;Arsyakayla
Aku tak tahu cinta, sampai akhirnya kau tunjukkan rasa.
Tentang suka cita dan janji bersama.
Tentang hari ini, esok dan nanti yang akan terus untuk mencinta.Aku tahu, kita kini tak hanya sebuah kata, ia penuh makna tentang aku dan kamu yang ingin menjadi sempurna.
Kamu, lelaki yang dulu bahkan namanya tak pernah bisa aku hapal, yang kehadirannya aku anggap sama dengan angin namun kini semua berbalik. Kamu, lelaki yang namanya selalu aku panjatkan di dalam doa setelah nama Ayahku, yang kehadirannya selalu aku butuhkan layaknya aku butuh udara.
Kamu tahu, Sayang? Suatu hari aku pernah meminta pada sang pemilik semesta tentang sebuah pertemuan yang membawaku pada seseorang, aku tak berharap begitu banyak terlebih untuk dipertemukan pada seseorang yang begitu sempurna, aku hanya ingin diketemukan dengan seseorang yang benar-benar ada, yang cintanya tak hanya sampai di dalam kata-kata karena aku sudah terlalu muak dengan janji manis yang tak bisa aku telan, karena selalu pahit akhirnya.
Aku bersyukur, aku dipertemukan denganmu saat itu, saat perjumpaan pertama kita di toko buku waktu itu. Perjumpaan yang terlalu kaku, bahkan sempat membuat bibir kita kelu. Aku jatuh cinta padamu saat itu juga, aneh memang namun aku tak bisa menyalahkan perasaan sebab sampai sekarang mencintaimu adalah sebuah kebenaran.
Kamu adalah lelaki yang tatapannya penuh dengan cinta, yang selalu merangkulku dengan doa-doa baikmu sebelum aku jatuh tertidur, yang genggamannya selalu berhasil melenyapkan resah serta gelisah yang berada dalam hatiku.
Kamu adalah lelaki yang di dalam kepalamu selalu memikirkan nasib keluargamu, lelaki yang selalu mendengarkan ibumu tanpa pernah mencelanya, menghomartinya dengan penuh perhatian.
Setelah bertemu denganmu,
Aku tak pernah ingin apa-apa lagi terkecuali kesediaanmu untuk bersetia. - katamu.Karenanya sampai sekarang aku selalu berusaha untuk memantaskan diriku bersanding denganmu yang terlalu sempurna untukku.
Sampai sekarang, aku masih terus bersyukur karena dipertemukannya sama kamu. Bahagiaku yang sempurna. - Katamu.
Terima kasih sayang, karena telah menyayangi dengan penuh cinta. Dengan sikap yang begitu hangat. Dengan segala doa serta prasangka-prasangka baik yang selalu kamu tanamkan.
Aku tak mau sempurna, aku hanya mau kamu. Agar menjadi kita. Lantas sempurnalah kita. - katamu.
Terima kasih Arsyakayla, telah membuatku percaya pada kesejatian cinta yang tak pernah aku kenali. Denganmu aku belajar untuk tetap bertahan kala keadaan tak memungkinkan. Selama cinta, aku akan bertahan di hatimu. Karena, hatimu adalah sebaik-baiknya tempat yang tak ingin aku tinggalkan.
Terima kasih Arsyakayla, berkatmu mencintai tak pernah seindah ini.
Tertanda, aku yang tak pernah bosan bertengkar denganmu.
Penuh cinta, Detia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Konspirasi Duka
PoetryAku si perindu yang gagu Yang ku terjemahkan lewat kata-kata belagu. "Terima kasih untuk kenangan, 'kan ku coba tuliskan tanpa angan, hanya untuk dikenang saja."