9: Ada sesuatu yang baru, sesuatu yang kamu tidak ketahui

84 1 0
                                    

Keesokan harinya, seperti biasa April melangkahkan kakinya menuju ruang kelasnya. Wajahnya terlihat sangat cerah untuk yang sekian kalinya dalan minggu ini. Tas bermerek yang ia gunakan juga menarik kaum hawa yang ada di lingkungan sekolah, walaupun itu bukan tujuan April memakai tas mahalnya itu.

Mengingat kedekatanya dengan Rava dan tugas tambahan yang akan dia kerjakan dengan Rava dengan semudah itu dapat menyenangkan hatinya. Rambutnya yang hari ini diikat menjadi kuncir kuda menggontai sana sini seiring April berjalan lorong demi lorong.

Saat hendak memasuki barang-barang lainya kedalam loker miliknya, mata elang nya menangkap sosok yang ia gila-gilai di pikirannya sedang bersandar di salah satu loker di kelas 11-L. membelakanginya

Namun, raut wajahnya kini berubah ketika menyadari bahwa Rava sedang mengacak rambut seorang gadis yang ada di hadapanya. Dadanya serasa sesak, sulit untuk bernafas. Pikirannya kalang kabut. Mulutnya masih menganga sejak melihat kejadian yang ada dihadapanya.

Ketika ingin menghampirinya, lagi lagi langkahnya terhentikan. Apa waktu serasa terhentikan? Secara, mata nya menangkap pemandangan yang ingin membuatnya mati ditempat. Rava memberi setangkai bunga untuk gadis itu. Kali ini nafasnya benar-benar sesak. Matanya serasa panas karena sedari tadi belum mengedip. Sekalinya mengedip, bulir demi bulir mulai berjatuhan. Pipinya mulai dibahasi oleh air matanya. Kedua sejoli didepannya masih belum menyadari keberadaanya. Tubuhnya lemas, kakinya serasa layu. Tanganya gemetar.

Selanjutnya Rava mencubit pipi gadis itu gemas. Merasa tidak tahan, April memutar tubuhnya dengan cepat dan ia menghantam dada seseorang. Cukup kekar untuk seorang wanita. Ia menengok keatasnya. Alex menatapnya dengan penuh pilu. April menabrak bahu Alex sambil mengusap air matanya yang sudah mengalir deras tanpa memerdulikan Alex dihadapnya yang tidak sengaja melihatnya menangis.

-o-

"Si tolol, terus lo kemanaiin,"
"Yaudah, da"
Dilain tempat Nadine baru saja memutuskan telpon dengan kakaknya yang jarak umurnya hanya satu tahun.

"Gimana?"

"Ketinggalan di apartemen dia di UK"
Memang kakak perempuannya melanjutkan SMA dan kuliahnya di UK sejak lulus dari smp dia sekolah yang sama dengan Nadine cs. Sekolah JHHS.

"ohh" Agatha hanya manggut manggut

Seketika seorang murid memasuki ruang kelas yang sama dengan tergesa-gesa.

"Eh April, " Keduanya spontan menoleh dan saling bertatapan karena melihat April menangis.

April bisa nangis? wow. Dalam hati Agatha.

"Mmm Ril lo kenapa?"

Namun tidak ada jawaban dari gadis yang dari tadi sesugukkan itu. Damn, ini rasanya patah hati ya?. Batinya. Setelah lewat lima menit. April mengeringkan wajahnya menggunakan sweater yang ia kenakan.

"Gue gapapa"

"Perasaan gue nanya udah lima menit yang lalu deh ril.."

April tersenyum getir, makasih mudah bisa buat gue seneng saat gue sedih, walaupun sedikit.

"Haha gue gapapa, cuman masalah kecil"

"Dja yaudah kantin kuy?" Keduanya beranjak sambil perlahan menuntun April yang jalannya masih agak sempoyongan.

-o-

"Dine kayaknya gue tau kenapa" Ucap Agatha setengah berbisik sambil menyenggol Nadine yang sibuk dengan kerupuk kulitnya.

"Kenapa?"

Agatha mengangkat dagunya, kearah Rava dan Rain.

"Iya nih kayaknya"

Tidak sempat melanjutkan percakapannya April keburu datang dengan Jus alpukat yang tadi ia pesan.

"Pada ngomongin apaan sih?"

Karena kedua pasang bola mata milik sahabatnya terlihat memandang ke satu arah dan terlihat mencurigakan, April menoleh kebelakang.

ups, big mistake.

Ia tersenyum, walaupun keduanya tahu itu bukan senyum asli.

"Ohh," April kemudian menyeruput Jusnya. Tatapan matanya menjadi kosong, walaupun tidak sepenuhnya.

Selama beberapa menit ketiganya diselimuti keheningan sampai akhirnya,

"Gabung ya?"

Agatha dan Nadine menoleh keatas, secara mereka sedang duduk di kursi yang mengakibatkan posisi mereka lebih rendah. April? masih menatap meja dengan tatapan souless.

"oh iya santai"

"iya, duduk aja lex"

Tawar keduanya. Mendengar nama yang tidak asing ditelingannya, April menoleh kesampingnya. Alex sedang duduk disampingnya memegang satu gelas es teh manis. April melemparkan senyum terbaiknya.

"Hai" Sapa Alex

"hm"

"Oy 10 menit lagi bel, gue cabut deh" Saut Nadine, si 'anak kesayangan guru' yang takut telat.

"Gue juga ya? ril gapapa kan?" April mengangguk. Kalo yang ini sih pergi ke kelas mempunyai maksud tersendiri.

"Duluan guys" Setelah mereka berdua Pamit, sisa Alex dan April.

April kembali menghisap cairan tersebut melalui sedotanya, namun tidak ada hasil.

"Ril jusnya udah abis tuh, haus banget ya, gue beliin lagi ya?"

"Ng-nggak usah.." Itu dia, senyum andalannya ia keluarkan lagi.

"hmm..Kalo gitu mau gue anter ke kelas?"

April menangguk.

Alex dan April meninggalkan kantin. Ralat, hampir meninggalkan kantin.

"April? Mau kemana?" Teriaknya melihat gadis yang sempat dekat dengannya, menjauhi keberadaanya.

Mau apa lagi sih dia, bisa bisanya masih ngomong sama gue setelah dia jatohin harapan gue ke dia.

"Ke kelas! udah sana pacar lo urusin" April dan Rava sama-sama dibuat kaget oleh ucapan Alex barusan.

Namun bedanya , April tertawa kecil setelah mendengar itu. Sedangkan Rava, ia berapi-api. Pertama karena April tidak menanggapinya, kedua ia menyidirnya pacarnya.

"Yee apaan si Lex" Teriak Gio

"Bentar lagi juga lo jadian tuh!" Tambah Noah.

"Diem lo bedua" Ujar Rava dingin

Kuping Rava memanas. Rava merutuki dirinya sendiri dalam hati.

Setelah yang terjadi barusan, kaki April berhenti melangkah karena di hadapannya adalah kelasnya.

"Yaudah,"

"Iya.." Sial kenapa gue gugup gini...

"Oke" Dengan begitu, Alex memutar tubuhnya, tetapi setelah satu dua langkah ia memutarnya kembali.

"Nanti pulangnya bareng gue mau?"

April menimang nimang tawaran Alex di kepalanya.

"Boleh" Setelah itu mereka saling melambaikan tangan. Seperti biasa tangan kiri Alex masih ada di kantung sebelah kiri celannya.

Senyum keduanya mengembang, segera April menyingkirkan Alex dari kepalanya. Di pikirannya hanya ada Rava.
-

Jia masuk konflik bro
Selamat berpuasa ya bagi yang menjalankan. gue gasabar banget dari awal bikin ni cerita pengen cepet cepet ngerjain

tapi sempet mentok karena sangkin rushing nya gue gue ga plan in konflik nya mau apa

tapi tenang hadirin, gue udah punya semua. Salahkan Math yang mengharuskan gue nyelsain Log book, essay sama ujian minggu depan. Jadi SAMPE ITU SELSAI gue UPTADE CEPET YAY.

Seneng sekolah udah mau abis, tapi kelasnya bubar:( tapi gapapalah jadi bisa ngelanjutin cerita cerita gue di wattpad.

oke das it😊

Breathe You InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang