Chapter III

44 3 0
                                    

"There's no ends for friendship."

➖➖➖

Setelah sampai di rumah, Zela bergegas mandi.

Karena, sebentar malam dua orang pengacau bakalan datang. Tapi, walaupun mereka dianggap pengacau oleh Zela. Tetap mereka yang paling terbaik!

Dan, Zela harus tetap tampil wangi dan cantik didepan mereka, hehe.

"Pakai baju apa ya gue. Stok baju udah abis." Kata Zela.

Wanita; Sekalipun di dalam lemari pakaiannya itu isinya baju-baju yang masih pantes dipakai pun tetap bilangnya 'nggak ada baju'.

Akhirnya, Zela memilih pakai celana kulot abu-abu setengah tiang, dan sweater merahnya. Kebetulan lagi hujan. Jadi dingin. Makanya pakai sweater. Biar hangat. HEHE

"Pokoknya gue harus tampil feminim banget di depan mereka."

Rambutnya yang ikal, dia urai sedikit dan dijepit setengah dengan jeday a.k.a; Jepitan baday.

Selesai ngaca berjam-jam, akhirnya Zela turun ke lantai bawah.

"Wah, anak mama kok hari ini cantik banget? nggak biasanya."

Puji mamanya Zela. Farah Sarasvarri. Biasa dipanggil Mama sama Zela, dan bunda sama Fattan dan Adrian.

"Berarti selain hari ini, Zela nggak cantik dong?"

"Nggak lah. Kamu selalu cantik!"

'ting tong'
Bel berbunyi.

Zela segera lari ke pintu depan untuk membukakan pintu.

Dia dikejutkan dengan se-bucket bunga berwarna pink dan se-bucket susu milo disertai dengan sebungkus martabak manis isi nutella.

Wah, malam untuk menaikan berat badan!

Zela senang bukan main. Dia diberikan yang dia inginkan, bahkan yang dia sukai oleh dua orang sahabatnya.

'Yang berstatus sahabat saja romantisnya begini. Terus, buat apa nyari pacar?' pikir Zela.

Mereka terlalu sweet untuk hitungan 'hanya sahabat'. But, itulah khas mereka. And Zela fallin' love with both of them because of this.

"Tan, Dri. Kesambet apaan? manis banget!!" Ucap Zela kegirangan.

"Aelah, tamu itu kalau datang berkunjung harusnya dipersilahkan masuk. Ini malah dibiarin diluar. Dingin keles." Fattan marah.

"Yaudah, ayo masuk."

Sebelum naik ke markas mereka di roof, mereka salim dulu, tempel pipi kanan pipi kiri dulu dong sama bundanya mereka.

"Hah. Gimana, seneng nggak lo?" Kata Adrian setelah sudah masuk markas.

"Seneng parah lah! tapi agak stress juga sih." Jeda.

"Bakalan gemuk nih gue. Ah lo berdua menggagalkan diet susah payah gue!"

"Emang ya, bocah. Bukannya bilang makasih, malah dikatain juga kita." Kata Fattan.

"Biarin." Jeda.

"Tapi makasih. Tan, Adri. you both makes my night. Ya walaupun tadi ngeselin banget sih." Kata Zela.

"Biarpun ujan badai, kita tetep dateng kan. Beserta your favorite things."Ucap Adrian.

"Alah, gombal." Jeda.

"Tapi, tumben banget lho. Kesambet apaan lo berdua pake bawain bunga segala?"

"Tanya tuh sama si Fattan. Idenya dia tuh. Yang beliin juga dia"

MerpatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang