6 : Cemburu

90 1 0
                                        

April memasuki ruang kelasnya. Setelah ia melangkah melewati dua meja paling depan, ia langsung disambut oleh Agatha yang memiliki jadwal pelajaran yang sama dalam first period nya ini.

"April May June July!" Teriak Agatha

"Plis tha, kaya anak TK " Katanya sambil memutar bola matanya. April meletakkan tasnya beserta map map yang berisikan sejumlah kertas tugas sekolah di meja tempat ia biasa duduk.

"Eh tadi Rava dateng, katanya kalo udah nyampe lo disuruh ketemu dia di kantin"

"Ril"

"Ril" Sekali lagi dipanggilnya nama gadis itu

"Apaan sih, males gue sama dia"

"Hah? kenapa! wah jangan jangan muncul orang ketiga ya diantara kalian?"

"iye orang ketiga, nyokapnya"

April menceritakan kejadian kemarin sore. Reaksi Agatha kaget setengah mati dia tidak pernah mendengar cerita percintaan seseorang yang ia kenal namun terhambat oleh ibundanya sendiri.

"Gila sih Ril"

"hm"

"Ril dicariin Rava!" Teriak Davino dari pintu kelas.

"Ugh get lost Dav!" Teriaknya dari dalam

"ck"

Davino memasuki ruang kelas tersebut, kemudian ia menarik lengan April.

"Woi temen gue mau dikemanaiin" Agatha yang kini cemas ikut terbawa emosi.

"Lo pada budek apa gimana sih, kan gue udah bilang dia dicariin Rava"

"Kalo ga bisa ditebas gue sama big boss" Sambungnya

"Ck udah  ayo gausah tarik tarik lu kira gue pintu Alfamart"

"Ah pintu alfamart gue dorong juga kok walaupun tulisannya tarik"

"Bodoamat dav anjing!"

-o-

Kedatangan April ternyata sudah ditunggu dari tadi oleh Rava -dan mungkin teman temannya- Rava yang sudah duduk manis di kantin memasang wajah datar

"Woi April" Teriak Gio

"April my man!" Sahut Noah

Dengan berat hati, April menduduki kursi tepat disebrang tempat duduk Rava. Rava yang sedari tadi membuang muka, mengalihkan pandangannya ke April. Dua pasang bola mata tersebut menatap parasnya yang cantik bercampur jutek itu.

"Lo kemaren gue panggil kenapa ga nengok?" Tanya Rava terang-terangan.

tidak ada jawaban.

"Gue lagi ngomong sama lo, April Levana"

Nada berbicara Rava meninggi, semua anak-anak yang berada di meja tersebut merendahkan suaranya dan memperhatikan konflik yang terjadi diantara mereka berdua -meskipun mereka kurang tahu apa yang sedang terjadi- Situasi menjadi lebih tegang.

"Rav bisa ga gausah ngomongin itu"

"Gue cuman mau tau keadaan lo, apa itu salah?" Kemudian Rava meninggalkan meja sambil mendorong kasar kursi miliknya. Mengakibatkan keheningan dalam kantin  tersebut. Hanya terdengar bunyi cireng yang sedang digoreng. Gio, Davino dan Noah meninggalkan meja tersebut, membuntuti Rava.

April menopang wajahnya dengan telapak tangannya. Sweater yang ia kenakan perlahan mulai basah akibat air mata yang menetes.

"Gapapa, emang gitu orangnya. Tungguin aja sebentar lagi dia minta maaf kok" Ucap seseorang.

April menoleh kesampingnya. Alex yang biasanya terlihat garang kini berubah menjadi seseorang yang perhatian.

"I..iya" Jawab April dalam isak tangisnya.

"Mau..gue anterin ke kelas?" Tanya Alex, lembut.

Tidak ada jawaban, hanya isak tangis pelan yang terdengar.

"ck udah ayolah" Alex menarik pelan lengan April. April kemudian bangkit dari duduknya sambil menundukkan kepalanya.

Mereka berdua berjalan menuju ruang kelas. Di hallway tersebut tidak begitu banyak murid yang sedang nongkrong.

"Udah ah jangan nangis" Kata Alex sambil mengacak rambut April.

"Udah masuk sana" Sambungnya

"Makasih lex.." Ucap April sambil melempar senyum kecil kepada Alex.

"Iya, udah sana udah mau bel. Da!" Katanya riang dengan melambaikan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya masih beristirahat di kantung celanan abu abu tersebut. Memberi kesan  cool dan cute  at the same  time.

Dari kejauhan, seseorang menatap mereka berdua dengan tatapan dengki dan iri hati. Rava. Rava sedari tadi memperhatikan mereka berdua. Tidak menyangka Alex akan segitunya terhadap aprilnya.

-o-

April menempatkan bangku kosong  yang berada di samping Rava.

"Udah Rav, gapapa"

lelaki berambut hitam kecoklatan itu spontan menoleh.

ia menangguk, kemudian kembali menyruput es teh miliknya.

"April! gue cariin" Kemudian muncul sosok lelaki dengan postur tubuh yang macho namun sangat cute itu. Alex menarik salah satu kursi dari meja lain.

"eh Alex.." Balasnya lembut

"Baca buku apa?" Alex mebalik halaman buku yang sedang april pegang.

"Gue duluan ril" Rava menarik kasar tasnya yang tadinya tergeletak di meja kantin.

"Eh..tunggu..Rava!" April

-0-

wayolo.

Breathe You InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang