Bi,
Kali ini, aku tak akan menulis kenangan pahit
Ataupun kata-kata yang pelik
Aku hanya ingin menunjukkan,
Bahagia pernah menyirami rumah kita dulu.
Bahwa kau dan aku pun punya suatu hal indah yang pantas 'tuk dikenang.
Bi,
Kala itu, Januari sedang gerimis
Tapi, ku dapati senyummu meski tipis
Semesta berbaik hati, aku bersyukur saat itu bisa mengenalmu.
Bi,
Kamu percaya ngga, cinta pandangan pertama?
Aku sih iya,
Karena, kamu adalah bukti nyata dari cinta pandangan pertama.
Bi,
Aku cinta kamu
Bahkan saat sebelum rambutmu terbasuh minyak rambut
Aku cinta kamu
Bahkan saat sebelum kaca mata cupumu terganti dengan kaca mata gaul
Aku cinta kamu
Bahkan saat sebelum rambutmu mengenal gaya.
Bi,
Aku cinta kamu
Dari lama.
Bi,
Wujud nyata dari mencintai yang paling besar adalah melepaskan dan merelakan.
Kamu tahu?
Itu terlalu sulit untukku, Bi.
Atau mungkin saja,
Cintaku tak sebesar bayanganmu
Hanya saja, dia bisa menenggelamkanku.
Keingatan yang bernama, kamu.
//a.s
KAMU SEDANG MEMBACA
Konspirasi Duka
PoetryAku si perindu yang gagu Yang ku terjemahkan lewat kata-kata belagu. "Terima kasih untuk kenangan, 'kan ku coba tuliskan tanpa angan, hanya untuk dikenang saja."