" Terima kasih " Ucap Yeri pelan setelah menerima secangkir teh hangat yang baru saja Jungkook buat untuk mereka.
Hari ini mereka kembali melewatkan jam kantor setelah makan siang. Menghabiskan sore bersama di ruang tengah rumah sederhana milik Jungkook. Mengisi keheningan yang tercipta di rumah tanpa ada orang lain saat ini.
Jungkook mendudukkan dirinya di samping Yeri. Menepis jarak di antara mereka dengan terus menggeser posisinya mendekati sang gadis disaat gadis itu terus bergeser menjauh dengan gerakan canggung. Hingga lengan sofa di ujung itu mengakhiri gerakan mereka. Jungkook terkekeh menyadari situasi tersebut, meletakkan cangkir yang sejak tadi masih ia genggam ke atas meja sebelum meraih pinggang Yeri.
" Setelah pembicaraan kita tadi, kenapa masih menghindariku hm? "
Yeri hanya bisa menunduk dengan tubuh kaku akibat tangan Jungkook yang dengan tidak tahu malunya terselip di pinggangnya. Meski mungkin benar apa yang di bicarakan oleh atasannya itu, tapi untuk dirinya yang masih erasa asing tentu saja kedekatan itu tidak wajar. Yeri menghela nafas dalam sebelum memberanikan dirinya untuk mendongak dan menatap wajah tampan dihadapannya dengan jarak terlalu dekat.
" Jungkook-ssi! "
" Oppa! " Sahut lelaki itu memotong panggilan lirih gadis itu. " Kau harus memanggilku 'oppa' Yeri " Lanjutnya menjelaskan.
Yeri memincingkan matanya, menatap lurus pada Jungkook. Tidak begitu saja menurut pada apa yang lelaki itu pinta. Seingatnya, sejak dulu ia tak pernah memanggil orang lain dengan sebutan itu selain kakak kandungnya – Myungsoo. Dan Yeri yakin tidak akan semudah itu memanggil lelaki di hadapannya dengan 'oppa' sekalipun dia adalah kekasihnya – dulu.
" Apa dulu aku selalu memanggilmu seperti itu? "
Dan pertanyaan Yeri itu nyatanya tak bisa membuat Jungkook menjawab dengan lantang. Lelaki itu tentu saja tahu bahwa gadisnya tidak pernah memanggilnya seperti itu secara langsung. Dan pada kenyataannya, Yeri hanya menuliskan kata itu untuknya satu kali.
" Jungkook-ssi... " Pantaunya.
" Baiklah Yeri, Tidak! Kau tidak pernah sekalipun memanggilku 'oppa' tapi kau pernah sekali menulisnya... aku jujur tentang itu. Dan bisakah kau menghilangkan panggilan formal itu untukku?! Aku tahu kau tidak ingat, tapi bagiku itu sangat menggelikan saat dirimu yang memanggilku seperti itu "
Yeri menggigit bibir bawahnya, merasa tidak enak dan ada sedikit rasa menyesal mengapa ia harus kehilangan sebagian memorinya. Gadis itu mengusap tengkuknya canggung dan kembali menunduk.
" Panggil aku Jungkook, bisa? " Pinta lelaki itu dan dengan gerakan ragu Yeri mengangguk.
" Jadi, apa hubungan kita sekarang? "
Yeri tersentak dengan pertanyaan itu, matanya melebar sempurna dengan mulut sedikit terbuka. Jungkook terkekeh geli melihat bagaimana reaksi gadisnya. Lelaki itu tidak benar-benar serius bertanya tentang status mereka kini, meski dalam hati ia sangat berharap. Tapi Jungkook masih bisa menunggu untuk gadis itu lebih bisa menerima.
" Tenanglah! Aku tidak akan memaksakan hubungan kita, cukup dengan kau menerima keberadaanku di sisimu aku sudah sangat bersyukur "
Gadis itu menghela nafas lega dan membalas senyum Jungkook. Meski ragu, ia akan berusaha menerima cerita masa lalu yang Jungkook ceritakan. Tidak bisa menjamin memang, tapi setidaknya lelaki itu tidak memaksakan kehendaknya atas hubungan mereka.
" Terima kasih " Ucap Yeri pelan.
" Tidak Yeri, aku yang seharusnya berterima kasih padamu. Terima kasih telah kembali, dan terima kasih telah memberiku kesempatan ke... tiga – mungkin " Yeri terkekeh mendengar ucapan terakhir Jungkook yang terdengar ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL (2) || √
Fiksi Penggemar[ COMPLETE ] Read first 'Tomorrow Will Surely Come' - then enjoy this story!! . . No matter how many times this season comes around I swear that my love won't change Waktu tidak pernah mempermainkanmu! Dia ( sang waktu ) hanya sedang mengujimu. Senj...