"Bener, Zel?" Tanya Fattan.
Matanya berbinar-binar. Selama ini usahanya tak sia-sia. Perasaannya yang dipendam bertahun-tahun, kini terbalas sudah.Zela bingung harus menjawab apa. Jantungnya berdegup kencang.
Zela mengangguk. Mengiyakan pertanyaan Fattan.
"Beneran, Zel? Gue nggak mimpi kan? Cubit gue dong Zel!"
"Alah bego lo, alay dasar." Zela tertawa sambil mencubit lengan Fattan.
"Woi sakit bego!" Teriak Fattan merintih kesakitan.
"Ya katanya suruh dicubit?"
"Beneran sakit, Zel! Gue nggak mimpi!"
"Seneng banget ya lo."
"Yaiyalah! Bayangin aja perasaan gue udah segede pohon beringin didepan sekolahan tuh. Dan, sekarang baru dibales! kebayang nggak lo?"
"Hahaha. Iya-iya. Abisnya kan lo nggak ngasih tau gue dari dulu."
"Palingan lo jadi jijik sama gue."
"Kok lo tau sih?"
"Yaiyalah. Apa sih yang gue nggak tau tentang seorang Zeladita Annete Zahrantiara?"
"Iya-iya! lo yang paling tau gue banget deh setan!"
"Iya dong. Jadi, kira-kira kapan ya gue nembak lo?"
"Bego lo. Kok nanya sama gue. Nggak suprise dong."
"Hehehe. Ya udah. Yang penting lo nunggu aja ya."
"Pasti, setan."
"Iya, tolol."
"Iya, bego."
"Nama kontak lo di HP gue udah diganti jadi 'Tol'z'. "
"Yaudah gue ganti nama kontak lo jadi 'Beg'z'. "
"Yaudah. Tapi, walaupun lo tolol gue tetep sayang lho sama lo."
"Iya. Gue tau, setan."
"Lo sayang nggak sama gue?"
"Nggak."
"Kok gitu?"
"Nggak salah lagi maksudnya, Fattan sayang."
"Aduh. Gue dipanggil sayang. Dari orang yang gue sayang. Jadi tambah sayang aja."
"E buset."
"Hehehe."
***
Mereka sampai di parkiran. Fattan turun duluan dengan gerakan yang terburu-buru.
Saat Zela baru melepas seatbeltnya, dan ingin beranjak membuka pintu mobil. Fattan sudah duluan membukakannya untuk Zela.
"Tuan putri harus di 'treat better' sama pangerannya. And i'm trying to treat you better cause i'm your prince." Ucap Fattan sambil tersenyum.
"Thank you, my prince." Zela membalas senyum Fattan.
Kali ini Fattan yang dibuat baper oleh Zela.
Mereka berdua berjalan beriringan melewati koridor.
"Hoi!" Teriak seseorang
"Eh. Tumben, Dri. Nggak ngurusin Regina?" Kata Zela ketika Adrian menghampiri dia dan Fattan.
"Yah. Zela cemburu ya?" Ledek Adrian.
"Nggak."
"Nggak salah lagi maksudnya." Ucap Fattan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merpati
Teen Fiction"Aku, bagaikan merpati. Mereka berdua bagaikan sayap kanan dan kiriku. Jika salah satunya patah, aku takkan lagi bisa terbang."