Chapter VI

29 3 0
                                    

Zela pusing.
Kepalanya rasanya mau pecah.

Dia kecapean, ditambah lagi bimbang antara frustasi atau malah senang dengan kata-kata Fattan.

Suhu tubuhnya sudah mulai tinggi.
Kayaknya sudah mau demam.

Setelah cuci muka, dia mengganti pakaiannya dengan piyama.
Dan, turun ke kamar Mamanya.

"Ma, Zela kayaknya mau sakit deh" Kata Zela ketika Mamanya membukakan pintu kamar.

"Lho, kok bisa? kamu pasti kecapean kan." Kata Farah.

Zela mengangguk.
Farah menggotong dia ke tempat tidur.

Kalau sudah sakit begini, Zela cuman mau tidur sama Mamanya.

Dia terlelap pulas setelah diberikan obat penurun panas dari Farah.

***
Paginya, Zela masih terkurung didalam mimpinya.
Tapi, pagi-pagi sekali sudah ada yang ingin bertemu dengan Zela.

Sayangnya, karena kondisinya yang kurang baik. Farah menjelaskan bahwa Zela nggak bisa kemana-mana. Karena kondisinya yang kurang stabil.

"Zel, bangun yuk udah siang." Kata Farah.

Mata Zela susah untuk terbuka. Masih ingin tidur. Saking capeknya.

"Tadi Fattan datang."

Kata-kata Farah tadi sontak membuat mata Zela terbuka lebar tanpa diperintah.

"HAH?! NGAPAIN?" Tanya Zela panik.

"Nggak tau. Bawain bunga sama kotak gitu. Katanya kado buat kamu. Dia pesan katanya kalau kamu nyawa kamu udah kekumpul semua, baru dibuka kadonya. " Kata Farah.

"Aneh ya, sahabat kamu yang satu itu."

Mulut Zela ternganga lebar.

"Apa lagi ini , Fattan? " Batin Zela.

"Itu kado sama bunganya mama taro di kamar kamu."

Tanpa memberikan jawaban apapun, Zela langsung berlari menuju kamarnya yang ada di lantai dua.

Entah ini refleks terjadi karena bingung, penasaran, atau panik.

Dengan nafas yang ngos-ngosan, Zela menghampiri meja belajarnya yang diatasnya terdapat se-bucket bunga mawar, beserta kotak kado berbentuk hati yang entah apa isinya.

Tanpa sadar, bibirnya mengulas senyum.

"Ada-ada saja ini anak." Gumam Zela.

Penasaran, dia membuka kotak tersebut.

Apa ya isinya?

Bom?

Atau mungkin coklat? atau milo? atau martabak nutella?

Tebakannya salah semua!

Ternyata di kotak itu terdapat novel karangan penulis terkenal, Boy Chandra. Yang berjudul, Catatan pendek untuk cinta yang panjang.

Kemasannya sangat unik, dan menarik.

Di depan kemasan itu, ada sebuah notes kecil yang ditempel, pas di cover bukunya.

Bertuliskan;

"Baca. Jangan cuman dilihat. Katanya pengen makan novel kan? ada beberapa bagian dari tulisannya disini mewakili perasaan gue ke lo. Baca saja terus sampai selesai.
With Love, Fattan."

Zela tersenyum.

"Kok bisa ya, Fattan jadi so sweet seperti ini?" Gumam Zela.

Setelah Zela angkat novel tersebut dari kotaknya. Ternyata dibawah hadiah novel itu, ada surat lagi yang tersembunyi.

MerpatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang