"April!" Saut lelaki itu dari belakang
Yang dipanggil pun nengok dan langsung menyimpulkan senyum kecil diwajahnya.
"Pulang kemana?" Tanyanya sembari memasukan kedua tangannya kedalam kantung celana abu-abunya itu.
"Hmm, mungkin 8 woods Rav. Mungkin juga pulang, gatau deh" Jawab April
Rava membentuk mulutnya seperti huruf 'O' sambil mengangguk-anggukan kepalanya.
"Ril gue sama Nadine disuruh Mrs. Joy bantuiin dia anjir" Kata Agatha yang tiba tiba muncul dihadapan keduanya.
"Oh..mm..Ya-yaudah" Kata April sambil terlihat sedang berpikir. "bantuiin apaan?" Tanyanya
"Soal assessment besok, cabut ye" Agatha pun langsung ngibrit kembali ke ruang kelas yang sudah komplit isinya dengan anak-anak suruhan Mrs.Joy alias murid-murid yang tidak mengumpulkan pekerjaan rumah.
"Soo.." Ucap April sambil memainkan jarinya.
Rava menaikkan alisnya, "Ikut gue aja, kalo gamau ya terserah sih" Rava pun meninggalkan April, mungkin ingin mengambil tasnya.
Kini mereka berdua berjalan berdampingan menuju cafe yang dijadikan tempat biasa mereka berkumpul itu.
Rava menghentikan langkahnya, lalu membungkukkan posisi tubuhnya
ngapain? batin April
Rava mengikatkan tali sepatu April yamg ternyata tidak terikat.
"ntar kesandung nabrak orang, hapenya jatoh lagi" Katanya sambil bangkit dari jongkok nya itu.
"Hahah thanks" April meninju pelan bahu Rava
-o-
Keesokan harinya, seperti biasa April dan Rava serta teman-teman dari kedua pihak berkumpul di satu meja sebelum bel berbunyi.
Semua, seperti biasa menunjukkan aksi tidak pentingnya masing-masing diikuti ocehan yang sama tidak pentingnya. Rava dan April sibuk dengan handphonenya masing masing.
"kelas yo ril" Rava bangkit dari duduknya lalu menarik pergelangan tangan April
"Eeh sabar bos" April mengambil tasnya dan mereka berdua pergi dari perkumpulan orang orang gila tersebut.
"Tot mau kemana!" Saut Alex
"Kelas, Duluan!" Saut Rava balik
Agatha dan teman teman Rava lainnya melanjutkan aktivitas kegoblokannya itu.
"Physics kan?" April bertanya sambil menatap wajah Rava dari samping, menunjukkan rahang tajam nya itu.
"Iya" Jawabnya singkat.
"Ril gue mau nanya, lo gimana ke gue" sambungnya
"gimana apan? ngomong apasih Rav"
"Dih menurut lo gue gimana, gitu"
"Lo baik sama gue, perhatian tapigabangetsih. Terus...lo ya i dont know gitu deh" April meletakkan kertas beserta buku buku yang menurutnya tidak penting kedalam lockernya yang berantakan itu.
"Udah kaya pacar ya gue ke lo" Balas Rava disertai dengan tawa garingnya
"Ndasmu" April menoyor pelan pelipis Rava
"Sakit bego" Ucap Rava berlebihan sambil mengusap pelipisnya.
"Lebay, bego" April pun meninggalkan Rava dengan senyuman diwajah lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breathe You In
Teen FictionApril, typical siswi disekolahmu yang hobi melanggar aturan namun berprestasi. Paras cantik yang dimiliki April membuat tidak sedikit lelaki tertarik padanya, walau hanya sekedar kagum. Namun, tidak segampang itu menggapai yang satu ini. Satu hal ya...