguk menerima permintaan anak perempuannya itu.
"Baiklah, aku sekarang sudah lega. Ayo, kita masuk, ayah."
Keduanya akhirnya memasuki gereja dan beberapa undangan yang ada di dalam gereja itu langsung menoleh ke belakang untuk melihat mempelai perempuan yang di dampingi oleh ayahnya.
Seorang namja yang berdiri di altar terus memandangi calon istrinya yang berjalan sangat anggun menuju altar.
Beberapa orang berbisik, menganggumi kecantikan mempelai perempuan itu.
Seulas senyum tulus tak pernah luntur dari wajahnya dan membuat mempelai perempuan itu semakin cantik.
Ketika sudah hampir mendekati altar, ayah dari mempelai perempuan itu perlahan melepaskan kaitan tangan anaknya dan tersenyum hangat.
Yeoja itu membalas senyuman ayahnya dan kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke depan, dimana namja yang ia cintai sudah menunggunya.
Perlahan tapi pasti, ia akhirnya melangkah ke depan dan akhirnya berdiri tepat di sisi orang yang sedari tadi menunggunya.
Pendeta yang ada di depan mereka berdua tersenyum lebar dan memulai peristiwa sakral itu.
Sesekali, namja itu melirik ke arah yeoja yang sangat ia cintai selagi pendeta itu sedang memberikan khotbah.
"Dipersilahkan hadirin untuk berdiri dan kedua mempelai saling melihat satu sama lain."
Kedua insan itu akhirnya saling melihat satu sama lain dan mereka berdua terus tersenyum dalam malu.
"Bersediakah anda, Do Kyungsoo, menerima Park Eunsoo menjadi istrimu, baik suka maupun duka? Disaat sulit ataupun senang?" tanya pendeta itu kepada namja bernama Do Kyungsoo.
Kyungsoo mengangguk yakin. "Ya, saya bersedia."
Pendeta itu mengangguk dan bertanya kepada yeoja yang kedua matanya sudah berkaca-kaca.
"Bersediakah anda, Park Eunsoo, menerima Do Kyungsoo sebagai suamimu baik dalam keadaan suka maupun duka? Disaat senang ataupun susah?"
Yeoja itu mengangguk dan dengan nada bergetar ia menjawab, "Ya, saya bersedia."
Beberapa hadirin yang mendengar janji suci itu menangis bahagia. Dan yang lainnya hanya berkaca-kaca saja.
"Mempelai pria, silahkan memasangkan cincin ke jari manis mempelai perempuan."
Dua orang anak kecil menghampiri Kyungsoo dan menyerahkan sebuah bantal dengan dua cincin diatasnya.
Kyungsoo mengambil cincin itu dan kemudian meraih tangan yeoja itu yang sebentar lagi akan menjadi istrinya.
"Mulai sekarang, kau adalah istriku,'' gumam Kyungsoo sambil memasangkan cincin dengan berlian sebagai matanya.
Yeoja itu sekarang sudah berlinang air mata bahagia ketika cincin itu sudah melekat dengan sempurna di jari manisnya.
"Mempelai perempuan, silahkan memasangkan cincin ke jari manis mempelai pria."
Dengan tangan gemetar, yeoja itu mengambil cincin dan memasangkannya ke jari manis Kyungsoo.
"Aku mencintaimu," gumam yeoja itu dengan nada gemetar ketika ia memasukkan cincin ke jari manis Kyungsoo.
Tepuk tangan yang sangat riuh memenuhi gereja ketika kedua insan itu telah selesai memasangkan cincin di jari pasangannya.
"Baiklah, mempelai pria, kau di perbolehkan untuk mencium istrimu sekarang," ujar pendeta.
Kyungsoo tersenyum dan perlahan ia mengangkat vile yang sedari tadi menutupi wajah istrinya. Kyungsoo melangkahkan kakinya, selangkah lebih dekat dengan yeoja yang sekarang sudah sah menurut agama dan di hadapan Tuhan.
Kyungsoo memeluk pinggang yeoja itu dan membuat yeoja itu terdorong ke depan dan menepis jarak diantara mereka.
"Do Eunsoo. Nama yang indah."
Setelah berkata seperti itu, ia mencondongkan wajahnya dan menutup kedua matanya perlahan dan membiarkan benda kenyalnya berlabuh di bibir istrinya.
Let’s always stay by each other’s side
Never let go of my handThank you
For being by my side▪▪▪▪
KAMU SEDANG MEMBACA
🌼He Never Feels [DKS] 🌼 ✔
FanfictionPilih pacar rasa temen atau Temen rasa pacar ?