Bukannya sekali atau dua kali, tapi ini sudah sering terjadi. Kali ini masih ibu maaf'kan, tapi lain kali kamu tahu sendiri akibatnya!, PAHAM. Pa...ha...m bu, dengan langkah yang sangat pelan aku langsung menuju pintu keluar. Dengan raut wajah yang sangat kusut, langkah kaki ku menuntun untuk masuk ke dalam kelas.
Ada apa Can?, tanya Jordhi. "Aku tadi habis dimarahi sama ibu Sarah", memangnya apa yang ibu Sarah bilang ke kamu?, tanyanya dua kali. "Kalau aku terlambat lagi datang ke sekolah, ibu Sarah bakalan skors aku!", serius kamu Can?. Tanyanya tiga kali. Iya Jor, kamu tidak melihat muka ku sudah sangat serius ini!.
Ya, maaf Can. Aku pikir kamu hanya bercanda, ya sudahlah mau diapain lagi, makanya lain kali kamu itu datangnya harus tepat waktu!. Pasti tidak akan kena marah sama ibu Sarah.
Aku hanya bisa diam dan mendengarkan nasehat Jordhi, tanpa ditunggu-tunggu akhirnya bel masuk berbunyi. "Pelajaran apa selanjutnya?", tanya Rani. Setahu aku habis ini pelajarannya pak Samsul. "Pak Samsul, siapa dia?", tanya ku dalam hati.
Tidak lama kemudian datanglah seorang pria yang memiliki kumis tipis, dan warna kulitnya putih ke cokelat-cokelatan.
***
"Selamat pagi anak-anak", sapanya dengan suara yang sedikit lantang. "Pagi pak", siapa dia?, tanya ku kepada Jordhi. Kamu tidak tahu Can?, dengan polosnya aku mengatakan, "kalau aku tidak mengenalinya sama sekali".
Kamu ini bagaimana sih, masa tidak mengenalinya sama sekali?. Tidak Jor, memangnya dia ini siapa?. Rasa penasaran ku semakin menjadi-jadi. "Dia ini adalah guru matematika, yang menggantikan pak Daniel", ujar Jordhi.
"Perkenal'kan nama bapak adalah Samsul, di sini bapak sementara menggantikan posisi guru kalian". Itulah yang di ucap'kan dari mulut seorang guru matematika."ini'kan bapak yang aku temui di depan pintu kantor tadi?", gumam ku di dalam hati.
Sebelumnya bapak mengajar di kelas IX-3. "Ya, saya tahu kalau bapak ini mengajar'kan ilmu pasti di kelas sebelumnya!". Seperti api yang menyambar sesuatu, entah ada apa dengan si Andre ketua kelas IX-5, yang sangat cerewet itu. Tiba-tiba menjawab perkataan pak Samsul dengan sedikit ocehan yang sangat lumayan pedas.
"Ya, baguslah kalau kamu sudah tahu!". Seolah-olah si pak Samsul membalasnya dengan sedikit bualan, yang membuat Andre langsung diam terpaku menatap matanya yang sedikit berwarna cokelat muda itu.
***
Sorry ya semua, lambat ngepublisnya
Karena terhalang dgn tugas2. Mohon dukungannya
Untuk cerita pertama ku, semoga kalian suka😊"Jangan lupa vote ya"!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
SEBENARNYA...
Fiksi RemajaAda seorang gadis yang berusia 15 tahun, yang menduduki bangku kelas IX. Dan dia memiliki 2 teman akrab atau bisa dibilang sahabatnya. Pada suatu hari ada seorang anak baru yang datang dari kota. Dia dipindahkan oleh orang tuanya karena ada suatu h...