12

41 9 3
                                    


"Aaaaaaa..."

"Aaaaaaa..."

"Tidak, jangan!. Aku belum mau mati!!!!"

"Susan, bangun!. Kamu kenapa?"

"Susan...". Tidak tahu sumber suara itu dari mana, seketika aku langsung mendengar seseorang memanggil namaku dengan suara yang begitu keras.

"Jangannnnn...."

Aku langsung membuka mata ku. Dan ku lihat di samping ku ternyata sudah ada mama.

"Kamu kenapa?" Tanya mama.

"Mama...". Tanpa aku menunggu lagi, langsung ku peluk mama dengan sangat erat.

"Kamu kenapa Susan?" Tanya mama sekali lagi, untuk memasti'kan apa yang terjadi kepada ku.

"Ma, aku tadi mimpi!" Jawab ku cemas.

"Mimpi?" Tanya mama.

"Iya ma, aku mimpi!"

"Mimpi apa, sampai kamu teriak-teriak begitu?". Mama terus saja menanyakannya, sampai aku tidak dapat menjawab apa yang dia tanyakan kepada ku.

"Ayo, jawab Susan!"

"Jawab, mimpi apa kamu barusan??". Mama terus saja mendesak ku. Bagaimana aku akan menjawab pertanyaan yang dia lontar'kan?.

"Iya ma, bagaimana susan akan menjawab pertanyaan mama, kalau mama terus saja mendesak Susan seperti ini!"

"Terlebih lagi, mama malah memeluk Susan dengan begitu erat. sampai-sampai Susan sulit untuk bernapas" Jawab ku dengan nada yang sedikit jengkel.

"Oh, iya mama lupa!" Jawab mama dengan memasang senyuman kecil yang ada di wajahnya.

"Susan tadi mimpi, kalau Susan mau di bunuh sama orang!" Jawab ku dengan santai. Seolah-olah barusan mimpi itu tidak nyata sama sekali.

"APA". Mama terkejut mendengar perkataan ku barusan.

"Aduh, mama tidak usah teriak juga kali di telinga Susan!!!"

●●●

"Maaf, maaf". Mama langsung meminta maaf kepada ku karena sudah berteriak di telinga anaknya ini. Suara mama ini sangat cempreng, makanya aku langsung menutup telinga ku kalau misalnya dia berteriak.

"Memangnya siapa yang mau membunuh kamu Susan?" Tanya mama dengan penasaran.

"Dia seseorang yang ku kenal!"

"Ya, siapa dia?"

"Ada dua orang pria yang ingin membunuh ku! " jawab ku .

"Siapa mereka?" Tanya mama.

Aku memejam'kan mata ku sejenak. Agar aku bisa berpikir. Apa aku seharusnya kasih tahu dua orang itu, atau tidak ke mama?.

Batin ku mengatakan kalau aku harus kasih tahu ciri-cirinya saja. Yang aku takut'kan, nanti mama malah mencari tahu lagi siapa mareka berdua, yang ingin membunuh ku.

"Yang satunya berusia 15 tahun sama seperti ku. Dan yang satunya lagi seorang pria yang berusia antara 30-35 tahun. Sahut ku sembari menjelas'kan ciri-ciri dua orang itu kepada mama.

"Kamu tidak tahu siapa mereka?"

"Aduh si mama kenapa sih kepo banget, kalau aku kasih tahu nanti malah berabe urusannya!" Batin ku jengkel.

"Mmm... mmm... " . Belum selesai aku bicara mama sudah memotongnya.

"Amm...amm, kalau ngomong itu yang jelas!"

SEBENARNYA... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang