3 - Baru

20 8 7
                                    

'The pain of having a broken heart is not so much as to kill you, yet not so little as to let you live.' -unknown

***

Gadis yang kini sedang duduk di pinggir Lapangan menoleh ketika menyadari temannya Rheva sudah duduk di sampingnya dengan nafas tersengal-sengal.

Adeeva yang bingung pun bertanya. "Loh?Rhev lo kenapa?"

"Gua lari dari parkiran kesini."

Adeeva mengerinyit bingung, tak biasanya Rheva lari-larian seperti ini. "Emang kenapa lo lari?"

"Itu ada murid baru. Dia cewe, cantik banget. Terus tadi gue liat Ray langsung akrab gitu sama dia," ucap Rheva yang kini sudah menetralkan nafas nya.

Jleb.

Sebenarnya, Adeeva sedikit sakit mendengarnya. Tapi, ia sadar ia hanyalah sahabat untuk Ray. Adeeva menunjukan senyum palsunya untuk menutupi rasa itu.

"Oh yaudah bagus lah. Berarti bentar lagi Ray bakal punya pacar." Adeeva meninggalkan Rheva yang diam.

Rheva yang baru sadar akan perkataannya pun merasa bersalah. Ia segera meraih tangan Adeeva. "Deev, maafin gue ya. Gue lupa kalo lo suka sama Ray. Tadi tuh reflek karna gue panik."

"Iya gapapa kok. Ga seharusnya juga gue simpen perasaan ini," ucap Adeeva sambil berjalan ke kelas.

***

"Yas, lo tau letak kantin nya ga? Kalo gatau, bareng gue yuk!"

Adeeva yang sedang berjalan di koridor depan kelasnya pun seketika berhenti, karena mendengar suara orang yang ia kenali.

"Hmm boleh deh,Ray."

Ya,mereka adalah Ray dan Yasmin. Diam-diam Adeeva mendengarkan mereka berbicara di balik tembok pembatas.

"Hey!" Kata seseorang sambil menepuk pundak Adeeva.

Adeeva kaget. Ia langsung menengok ke belakang untuk melihat siapa itu.

"Vito! Lo ngagetin gue aja sih!"

"Hehe, iya maaf. Emang lo lagi ngapain?" Tanya Vito

Adeeva yang merasa malu pun mencari alasan yang tepat untuk menutupi rasa malu nya.

"Oh lo lagi liatin Ray sama Yasmin ya? Cie cie," ledek Vito.

"Engga  kok. Apaan sih!" Elak Adeeva.

"Haha yaudah ayo ke kantin sama gue aja," kata Vito sambil menggandeng tangan Adeeva.

Adeeva pun mau tidak mau menerima nya. Terdengar bisikan dari murid-murid yang iri terhadap Adeeva.

'Iri ya ga bisa kayak gue. Dikelilingi cogan.' Batin Adeeva

***

Adeeva kini sedang menunggu seseorang di depan kelas 12 IPA 1, Siapa lagi kalau bukan Ray.

Tiba-tiba Ray muncul dari balik pintu dengan Yasmin di sampingnya. "Hai Deev! Maaf ya kayaknya hari ini gue ga pulang bareng lo deh."

"Lah? Kenapa?" Tanya Adeeva bingung.

"Hmm gue--"

Adeeva yang seakan mengerti alasan Ray pun memotong pembicaraan Ray. "Oh oke gue tau. Yaudah gue balik duluan ya. Bye, hati-hati jangan ngebut," ucap Adeeva sambil meninggalkan Ray dengan perasaan kecewa.

InfineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang