Vote dulu sebelum baca yuk!!!
.
.
Musim dingin ke-empat yang ia lewati tanpa menatap sosok yang sangat ia cintai. Hanya potret sosok cantik pemilik senyum indah yang menemani setiap detik kehidupannya. Berbicar, tersenyum, tertawa dan menangis! Ia lakukan di depan figura yang tertempel di setiap sudut ruangan pribadinya.
Empat tahun telah terlewati sejak kejadian terkelam dalam hidupnya. Untuk ke dua kali, lelaki itu di tinggalkan oleh seseorang yang sangat berarti di hidupnya. Sang ayah dan juga seorang gadis yang telah menguasai hatinya, Kim Yerim. Terlebih cara ke duanya pergi pun sama, karena kecelakaan.
" Tuan Jeon! Presdir sudah menunggu di ruang rapat "
Jeon Jungkook! Lelaki itu menoleh saat suara sang sekertaris memasuki indra pendengarannya. Masih dengan raut wajah andalan _datar_ ia mengangguk pelan. Berjalan dengan langkah tegas melewati sang sekertaris yang lagi-lagi hanya bisa menghela nafas dalam. Menghadapi atasannya yang acuh itu bukan hal yang mudah, sekalipun ia telah terbiasa.
Lelaki dengan kulit pucat tersebut hanya bisa mengikuti dibelakang atasannya itu dalam diam. Tak merasa perlu bicara karena rapat kali ini bukan sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan atasannya. Mungkin juga hanya pertemuan biasa untuk membicarakan hal pribadi. Karena tidak ada tema dalam rapat kali ini.
Hwang Minhyun! Lelaki itu membuka pintu dan mempersilahkan atasannya tersebut untuk masuk. Ia menutup kembali pintu ruang rapat sebelum memutar tubuhnya dan memperhatikan orang-orang yang telah duduk di posisi masing-masing. Dan benar, hanya orang-orang yang ia tahu sebagai kerabat bosnya yang ada diruangan tersebut.
Minhyun duduk di samping kiri atasannya. Dengan ragu, dia menatap Jungkook yang hanya menunjukkan wajah datar tanpa kata sapaan.
" Ada apa? " Tanya Jungkook datar.
Lelaki itu meneliti setiap wajah yang duduk di ruangan tersebut. Lima wajah yang telah menemani dan tentu saja membantunya selama ini.
" Rapat dewan akan di adakan minggu depan. Masih belum mau membicarakannya? "
Seorang pria paruh baya yang memiliki jabatan tertinggi di antara mereka membuka suara. Jungkook menatap pria itu sejenak, menghela nafas dalam sebelum menghempaskan punggungnya untuk bersandar.
" Tidak sekarang "
" Lalu kau mau menunggu sampai kapan Jung? Tidak ada yang meragukan kemampuanmu, dan kurasa usiamu sudah cukup matang untuk memimpin sebuah perusahaan " Tutur seorang wanita dewasa yang duduk di samping kanannya.
Jungkook mendengus kasar. Ini yang paling tidak ia sukai jika ikut dalam pertemuan yang sama sekali tak berhubungan dengan pekerjaan. Ia tak suka jika mereka memaksanya agar segera menggantikan posisi presdir Lee untuk memimpin perusahaan.
" Aku masih membutuhkan waktu " Ucapnya.
Lee Howon! Pria itu hanya bisa menundukkan kepala dan menghela nafas pelan. Jungkook sudah ia anggap seperti putranya sendiri, mengingat persahabatannya dengan ayah pemuda itu. Ia juga tahu, masa lalu seperti apa yang mengubah sikap lelaki yang di pandang hampir sempurna oleh pegawai perempuan di perusahaan mereka.
" Apa yang kau tunggu sebenarnya? " Ucapan keras itu datang dari wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu lelaki tersebut. " Sebagai CEO muda kau sudah sukses dengan kemampuanmu, dan di usiamu sekarang ini ibu yakin kau bisa menjadi pemimpin yang baik. Juga, kau sudah cukup dewasa untuk menikah Jung! "
Minhyun melirik atasannya tersebut. Melihat ekspresi seperti apa yang di tunjukkan lelaki yang dua tahun lebih muda darinya itu, menanggapi ucapan yang ia tahu sangat tak disukai oleh bosnya tersebut. Dan masih dengan wajah datar, Jungkook menatap tak suka pada sang ibu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL (2) || √
Fanfiction[ COMPLETE ] Read first 'Tomorrow Will Surely Come' - then enjoy this story!! . . No matter how many times this season comes around I swear that my love won't change Waktu tidak pernah mempermainkanmu! Dia ( sang waktu ) hanya sedang mengujimu. Senj...