13: Menuju prom

70 1 1
                                    

Rava meneguk susu hangat yang sudah disiapkan sekitar lima menit yang lalu oleh asisten rumah tangga kediamanya. Setelah mengucapkan salam pada siapapun itu yang ada dirumahnya, ia meninggalkan halaman depan rumahnya. Hari ini sepertinya ia ingin membawa mobil milik papahny aa. Fakta bahwa mobil tersebut merupakan milik papahnya, sama sekali tidak menganggunya. Rava mengambil kunci mobil yang tergantung di dekat pintu.

Rava memutar kunci dan beberapa detik kenudian mobil itu telah melaju. "Dia nya juga lagi gak di sini" Ucapnya terhadap dirinya sendiri. Yang ia maksut adalah papahnya.

-0-

"Jadi ini yang harus lo urusin ya ril. Kalo lo nau, lo nanti langsung kontak tempatnya aja ya. Klarifikasi aja"

Di lain tempat Mawar sedang sibuk mengurusi acara yang akan datang yaitu prom untuk angkatan diatas mereka yaitu angkatan 12. Tak terasa mereka hampir berpisah. Setidaknya untuk beberapa. April harus membagikan tumpukan kertas undangan dan formulir bagi orangtua murid yang ingin menyumbang untuk acara ini. Tak lupa dengan buku biology yang ia pinjam dari salah satu teman kelasnya, Arsya.

Perlahan April mengangkut semua barang yang tadinya terletak di meja. Kini ia siap mendistribusikan undangan kepada semua murid tak terkecuali murid kelas 12. April yang mendaftarkan dirinya menjadi panitia prom tahun ini ingin bersungguh-sungguh membantu agar acaranya berjalan lancar karena ia ingin memberikan contoh untuk para murid kelas 10 agar kedepanya acara prom night tetap berkesan.

Sekelompok lelaki yang sedang berlarian layaknya bocah yang ditinggalkan di taman bermain, hampir menubruk tubuh April. Untung saja tidak ada selembar pun yang jatuh dari tanganya.

"Woi!" Walaupun tidak jatuh, emosinya sudah terlanjur memuncak.

Salah satu dari kawanan tersebut menoleh "Sori April!" dia Rangga atau yang lebih sering dikenal dengan Gaga.

April menggeleng-gelengkan kepalanya. figur yang tadinya bersandar sambil melipat kedua tanganya datang membantu April dengan bawaanya.

Alex tersenyum singkat "Sini biar gue"
April yang sempat kaget itu kemudian membagi dua jumlah kertas yang dipegangnya.

"Ini dibawa kemana?" Tanya Alex seraya membolak balik kertas demi kertas undangan dan formulir. "Itu ada tulisannya kok lex, yaudah lo bagi-in sekalian boleh ya?" Alex menangguk dengan ragu. Niatnya sih ingin berduaan. Justru disuruh membagikan undangan.

"Hore! makasih Alex, gue bagiin juga ya duluan!" April kemudian meleset ke lorong kluster kelas 12 sementara Alex terlihat kebingungan.

Setelah selesai membagikan undangan, April pergi menuju ruang kelasnya untuk mengembalikan buku biologi milik Arsya. Saat sedang terburu-burunya kakinya melangkah karena ia belum menggunakan jam istirahatnya dengan semestinya, untuk yang kesekian kalinya April melihat Rava dengan Rain.

"Mesti. balikin. buku" April kembali melanjutkan langkahnya, melewati Rava dan Rain. Betapa terkejutnya ia ketika tidak mendengar Rava menegurnya sedikitpun.

April memasuki ruang kelas yang hanya dihuni oleh empat orang murid. Arsya, Rayhan, Audi dan..

"Agatha! Gue cari cariin juga lo!" Agatha dan Audi yang sedang asik mengobrol menoleh kearah April, begitu juga Arsya dan Rayhan. "Ih! yang ada gue kali yang nyari nyariin lo. Buktinya ini gue dikelas lo, nunggu lo balik" Keluh Agatha.

Breathe You InTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang