Tiba-tiba...
Tap, ada sesosok telapak tangan yang memukul pundak ku. Langsung aku merinding seketika, bulu kuduk ku sudah berdiri dari bawah sampai atas, seluruh anggota badan ku sudah sangat gemetaran. Batin ku mengata'kan kalau yang memukul pundak ku ini adalah sesosok makhluk tak kasat mata.
Tapi disisi lain, hati ku mengatakan kalau ini adalah ibu Katrin yang membuntuti ku. Pikiran ku sudah kemana-mana, air keringat ku sudah bercucuran seperti layaknya air hujan yang turun sangat deras dan tidak pernah berhenti.
Tanpa mengalami keraguan lagi aku langsung membalik'kan badan ku dan...
AAAAAAAAAAA....
AAAAAAAAAAA...
AAAAAAAAAAA...
AAAAAAAAAAA...
Suara teriak'kan yang sangat keras membuat koridor sekolah bergema tiba-tiba.
"JORDHIIIIIIIII...", ngapain kamu datang kesini?. "Kamu itu bikin aku kaget saja tahu!!!". Jordhi hanya menatap muka ku dengan penuh keraguan.
"Ohhhh... aku tahu, jangan-jangan kamu membututi aku ya?", tanya ku dengan penasaran.
"Ti..ti..dak kok, aku tidak mengikuti kamu!", jawabnya.
"Jadi, kamu ngapain kesini?", aku terus mendesaknya agar dia mau menjawab pertanyaan ku.
"Kamu, sendiri ngapain disini?", tanyanya.
"Loh, kok kamu malah balik bertanya?", batin ku berkata kalau dia sepertinya sudah tahu kalau aku tadi sedang melakukan kegiatan rutin ku.
"A...a...ku a...a..ku tadi sedang mencari angin saja, lagian'kan sudah lama aku tidak ketempat ini."
***
"Alasan!!!", ujarnya.
"kamu tidak takut ya, disini sendirian?", dia bertanya dengan ekspresi yang sangat meragukan.
"Sendirian???", tanya ku balik.
"Iya, kamu sendirian. Buktinya dari tadi aku perhatiin disini tidak ada orang tahu!".
"Ada, disa..., lah dimana dua orang yang ada disana tadi?".
"Hah... dua orang, kamu halu ya Can, mana ada orang disini selain kita berdua!".
"Ta..ta..pi tadi ada dua orang pria disana!". Aku terus membantah perkataan Jordhi barusan.
"Ya, sudahlah lebih baik kita ke kelas. Ibu Katrin sudah menunggu kamu di kelas!", pintanya kepada ku agar aku segera menuju ke kelas.
"Ya sudah ayo!", jawab ku.
Aku terus melihat kebelakang, seolah tidak terjadi apa-apa. Padahal aku barusan melakukan kegiatan menguping ku. Tapi kenapa tiba-tiba tidak ada orang disana?.
Ini sangat aneh!, kemana si anak baru itu pergi, dan siapa orang yang bersamanya tadi?. Jadi, dari tadi aku menguping pembicaraan siapa dong, masa iya makhluk astral?. Ah, tidak-tidak. Aku langsung memutar'kan kepala ku kekanan dan kekiri.
Jelas-jelas aku mendengar'kan sebuah pembicaraan, tapi tidak ada orangnya. Ini sangat aneh, siapa dia dan orang itu sebenarnya?,aku harus mencari tahu kebenarannya!!!. Hati ku berkata dengan rasa sangat penasaran yang begitu besar.
Ada sesosok tangan yang sedang melambai'kannya di depan muka ku. Dan ternyata itu tangan si Jordhi.
"Can..can.. SUKICANNNN."
"HAHHH... IYAAAAA".
"Ishhhh, kamu kenapa sih teriak-teriak!!!", gumam ku sampai memasang muka sinis ku.
"Habisnya, kamu aku kasih isyarat tidak merespon, giliran di teriakin aja baru nyahut!", ujar Jordhi.
***
"Kamu kenapa sih Can dari tadi aku perhatiin melamun aja, kesambet baru tahu rasa!".
"Amboy cantiknya mulut", aku langsung memasang raut wajah yang tidak enak di pandang.
"Hehehehe, bercandanya Can!, gak usah dianggap serius kali!!!", ujar Jordhi.
"Memangnya apa sih yang kamu pikir'kan dari tadi?", dia melihat ku dengan rasa ingin tahu yang tinggi.
"Tidak ada yang aku pikir'kan!". Jawab ku
"Oh, jadi main rahasi-rasia'an nih???", gumam Jordhi.
"Apa'an sih orang gak ada apa-apa kok!", gerutu ku dengan sangat tegas.
"Ok, gak apa-apa. Aku bisa cari sendiri kok!". Jawabnya dengan sedikit kesal.
"Terserah kamu!". Aku sudah malas melayani perkata'an si Jordhi
Sesampainya dikelas...Kaki ku dan Jordhi melangkah secara bersama'an. Dan aku segera mengetuk pintu kelas.
"Tok...tok...tok, permisi bu?".
"Susan, kamu dari mana saja?", tanya ibu Katrin.
"Saya'kan tadi izinnya ke ibu mau ke toilet!".
"Iya, ke toilet tapi kamu ngapain aja di dalam toilet?", tanyanya sekali lagi.
"Biasalah bu, macam gak tahu aja!", jawab ku ngasal.
"Ya, sudah masuk sana!, kamu juga Jordhi!". Pintanya supaya kami masuk ke dalam kelas.
"Baik, bu".
Ketika aku masuk ke kelas, betapa kagetnya aku melihat si anak baru itu telah duduk di kursinya dengan memasang wajah yang sangat datar.
"Bukan kah dia, tadi ada di koridor. Tapi kenapa dia bisa disini?.
"Seharusnya tadi kalau'pun dia menuju ke kelas, pasti aku dan Jordhi bertemu dengannya!".
"Setahu ku jalan menuju koridor ke kelas'kan hanya satu jalan saja, tapi bagaimana dia sampai duluan kesini?",Tanya ku di dalam hati.
"Ini semua memang tidak beres!. Aku harus mencari tahu kebenarannya!!!.
***
Sorry ya guys, lambat publish. Karena kemarin aku UAS
Jadi harus fokus belajar.Penasaran bukan dengan kelanjutannya???.
Terus ikutin ceritanya!!!😉😁😀"Jangan lupa vote dan coment!!!😌😊
Kalau'pun ada yang ingin ngasih saran silah'kan.
Karena itu sangat membantu.Arigatto gozaimaz😊
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBENARNYA...
Teen FictionAda seorang gadis yang berusia 15 tahun, yang menduduki bangku kelas IX. Dan dia memiliki 2 teman akrab atau bisa dibilang sahabatnya. Pada suatu hari ada seorang anak baru yang datang dari kota. Dia dipindahkan oleh orang tuanya karena ada suatu h...