Chapter X

33 3 1
                                    

Fattan melompat ria. Apa yang diimpikannya selama ini terwujud.
Mengagumi sahabatnya sendiri, bertahun-tahun. Dan resmi, hari ini. Dibawah derasnya hujan, mereka resmi menjadi sepasang kekasih.

Kata Fattan, sudah resmi menjadi sepasang kekasih yang nantinya akan resmi menjadi sepasang suami istri yang sah dalam Agama, maupun hukum.

Kalian harus tau. Bagaimana sensasi, ketika kamu baru sadar. Bahwa cinta yang sebenarnya ada di dekat kamu.

Bagaimana rasanya mencintai sosok sahabatmu sendiri. Mengagumi, memendam rasa selama bertahun-tahun lamanya. Berdiam dalam perasaan yang di kubur dalam-dalam.
Ditanam, dan dirawat dengan penuh kasih dalam jangka waktu yang lama.

Dan sekarang, perasaan itu bertumbuh dan sudah sangat amat besar layaknya pohon beringin di depan rumah Zela.

Kalau biasanya pohon beringin itu tempat tinggalnya mba kuntil. Tapi, pohon beringin yang Fattan punya itu tempat tinggalnya mba Zela.

Kalian tahu, rasanya disaat perasaan itu dibalas? Rasanya bagaikan petani yang panen hasil bibit-bibit yang ia tanam. Bahagia. Terharu. Nano-nano, campur aduk.

Tugas Fattan hari ini bertambah lagi. Dia berhasil memiliki hati Zela. Perasaannya berhasil dibalas.

Dan, tugasnya yaitu menjaga pohon beringin yang berbuah dihatinya itu tetap berbuah. Sekalipun musim nantinya akan berganti.

Dalam artian, ia harus menjaga utuh perasaan Zela. Karena, Zela memberikannya utuh padanya. Maka dari itu, ia harus menjaga keutuhan itu. Menjaga segenap kepercayaan Zela padanya. Dan, bukan hanya perihal perasaan yang dijaga. Melainkan, Zela juga. Dia berjanji. Dia akan menjaga Zela. 24 jam!

Dia juga berjanji. Pada dirinya sendiri. Dan pada Allah. Dan tentunya pada Zela. Bahwa dia akan menjaga hati Zela, terhindar dari satu goresan pun. Apalagi goresan karena Fattan.

Dia berjanji, untuk tidak akan menyakiti perasaan Zela. Walaupun Fattan dan Zela sendiri percaya, hal itu tidak mungkin. Namanya manusia, pasti ada khilafnya. Pasti ada salahnya. Pasti ada kurangnya.

Tapi, apa salahnya berusaha dan berniat? setidaknya Fattan berusaha untuk menjaga hati Zela dan merawatnya dengan baik. Dia tidak ingin mengecewakan Zela, dan tentunya dirinya sendiri yang sudah menanti begitu lama.

"Biarin hujan jadi saksi. Bagaimana senangnya gue, ketika lo bales perasaan gue." Ucap Fattan setengah berteriak.

"Biarin hujan jadi saksi. Kalo ternyata lo dan gue saling sayang." Lanjut Fattan.

"Alay lo!" Kata Zela lalu berlari meninggalkan Fattan, masuk kedalam mobil.

Fattan menyusul Zela.

"Nerima perasaan gue ikhlas nggak?" Tanya Fattan.

"Ikhlas lahir batin banget gue." Jawab Zela.

"Alhamdulillah. Sah juga akhirnya."

"Belum nikah bego!"

"Sah jadi sepasang kekasih yang akan menyusun rencana beserta perjalanan menuju kata 'sah' yang sebenarnya ketika Fattan sudah siap untuk meminang dan Zela sudah siap dipinang dan menjadi pendamping hidup aa Fattan dunia maupun akhirat, Aamiin." Fattan mulai agak ngawur.

"Hahaha. Masih muda woi!"

"Nggak mau di-aamiinin?"

"Aamiin yarobbalallamin"

"Gitu dong." Jeda

"Yaudah. Tuan putri Zela sekarang sudah basah kuyup dan gembira. Jadi, sekarang tugasnya pangeran Fattan untuk membawa pulang putri kembali ke kerajaan." Lanjut Fattan.

MerpatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang