"Pagi pah" April menyambar roti yang terpampang diatas piring tersebut.
"Abang mana ya?" Bisiknya terhadap diri sendiri. Namun, sang bapak mendengar perkataan putrinya tersebut.
Ia membalik halaman koran dan berusaha tidak memikirkan perkataan April barusan. Tidak lama terdengar bunyi pintu yang tertutup. Mereka berdua menoleh ke sumber suara.
"Rafa, pulang juga kamu" Kata pria berusia 45 tahun tersebut.
Namun yang diajak berbicara tidak mengusik perkataan papahnya sama sekali.
"Lo mau gue anter hari ini?"
"Boleh" April meminum susu hangatnya dengan sedikit tergesa-gesa meningat jam yang sudah menunjukkan bahwa 30 menit lagi kelas akan dimulai.
"Gak usah April, kamu sama supir aja" Lanjut sang bapak yang masih berlagak cuek sambil membaca korannya.
"Ayo" Rafael yang ikut terbawa emosi ingin cepat-cepat meninggalkan meja makan itu.
April yang malas berdebat memutuskan untuk langsung pergi walaupun sempat beberapa kali Papahnya memanggil namanya.
-o-
Hampir saja Rava menancapkan gas menuju sekolah. Namun handphonenya memainkan lagu mama dari My Chemical Romance yang menandakan bahwa ada telfon masuk.
"Halo?"
"Hai Rava,"
"Iya kenapa Rain?" Tanyanya sabar. Sebab pacarnya ini sangat lamban baginya. Hanya saja Rava tidak ingin terlalu keras padanya.
"Hari ini Rain gamasuk ya soalnya ada acara keluarga"
"Yaudah hati hati ya"
"Iya. Kamu juga." Kemudian telfon diputuskan oleh Rava. Ia melajukan motornya kencang. Rencananya Rava ingin merokok, sudah lama pikirnya. Pacarnya, Rain sering melanggarnya. Namun ia pikir lihat saja nanti.
-o-
Suara bola yang beradu dengan permukaan lapangan basket menggema di sekitar bangunan sekolah.
Rava, Noah, Gio dan Aldo sedang sibuk dengan permainan dua melawan dua ini. Mereka berniat menghabiskan waktu 20 menit sebelum bel untuk melakukan olahraga basket ini. Noah berhasil merebut bola dari Aldo, ia juga berhasil memasukan bola kedalam ring. Giliran Rava yang mengambil bola setelah bola tersebut lolos dari ring basket. Aldo membuat jarak antara dia dan Rava.
"Rav sini!"
Namun entah dari mana ada seseorang yang membuat langkah Rava terhenti karena ada seorang perempuan yang sibuk dengan kameranya yang jika ia tidak segera minggir, pasti bolanya akan mengenainya atau Rava dan Aldo akan kalah dalam permainan ini.
Ia mengenakan sweater berwarna hitam dengan rajutan mawar disekitar lengan juga sepatu skate yang senada dengan sweater tersebut.
"Woi minggir bego!" Teriak Rava.
"Ye lapangan luas!" Cibirnya, masih sibuk dengan kameranya.
Rava mendecak sebal, "Gue bilang ming-"
"Ih Apan-"
Secara bersamaan kedua sejoli itu saling bertatapan. Kalimat mereka terhenti ketika sadar mereka saling menghadapi satu sama lain melalui percakapan yang sangat aneh ini menurut April.

KAMU SEDANG MEMBACA
Breathe You In
Genç KurguApril, typical siswi disekolahmu yang hobi melanggar aturan namun berprestasi. Paras cantik yang dimiliki April membuat tidak sedikit lelaki tertarik padanya, walau hanya sekedar kagum. Namun, tidak segampang itu menggapai yang satu ini. Satu hal ya...