Pindah tugas

154 6 0
                                    

Cukup lama aku berada di ruangan perpustakaan ini,sejak tadi pagi
Ini sudah menjelang sore banyak sekali tugas yang tuan Hunaif berikan padaku
Aku yang meminta agar pindah ke ruang ini,lebih nyaman
Di kamar itu terlalu risi ,di tambah ada tuan hunaif di dalamnya
Walau ia tidak melakukan apa apa padaku tapi sekali kali ku lihat tatapan tajamnya cukup untuk mengangkat bulu kudukku
Stop..stop...aku tak mau membayangkan yang tidak tidak..

Kemarin waktu libur sempat bertemu teman teman indonesia di market
Mereka membisikiku "Nif pakai ini,..aku lihat ada obat kecil kecil warna putih di tangannya
Apa itu tanyaku padannya??
Dia ketawa masak kamu gak tau...ini buat jaga2 biar kita gak kenapa2 sambil tangannnya di arahkan ke perutnya
Jadi ini.. kataku sambil menutup mulut...
Ya ini pil KB..
Aku membulatkan mataku..sambil menolaknnya

Ya Allah selamatkanlah aku...
Aku masih waras,tidak mau begitu,...

Clek...tiba tiba pintu dibuka..
Kulihat buru2 siapa yang datang tanpa salam..

Laila...kataku agak tertahan
Tidak ada yang tau aku ada disini kecuali tuan muda hunaif
Dan selama ini aku juga tidak pernah cerita pada siapapun

Laila tersenyum padaku..
Tidak ada yang bisa di sembunyikan dari umi Sofia di rumah ini Hanifa..
Katannya padaku..
Sambil melihat kertas kertas yang sedang kukerjakan

Wow kau jadi sekertaris pribadinya ya..
Katannya lagi..
Tenang saja aku tidak akan mengatakan pada siapapun ..
Tapi aku ada pesan dari Umi Sofia untukmu..

Aku tetap diam saja
Ada rasa salah,ada rasa takut bercampur menjadi satu..

Selesaikan tugasmu ini hanifa,setelah itu Umi Sofia ingin bicara denganmu..
Sambil menepuk pundaku..
Yang tiba tiba lemas terasa tak berdaya

Aku duluan ya... katanya ..
Besok kalau ada waktu aku main kekamarmu ..
Jangan lupa bagi cerita sama aku ya Nif..
Sambil tersenyum nakal padaku..
Jangan kaku gitu mukamu katanya sambil berlalu..

Wah gimana gak kaku..
Gimana nasibku..
Jangan jangan umi Sofia memecatku..
Gimana mama kalau semua itu terjadi!!!!
Mama...maafin Nifa yang lagi terlena ini...

Ku beranikan mengetuk pintu ..
Salam pertama tidak di jawab..
Salam kedua masih juga belum..
Hufff,...ini yang terakhir batinku..
Di depan kamar umi Sofia
Lebih tepatnya bukan kamar,tapi rumah kecil..
Karena ukurannya besar 5kali lipat dibanding tempat kami..
Salam ketiga..
Ya masuklah ..kata umi Sofia..

Ku tundukan kepalaku..
Hanifa duduklah..
Kamu pasti sudah tau kenapa aku memanggilmu..
Aku menganggukan kepalaku pelan..

Aku beri tau Hanifa..
Ini peringatan pertama dariku..
Aku tidak bisa mengawasimu 24 jam
Dan aku tau bahwa aku tidak ada kuasa menahan tuan muda Hunaif kepadamu
Tapi dengarkan aku
..aku tidak bisa bertanggung jawab atas apa yang terjadi padamu jika terjadi hal hal yang tidak di inginkan
Dan jangan pernah bermimpi jika terjadi sesuatu padamu maka keluarga ini akan mempertahankanmu.
Ucapannya perlahan dan lembut sekali..
Tapi itu cukup membuatku menjadi patung ..
Umi Sofia benar sekali yang ia katakan..

Aku ada tawaran untukmu..
Tidak mungkin aku memecatmu hanya karena hal seperti itu..
Kemarin tuan muda Abelart bercerita kepada mrs.Hamdan tentang apa yang ia lakukan padannya
Raut mukaku sedikit berubah,apa mungki itu jadi masalah juga batinku???
Mrs.Hamdan sangat terpesona dengan sikapmu pada mereka berdua
Beliau meminta jika kau setuju dan mau
Mulai besok kau yang bertugas menjadi maid kusus bagi mereka
Huff...ternyata tidak seperti yang kubayangkan..
Aku bersegera mengangguk dengan semangat..

Umi Sofia tersenyum dan sedikit tertawa kecil melihat sikapku..
Baiklah mulai besok kamu pindah tugas
Siap...!!!kataku bersemangat..
Anda tidak akan kecewa dengan sikapku Umi Sofia insyAllah,aku bisa di percaya
Ucapku sambil tersenyum..

Ia berdiri dan mengusap kepalaku..
Pergilah istirahat
Ini sudah terlalu larut untuk memulai tugasmu besok pagi..
Aku berdiri membalikan badan,mengucap salam dan segera berlalu..
Kulihat umi Sofia masih memperhatikanku..
Entah apa yang ada dipikiranya saat itu...

Hunaif Love Hanifa...???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang