Chapter 9 _ Remember

3.2K 425 5
                                    

What kind of feeling would it be, to live with traces of you erased?

Can you live with an empty place in your heart?

Tiga musim telah berlalu setelah pertemuan kembali mereka yang pertama. Di akhir musim semi ini, Yeri lebih banyak menghabiskan waktu luangnya dengan merenung. Dalam kepalanya, penuh dengan angan masa lalu. Penasaran bagaimana kenangan dalam memorinya yang hilang.

Sabtu pagi ini, ia telah siap dengan celana jeans biru dan kemeja putih lengan panjang. Rencana hari ini, gadis yang menggerai surai hitamnya itu akan menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan seorang diri. Mengalungkan tas selempang berwarna hitamnya, Yeri berjalan keluar kamar.

Keadaan rumah telah sepi, karena keluarga kecil kakaknya telah pergi ke taman hiburan. Gadis itu melanjutkan langkahnya keluar rumah, berjalan kaki menyusuri kompleks perumahan menuju jalan raya. Tempat pertama yang ingin didatanginya adalah toko buku yang pernah ia kunjungi beberapa kali saat baru pindah ke kota tersebut.

Yeri melirik jam di pergelangan tangan kanannya, pukul 10.12 a.m. Matahari telah meninggi, dan ia tak ingin terlalu lama tersengat panas yang mempu membakar kulit. Yeri sedikit berlari menuju halte bus untuk berteduh. Menunggu beberapa saat sampai bus tujuannya datang dan memulai perjalanannya hari ini.

Gadis itu turun di halte tujuannya, sedikit berjalan ke arah barat untuk bisa menemukan toko tujuannya. Langkahnya riang dan sedikit tergesa kala matanya menangkap pintu kaca bening toko buku tersebut. Yeri membuka pintu dengan semangat dan menyapa riang kakek penjaga toko.

" Selamat pagi kakek! "

Langkahnya berlanjut menuju lorong terdalam. Dimana kumpulan novel berbagai genre terletak. Gadis itu berhenti di depan rak tersebut, mengamati satu persatu buku untuk menemukan judul yang menarik baginya. Setelah beberapa saat mengamati, pandangannya jatuh pada satu buku dengan sampul berwarna merah dengan judul 'We Belong Together'. Karena letaknya yang tinggi membuat gadis itu semakin merapat pada rak dan berjinjit berusaha menggapai buku yang ia inginkan.

Yeri melompat kecil demi mendapatkan buku tersebut. Kerugian memiliki tubuh kurang tinggi, salah satunya ia rasakan sekarang ini. Mengambil sesuatu yang letaknya jauh lebih tinggi dari ukuran tubuhnya ditambah uluran tangan, masih tak mampu menggapai. Dan itu sangat menyulitkannya juga ketika pergi belanja ke supermarket.

Ia berhenti dari usahanya melompat. Menatap sekeliling untuk meminta bantuan orang lain, namun ketika tak menemukan seseorang dengan tinggi badan yang bisa di harapkan, Yeri mengdengus kesal. Dan sekali lagi, gadis itu mengambil ancang-ancang untuk kembali melompat. Dan...

Hap!!

Dia berhasil meraih buku tersebut. Tapi sayangnya, Yeri tidak memegangnya melainkan hanya menarik buku itu keluar dari rak dan terjun bebas mengenai kepalanya sebelum mendarat di lantai.

Gadis itu memekik pelan, merasakan sakit di keningnya yang baru saja dijatuhi sebuah buku yang lumayan tebal. Yeri mengusap rasa sakit di dahinya yang lambat laun menjadi rasa pening yang tiba-tiba menyerang. Dan tanpa bisa di cegah, kilatan suatu kejadian berputar di kepala gadis itu.

" Apa kau baik-baik saja nona? " Wajah lelaki yang ia ketahui bernama Jaehyun itu bertanya. Yeri memejamkan mata ketika rasa sakit dikepalanya bertambah.

" Ah maafkan temanku nona. Apa buku ini milikmu? "

" Sekali lagi kami meminta maaf atas nama teman kami. "

Bayangan yang melintas di kepalanya itu sangat jelas. Yeri bisa melihat wajah Jungkook dan para sahabat lelaki itu yang pernah ia temui beberapa kali saat makan siang bersama. Yeri yakin itu pernah terjadi padanya di masa lalu. Tapi dari kejadian tersebut, ia rasa mereka tak saling mengenal.

ETERNAL (2) || √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang