"Fattan telepon, Dri." Kata Zela.
Adrian kaget.
"Angkat aja coba. Tapi, lo ngomongnya biasa aja. Nggak usah langsung nanya soal kejadian yang tadi." Saran Adrian.
Zela mengangguk dan menggeser layar Hpnya untuk menjawab telepon dari Fattan.
"Hallo, Tan?" Kata Zela.
"Hai sayang. Lo lagi dimana?"
"Lagi di jalan mau pulang. Lo dari mana aja?"
"Tadi nganterin mama ke rumah temen. Terus Hp gue mati. Makanya nggak bisa kasih tahu lo."
Mata Zela sudah berkaca-kaca. Hatinya seperti ditusuk dengan berjuta-juta pisau. Sakit rasanya. Fattan nggak ngomong jujur. Otomatis ada yang disembunyiin.
"Oh gitu. Yaudah deh nggak apa-apa. Lo jadi kerumah?" Tanya Zela.
"Nggak sayang. Maaf ya. Gue capek banget nih, pegel badan-badan. Lo pulang sama siapa baby Z?"
"Yaudah. Istirahat gih. Gue pulang nebeng Adrian." Jelas Zela sejujur-jujurnya. Cukup Fattan aja yang bohong, Zela nggak mau ikutan bohong.
"Nggak apa-apa kan? Jangan ngambek ya." Kata Fattan
Entah kenapa, Zela nggak pernah bisa untuk marah ke Fattan. Hatinya selalu luluh ketika Fattan telepon.
"Iya sayang. Istirahat ya, nanti kalau udah bangun, kabarin."
"Iya sayangku. Love you baby Z!" Kata Fattan kemudian memutuskan sambungan.
Biasanya dia bilang I love you, bukan love you. Oke. Fakta kedua. Fattan mulai berubah. Udah nggak lagi sama kayak dulu.
Setelah menerima telepon dari Fattan, Zela kembali lagi ke mood awalnya. Murung.
"Dia bilang apaan, Zel?" Tanya Adrian.
"Katanya baru abis anterin mamanya." Jawab Zela lemas.
"Terus?"
"Katanya Hpnya mati. Terus nggak jadi nongkrong di rumah gue. Katanya capek, badan pada sakit." Suara Zela makin pelan.
"Hm. Pelan-pelan ya, Zel. Sabar. Gue bakalan bantu kok." Adrian tersenyum, untuk menguatkan sahabatnya yang satu itu.
Zela membalas senyumnya, kemudian murung lagi.
Dan, setelah percakapan singkat itu. Hening selama perjalanan.
***
"Zel? Zela?" Panggil Adrian.Zela yang terlalu asik bengong, nggak sadar kalau sudah sampai di rumahnya.
"Eh. Sorry-sorry. Yuk turun." Ucap Zela.
Adrian mengikuti perintah sahabatnya itu.
Adrian sangat emosi dengan Fattan. Tapi, dia pintar untuk menyembunyikannya. Dia nggak mau bikin Zela tambah beban pikiran lagi.
Yang perlu dia lakukan itu bantu Zela buat cari tau tentang Fattan. Dan yang paling terpenting, harus selalu ada disamping Zela. Apapun yang terjadi.
****
Zela dan Adrian sampai di markas mereka. Tepatnya dirumah Zela."Fattan tadi sama cewek yang kita berdua sama sekali nggak kenal." Zela membuka pembicaraan.
"Apa dia emang selingkuh ya, Dri?" Lanjut Zela.
"Jangan cepet ambil keputusan, Zel." Adrian menenangkan.Zela mengangguk.
"Gini aja deh. Nanti pas pulang, gue tanya ke dia tadi kemana." Tawar Adrian.
"Boleh juga sih." Zela setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Merpati
Novela Juvenil"Aku, bagaikan merpati. Mereka berdua bagaikan sayap kanan dan kiriku. Jika salah satunya patah, aku takkan lagi bisa terbang."