8

62 10 11
                                    

"Can...can...".

"Susan...susan". Hah... iya ada apa bu sudah istirahat ya?, karena saking polosnya aku mengata'kan hal itu dengan spontan.

"Istirahat???" Tanya Jordhi dengan heran.

"Susan...susan, kamu ini otaknya istirahat saja." Ibu Katrin menggeleng-geleng'kan kepalanya.

"Hahahhahahahahahahahahhahahahaha....."

Sekarang semua orang dikelas ini menertawaiku, kerena aku tadi terkejut mendengar'kan suara-suara yang memanggil nama ku. Ini semua sangat menyebalkan.

"Kamu si Jor kenapa tidak kasih tahu aku?" Aku langsung menyenggol lengan kirinya.

"Kok aku sih yang kamu salah'kan???" Jordhi menatap ku dengan heran dan menunjuk dirinya sendiri.

"Ya sudahlah lebih baik kalian masuk, dan duduk dibangku kalian masing-masing!"  Pinta bu Katrin.

"Baik bu" jawab kami serentak.

Ketika aku ingin menuju ketempat duduk ku, si anak baru itu sedang menatap ku dengan tatapan yang kosong. Entah apa yang dipirkirkannya tentang diri ku, aku tidak pernah tahu. aku langsung cepat menarik bangku ku dan langsung duduk.

Jordhi yang melihat tingkah laku ku barusan merasa sangat aneh dan tidak nyaman.

"Kamu kenapa Can?"

"Emm... tidak apa-apa kok!."

"Baiklah anak-anak kita lanjut'kan pelajarannya!."

●●●

#Sakti story

~Dilorong koridor

"Ayo, cepat!!!" Ujar Sakti

"Aku tahu"

"Sial, untung saja kita tidak ketahuan!" Gumam Sakti

"Semoga dia tidak tahu kalau kita tadi sedang membicarakan sesuatu!" Gerutu si orang yang sangat misterius itu.

"Sakti, kamu harus terus mengawasi dia dan kedua temannya!, kalau tidak kamu tahu sendiri akibatnya!."

"Aku tahu, tidak perlu mengatur hidup ku !" Dia langsung membuang mukanya.

"Ingatlah Sakti kamu sendiri yang meminta menutup identitas kamu, agar tidak diketahui oleh orang lain. Jangan sampai dia dan kedua temannya tahu tentang riwayat kamu!!!". Pria itu terus mengingat'kannya agar dia tidak ceroboh dalam menyikapi sesuatu.

"Sudah ku bilang jangan pernah menasehati ku!". Remaja ini terlihat sangat membenci pria itu, karena terus-terusan membual di depan wajahnya.

"Sekali lagi anda membual di depan wajah ku, tahu sendiri akibatnya!!!".

Sakti terlihat sangat benci terhadap pria itu, dan matanya terus saja membelalak melihat orang yang ada di hadapannya, seperti predator yang akan memakan mangsanya.

"Kamu, kenapa tidak mau pernah mendengakan nesehat saya?" Tanyanya.

Sakti hanya membuang mukanya saja, dan tidak mencerna perkataan orang itu. Mungkin karena dia mempunyai masalah yang tidak bisa di jelaskan, dan dia terus menyimpannya sendirian.

"Karena anda itu adalah manusia yang hanya bisa membuat perasaan orang lain itu sakit!". Dia mengatakan hal tersebut di depan orang yang lebih tua.

●●●

Dan pria ini langsung membulat'kan matanya, perkataan yang terlontar dari mulut Sakti membuat dia teringat pada masa lalunya yang sedikit kelam itu.

"Aku tahu, kejadian itu tidak akan pernah bisa kamu lupa'kan" ujarnya.

"Tapi, saya punya alasan untuk itu semua"

"ALASAN APA, SEMUA ITU PENUH DENGAN KEBOHONGAN!!!", kata-kata Sakti barusan membuat dia merenung sejenak atas kesalahan yang dia lakukan di masa lalu.

"Baiklah, saya tahu kalau pristiwa itu membuat kamu sangat sakit hati."

"Kalau ini, yang menurut kamu terbaik, saya akan menerima resikonya dan saya akan menjalaninya, sebagaimana kamu menjalaninya selama ini." Ujar pria itu.

"Ya, sudahlah aku sudah malas membahas hal itu!"gumam Sakti.

"Kita berpisah disini!, karena kedua temamu itu akan menuju ke kelas diluan ketimbang kamu!, kalau kamu sampai terlambat sedikit saja dari mereka, pasti perempuan yang bernama 'SUSAN' itu akan mencurigai kamu!."

"Yah aku tahu."

"Aku, akan sampai duluan ketimbang mereka berdua!"

"Tunggu sebentar!". Pria itu menahan tangan Sakti.

"Ada apa lagi?"

"Koridor ini hanya mempunyai satu jalan saja, untuk sampai di kelas IX-5!"

"Jadi, aku harus melewati jalan yang mana?" Tanya Sakti.

"Kamu harus melewati jalan di koridor yang satunya,melewati kelas IX-4. Disana pasti kamu bisa lebih sampai duluan daripada mereka!" Saran si pria misterius.

"Baiklah, untuk kali ini saja aku mendengar'kan saran mu!."

"Tapi..."

"Tapi kenapa?"

"Kamu harus lebih cepat, karena kalau sudah sampai ke kelas kamu akan datang dari sudut kiri, sedang'kan mereka dari sudut kanan pintu kelas!, jalan itu hanya diketahui oleh beberapa guru saja karena jalan itu sudah di tutup sekarang, tapi belum direnofasi!."

"Pergilah Sakti!"

"Baiklah, aku pergi sekarang!."

●●●

Hallo semua😊
Ini dalah chapter ke 8, jangan lupa baca ya!😄
Dan buat kalian jangan jadi readers doang. Tapi kalian jangan lupa 'vote' dan 'coment'😁😉

Satu lagi, jangan lupa juga untuk "follow" aku😊.
Cari aja akunnya. Nama akunnya "fakhrirachman".

Hehehehe... sekali-kali promosi, gak ada yang salah kan???😅😂

Arigatto gozaimaz😉







SEBENARNYA... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang