5. PURE AMOUR

3.8K 434 53
                                    

Pada pukul tujuh pagi, Kawaki sudah tidak menemukan ibunya di rumah. Saat berdiri di pertengahan anak tangga, ia dapat melihat sarapan sudah dihidangkan di atas meja makan. Itu pasti ibunya yang melakukan itu, karena pelayan di rumah datang tepat pada pukul delapan pagi.

Ia turun dari anak tangga menuju kursi, tepat saat itu Boruto turun dari tangga dan segera mengambil duduk.

"Apa ibu sudah sarapan sebelum pergi?" Kawaki tersentak, berhenti mengambil mangkuk. Pertanyaan itu membuatnya bergeming. "Bukan hal biasa seperti ini. Setiap kali ibu membuka cabang baru, setidaknya selama seminggu dia benar-benar sibuk."

Benar, hal ini bukan sekali atau dua kali mereka mengalami hal serupa. Namun apa yang lebih menguntungkan bagi mereka di sini adalah bisa merasakan masakan rumah di setiap pagi. Bukan berarti jarang merasakan masakan Hinata, namun bagi mereka adalah pembuka utama di pagi hari yang paling menyenangkan yaitu, merasakan masakan ibu.

Jika Hinata di rumah, dan bangun telat. Tidak ada yang sampai hati untuk membangunkan wanita itu, hanya untuk menyiapkan sarapan. Oleh karena itu, Kawaki terkadang menjadi koki mendadak di rumah. Pula juga ia tidak keberatan melakukannya.

Tengah sibuk menikmati sarapan, pandangan mereka teralihkan ke arah pintu. Kou datang menghampiri. "Bukankah kau pergi bersama ibu hari ini?" Boruto mengernyit, meletakkan sumpit di atas mangkuk.

Kou menggeleng kepala, "Nona meminta saya untuk mengantar Anda pergi ke rumah Uzumaki."

"Apa?" ia tidak habis pikir, ibunya tidak menggunakan sopir agar membuatnya bisa pergi ke rumah Uzumaki. Ternyata ibunya benar-benar serius. Boruto menghela napas, padahal hari ini dia memiliki niat untuk segera kabur agar tidak ada yang bisa mencarinya, demi memaksa bertemu dengan kakek dan neneknya.

"Ikuti saja perintah Ibu," Kawaki selesai dengan makanannya. Ia memberi perintah agar Boruto naik ke atas, segera bersiap-siap ke rumah nenek mereka. "Lebih cepat lebih baik, kau bisa mencari alasan nanti, jika kau memang ingin pergi."

Bukan ide yang buruk, pasti kakek atau neneknya bertanya-tanya kenapa dia datang tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Setidaknya ia menampakkan wajah di sana, lagi pula tidak ingin mengabaikan permintaan orang tua.

Boruto segera naik, Kawaki memandang datar sampai benar-benar Boruto masuk ke dalam kamar. Lalu ia menoleh menatap pria di sampingnya. "Apa kau memiliki jadwal ibu hari ini?"

Ada suatu kebiasaan yang selalu diterima Kou ketika mereka bertemu. Seperti halnya ini, Kawaki selalu memeriksa jadwal Hinata. Memastikan tidak membuat wanita itu lelah dengan jadwal yang begitu padat. "Jika tidak ada jadwal lain selain mengurus restoran, kau tidak perlu memberikan keseluruhan." katanya.

Meskipun Kou tidak selalu berada di sisi Hinata, namun hampir keseluruhan ia selalu diberikan tugas mengatur jadwal. Bahkan ia sampai mengatur jadwal keluarga Uchiha sendiri, karena selalu mendapat perintah langsung dari Neji.

Ponsel di atas meja mengalihkan perhatian Kawaki, sebuah file baru saja dikirimkan oleh Kou. "Itu keseluruhan jadwal hari ini," Kou memasukkan ponsel kembali. "Jika Anda ingin mengubahnya, beritahu saya."

"Kou aku sudah siap, antarkan aku sekarang." Boruto turun dari tangga, pemuda pirang itu terlihat lebih rapi dengan pakaian formal. Dari tempat duduknya, Kawaki bahkan bisa mencium bau parfum.

"Hei, berapa banyak botol parfum yang kau tuangkan di bajumu?" pemuda itu tidak menanggapi dan hanya bisa mengumbar senyuman.

Adiknya itu sengaja melakukannya, menyemprotkan banyak parfum. Tentu saja untuk membuat neneknya tidak merasa nyaman, sehingga tidak mengambil ciuman dengan sembarang. Karena Kushina memiliki hidung yang sangat sensitif ketika mencium bau parfum yang cukup menyengat.

Pure AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang