9

61 11 4
                                    

Pelajaran terus saja berlanjut, dan waktu terus saja berjalan. Tanpa aku sadari bel sekolah sudah berbunyi, aku dan teman-teman ku segera memberes'kan buku-buku yang tergeletak di atas meja.

"Baiklah anak-anak, ibu akhiri sampai disini dulu pelajarannya. Atas perhatiannya ibu ucap'kan terimakasih.". Ibu Katrin segera keluar dari kelas ku.

"Akhirnya selesai juga!" Seru Rani

"Memangnya kenapa?" Tanya Jordhi

"Ibu itu kalau kasih ringkasan nggak nanggung-nanggung, pasti sekaligus banyak!" Gerutu Rani

"Kamu ini macam tidak tahu ibu Katrin saja!" Jawab Jordhi

Aku terus saja memikir'kan kejadian tadi, bagaimana bisa dia lebih cepat dari ku dan Jordhi? Tanya ku dalam hati.

"Eh, Sukican kenapa tuh melamun mulu dari tadi?" Tanya Rani

"Entah, mungkin dia sedang memikirkan sesuatu!" Jawab Jordhi

"Can...can... Sukican!!!" Panggil Jordhi

"Hahhh, ada apa?" Sahut ku dengan nada terkejut.

"Kamu tidak mau pulang ya?" Tanya Jordhi

"Kalau kamu betah di sini, ya terpaksa deh kami pulangnya cuma berdua doang!" Sahut Jordhi, dengan sedikit merayunya agar aku mau pulang kerumah.

"Hahh, ngak-ngak. Aku ngak mau tinggal disini sendirian!" Bantah ku.

"Ya sudah kalau kamu tidak mau disini, ya kita pulang!" Jawab Rani.

"Cepatan lah Can, sekarang sudah pukul 3, sampai dirumah sudah jam berapa nanti!". Jordhi terus saja mendesak agar aku bisa cepat pulang kerumah.

"Ok-ok kita pulang!" Seru ku dengan sedikit kesal, karena ocehan-ocehan Jordhi yang terus saja memaksa ku agar menuruti permintaannya itu.

"Yessss..." gumam Jordhi dengan sangat senang.

●●●

Akhirnya aku dan kedua sahabat ku itu keluar dari kelas. Dan akan melangkah'kan kaki kami menuju gerbang sekolah untuk keluar dari sini.

~dijalan pulang~

Aku masih memikirkan apa hubungan anak baru itu dengan si pria misterius!. Tidak ada keterangan yang jelas tentang dirinya.
Dan dia memiliki aura-aura negatif, kalau dilihat dari sifatnya dan caranya berbicara kepada orang lain.

"Ya ampun ni anak melamun mulu dari tadi!" Sahut Rani

"WOY..." Teriak Jordhi

"Aaaa, ishhh Jordhi, sudah dibilang berapa kali. Tidak usah teriak-teriak dikuping orang. Nanti kalau kuping aku pekak gimana hayo!???" Tanya ku dengan nada yang sedikit marah dan kesal.

"Sorry, Ya habisnya kamu itu melamum mulu dari tadi. Sebenarnya kamu itu mikirin apaan sih?". Tanya Jordhi

"Skakmat, mampus mau jawab apaan ni???" Ujar ku dalam hati.

"Emmm, aku... aku". Belum selesai aku bicara mereka sudah memotong pembicaraan ku.

"Jangan-jangan kamu mikirin cowok ya?" Gumam Rani dengan asal bicara di depan sahabatnya itu.

"Yang benar Can kamu sedang mikirin cowok!" Seru Jordhi dengan kaget.

"Tidak-tidak, aku tidak sedang memikir'kan cowok kok!" Bantah ku.

"Lalu kalau tidak mikirin cowok mikirin apaan dong?". Aku menghela nafas panjang, mau tidak mau aku harus kasih tahu mereka apa yang ada di otak ku sekarang ini.

"Ok, aku bakalan kasih tahu sesuatu, tapi kalian janji tidak akan memberitahu siapa-siapa!" Ancam ku kepada mereka berdua.

"Janji" jawab mereka serentak.

"Kamu tahu gak Jor tadi yang aku izin ke toilet ngapain?" Tanya ku kepada Jordhi.

"Oh, palingan kamu beser lagi kayak yang waktu itu!" Jawab Jordhi asal.

"Ishhh, kamu ini Jor dia nanyak serius!" Gerutu Rani.

"Iya, dia tadi izin ke toilet pasti mau nyetor barang pesanannya ke lubang kloset!" Seru Jordhi.

"Yang serius Can, kamu mau nyetor barang pesanan?" Rani yang tadinya serius langsung bertanya dengan muka polosnya.

●●●

"Ih, bukan tahu. Ya sudah aku tidak mau cerita!"

"Caelah, dia ngambek!" Gumam Jordhi.

"Cuma bercanda kok Can!" Ujar Rani membujuk ku agar tidak merajuk lagi.

"Kamu sih Jor, jadi orang selalu saja asal bicara!". Rani langsung memarahi Jordhi.

"Ya, deh aku minta maaf!". Dia langsung memasang muka bersalahnya didepan ku dan Rani

"Ok, sekarang lanjutin ceritanya!" Sahut Rani.

"Jadi, tadi itu aku izin ke toilet, karena aku penasaran!"

"Penasaran kenapa?" Tanya Jordhi,

"Iya, karena anak baru itu gerak-geriknya mencuriga'kan dan ada seorang pria yang memanggilnya karena ada perlu!. Kalian lihat tidak tadi ada seseorang yang memanggilnya di depan pintu?" Tanya ku dengan serius.

"Lihat" jawab mereka serentak.

"Kalian tahu tidak aku bukannya ke toilet melain'kan mengikuti kemana anak baru itu pergi!"

"Memangnya dia pergi kemana?" Tanya Rani.

"Dia pergi menuju koridor sekolah, yang sepi dan jarang dilalui para murid." Gerutu ku.

"Oh, yang aku ngejutin kamu tadi ya?" Tanya Jordhi kepada ku.

"Iya"

"Padahal'kan tadi aku lihat tidak ada siapa-siapa, cuma ada kita berdua saja!". Jordhi masih saja tidak percaya dengan perkataan ku barusan.

"Ada, anak baru itu seperti sedang membicarakan sesuatu dengan seorang pria!". Aku terus meyakinkan Jordhi agar dia bisa percaya dengan perkataan ku ini.

"Tapi siapa pria itu?" Tanya Rani

"Aku juga tidak tahu dia itu siapa!" Jawab ku, dengan rasa penyesalan karena tidak tahu siapa pria itu sebenarnya.

●●●

Sorry guys, halaman 9 cuma segini.
Tapi ini belum akhir dari segalanya. Penasaran bukan siapa pria dan anak itu sebenarnya...

Ikutin terus ceritanya😉😄😁

"Jangan lupa vote dan coment ya!"😊😌

Arigatto gozaimaz😊

SEBENARNYA... Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang