Lantas kami langsung keluar kelas.
"Can kita ke kantin yuk?". Tanya Rani
"Jor, kamu mau ikut gak?". Tanya ku kepadanya.
"Boleh, ayo kita ke kantin sekarang!!!". Pintanya dengan semangat.
Dengan semangat yang sangat membara, dia sampai menabrak si anak baru. Braakkkk, aw. Teriak Jordhi.
"Eh... lo kalau jalan pakai mata napa!", gumam si anak baru.
"Dimana-mana kalau jalan itu pakai kaki, bukan pakai mata!!!", sorak jordhi kepadanya.
"Eh lo kalau di kasih tahu nyolot ya!!!", jawabnya dengan sangat penuh amarah. Jordhi hanya diam dan menunduk kebawah seolah ada duit Rp 100.000, yang jatuh di bawah kakinya.
"Ya, sudah aku minta maaf!", gerutu Jordhi dengan muka yang sedikit sok-sok bersalah, padahal kenyataannya tidak seperti itu.
"MAAF???", gak sudi gue menerima maaf dari lo!
"Eh, kamu di kasih hati minta jantung ya!!!", jawab Jordhi dengan nada yang sudah sedikit meninggi.
***
"Eh, lo ngajak ribut ya?", tanyanya dengan muka yang sangat sombong. Jordhi'pun tidak mau kalah, seketika dia langsung memasang senjata andalannya yaitu, muka sombongnya yang tidak ketulungan itu.
Sekali lagi mereka melaku'kan tatap-tatapan, seperti di kelas tadi.
"Barusan di bilang tadi, dah dilakuin lagi. Emang ya kayaknya dia itu beneran jodoh kali sama si anak baru!!!", ujar Rani.
"Hushhhh, gak boleh ngomong gitu!", pinta ku sama Rani. Tiba-tiba kepalan tangan yang sangat kuat dan besar, akan menghantam muka Jordhi yang tidak seberapa itu.
"CUKUP!!!", entah ada apa dengan ku ,tiba-tiba aku langsung melindungi Jordhi, tanpa alasan yang jelas.
Dia langsung memberhenti'kan pukulannya, karena dia tahu kalau aku yng menghalanginya untuk memukul sahabat ku itu.
"Kamu tidak mengerti yang namanya kata maaf ya???", tanya ku dengan kesal. Dan dia hanya diam sejenak menatap ku dengan tatapan yang tajam.
"INGAT URUSAN KITA BELUM KELAR!!!", ujarnya dengan sangat marah, serta menunjuk muka Jordhi.
"OH, JADI GINI YA YANG NAMANYA ANAK KOTA???". Tanya ku dengan suara yang sangat lantang, sehingga dia memberhenti'kan sejenak langkah kakinya. Semua orang yang ingin menuju ke kantin juga menghenti'kan langkah kakinya.
"MEMANGNYA KENAPA KALAU GUE ANAK KOTA???". Tanyanya balik.
"SEKALI LAGI KAMU BERANI MEMUKUL SAHABAT KU, LIHAT BERHADAPAN SAMA SIAPA KAMU NANTINYA!!!", emosi ku sudah sampai di puncaknya. Seperti lanyaknya air yang direbus sampai mendidih.
Ada angin apa sampai aku berani berbicara seperti itu, aku'pun tidak bisa menyimpul'kannya sendiri, tapi yang jelas aku tidak terima kalau sahabat ku dibentak, bah'kan hampir dipukul sama orang lain!.
***
Maaf ya kalau halaman 5 cuma segini.
Tapi nanti, aku bakalan buat cerita yang lebih seru lagi.
Semoga kalian suka sama cerita ku ini!Dan kalau aku lambat ngepublis, maklumin aja
Karena aku terkadang juga sibuk😀😌Kalau sudah baca "Jangan lupa vote & coment ya!!!"
Karena itu sangat membantu, ok😉👌

KAMU SEDANG MEMBACA
SEBENARNYA...
Teen FictionAda seorang gadis yang berusia 15 tahun, yang menduduki bangku kelas IX. Dan dia memiliki 2 teman akrab atau bisa dibilang sahabatnya. Pada suatu hari ada seorang anak baru yang datang dari kota. Dia dipindahkan oleh orang tuanya karena ada suatu h...