Chapter 12 _ Wishper Of

3.4K 426 11
                                    

Vote sebelum baca ya...

Masih ada yang setia nungguin update-an ini ff??? Atau udah pada bosen, terus ninggalin lapak??? Maaf ya ngaret... Tapi kalo misal di chapter ini responnya lumayan, aku langsung update next chap. nya!!!

Soooo VoMent Juseyooo

.

.

I feel so empty since you left me

It's like i don't even know how to explain

Mereka masih terdiam di tempat duduk masing-masing. Balkon villa yang terbuka, tak melindungi tubuh mereka dari sengatan matahari yang baru beberapa saat lalu muncul setelah awan kelabu bergeser menjauh. Panas yang ternetralisir dengan adanya angin kencang yang berhembus.

Yeri duduk dengan tangan bertaut di atas pangkuannya. Tertunduk dengan fokus mata terarah pada jemari kakinya yang tak beralas. Sementara di depannya, Jungkook hanya mengulum senyum dengan menatap dalam sang gadis.

Keterdiaman yang tak terasa canggung – menurut sang lelaki. Karena hanya dengan seperti itu, ia sudah merasa nyaman tanpa harus mengucapkan banyak kata. Tapi berbeda dengan apa yang Yeri rasakan. Gadis itu terlihat tak nyaman dalam duduknya, meremas tangannya berkali-kali tanpa tahu apa yang harus ia katakan untuk memulai pembicaraan.

" Aku sangat merindukanmu, Yeri! "

Gadis itu mengangkat kepalanya cepat. Menatap Jungkook yang baru saja bergumam pelan. Dia hanya mengerjab beberapa kali tanpa tahu harus membalas apa. Dan hanya mengulum senyum sebelum kembali menunduk. Menyembunyikan rona merah di pipinya akibat ucapan rindu lelaki itu.

" Jadi... kau sudah mengingat semua? " Jungkook kembali membuka suara.

Yeri menarik nafas pelan dan berdehem. Mengangkat kepalanya, gadis itu menatap ragu lelaki di depannya. Bibirnya terbuka, siap meluncurkan kata-kata untuk menimpali pertanyaan si lelaki. Tapi sesaat kemudian, gadis itu kembali mengatupkan bibirnya. Menggigit kecil bibir dalam dan berakhir dengan anggukan pelan.

Jungkook tersenyum kecil. Bangkit dari duduknya, lelaki itu berjalan menghampiri Yeri – untuk kemudian duduk di samping sang gadis. Lelakai itu mengambil sebelah tangan Yeri, menariknya ke atas pangkuan dan menggenggamnya erat.

" Kau ingat! Lalu kenapa tidak menemuiku hm? " Pertanyaan itu terlontar dengan nada lembut. Jungkook mengambil nafas dalam, mengembangkan senyum dan menatap lembut gadisnya. " Ku pikir memberimu waktu sendiri bisa sedikit mengurai masalah. Tapi menurut Mingyu! apa yang aku lakukan adalah hal bodoh, apa kau berpikir sama? "

" Mungkin! Awalnya aku memang berpikir dengan menyendiri bisa membuatku lebih baik, tapi setelah mengingat semuanya – aku justru semakin gelisah "

" Kenapa? "

Yeri menghela nafas dalam, memalingkan wajah ke samping – menghindari bertatapan langsung dengan Jungkook. Perasaan ragu kembali muncul ketika topik pembicaraan yang ia pikir masih tak nyaman untuk mereka bicarakan – terangkat.

Melihat hal itu, Jungkook mengulurkan tangannya ke wajah Yeri. Menangkupnya lembut dan membawa untuk menghadap padanya. Lelaki itu tersenyum hangat...

" Katakan! Apa yang membuatmu ragu bertemu denganku, bahkan ketika ingatanmu telah kembali " Ujarnya lembut. Sejenak Yeri menatap dalam lelaki dihadapannya, kemudian menghela nafas dalam. Lalu menunduk.

" Aku ingat saat terakhir kali kita bersama " Gadis itu memulai. " Saat aku melihatmu berada di seberang jalan, menungguku... "

Jungkook tentu ingat hari itu. Hari terburuk dalam hidupnya, karena pada hari itu adalah awal lembar kelabu kehidupan cintanya di mulai. Di depan matanya, ia menyaksikan bagaimana tubuh mungil gadis itu terhantam mobil dengan keras. Hari itu... awal dirinya kehilangan Yeri.

ETERNAL (2) || √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang