Chapter VII

25 4 2
                                    

"Titip di mama ah. Kan katanya Fattan mau dateng besok."

Setelah mengisi suratnya ke dalam amplop, Zela turun ke kamar mamanya lagi.

"Ma?"

"Ya, sayang?"

"Ini. Zela mau nitipin ini. Kalau Fattan datang, terus mau langsung pulang. Kasih ya buat Fattan. Dari Zela." Kata Zela.

"Iya." Jeda.

"Ngomong-ngomong buat apa?" Tanya Farah.

"Nggak. Udah dikasih aja ya nanti, ma." Kata Zela kemudian berlalu ke kamarnya.

Zela rebahan lagi di kasurnya. Bingung mau ngapain.
Dia masih terlalu malas. Bahkan untuk baca novel, kegiatan terfavoritnya pun dia malas.

Rasanya mau tidur, tidur, dan tidur.

Disaat matanya sudah mulai terpejam dan mulai masuk ke ruang mimpi, ada saja gangguannya.

"Tuk"

"Tuk"

"Tuk"

Begitu bunyi ketukan di jendela kamar Zela.

"Hah? apaan tuh? ini kan masih sore. Nggak mungkin ada maling, ataupun mba kuntil yang iseng ngetuk jendela gue." Batin Zela.

Dia langsung bangkit dari tempat tidur, dan membuka jendela. Melihat apa sebenarnya yang terjadi. 

"Fattan?!" Teriakan Zela menghentikan niat Fattan untuk melempar jendela kamarnya lagi.

Sedari tadi Fattan melempari jendela kamar Zela. Padahal sebenarnya dia bisa saja langsung masuk ke dalam rumah.

Apa lagi sih ini? ada-ada saja kelakuannya Fattan.

"Lo ngapain sih, Tan?" tanya Zela setengah berteriak.

"Iseng aja. Biar so sweet gitu." Jawab Fattan.

"So sweet pala lo!"

"Biar kaya romeo sama juliet." Jeda

"Yuk turun sini! gue mau lo yang bukain pintu!" teriak Fattan.

"Ah bawel!" Ucap Zela dengan nada 8 oktav yang menggelegar.

Zela berlari turun untuk membukakan pintu.

"Sore, Baby Z!" Kata Fattan sambil menyodorkan se-bucket bunga. Lagi!

Zela yang sedari tadi cemberut. Raut mukanya berubah 180 derajat dan mengulas senyum.

"Gitu dong, senyum. Berarti gue harus sering-sering kesini ya bawain bunga? biar nggak cemberut terus mukanya." Kata Fattan.

"Alay lo." Kata Zela sambil masuk dan duduk di ruang tengah.

Fattan mengikuti.

"Zela, nih buat lo." Fattan memberikan sepucuk surat lagi.

"Apa lagi nih?"

"Udah. Nanti kalau gue udah pulang, baru ya lo buka."

Zela terdiam. Kemudian teringat dengan surat yang dia tulis untuk Fattan.

"Eh, gue juga ada sesuatu nih buat lo. Bentar ya!" Kata Zela kemudian berlalu dari Fattan.

Zela berlari ke kamar Mamanya, dan mengambil surat yang tadi dia titipkan. Dan, kembali lagi ke Fattan.

"Nih." Zela memberikan surat.

"Cie. Buat gue nih?" Ledek Fattan.

"Iyalah!"

MerpatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang