"Lah? lo lagi gombal atau semacam berusaha ngelawak?"
"Nggak. Udah lupain aja. Lo mah yang serius dibecandain." Kata Fattan singkat.
Zela diam seribu bahasa. Dia gagal paham dengan apa yang dikatakan Fattan barusan.
Hening selama perjalanan.
Dan akhirnya, mereka berdua sampai."Udah nyampe nih. Yuk turun." Kata Fattan memecahkan keheningan.
Mereka masuk ke dalam bioskop. Didalam sudah ada Regina dan Adrian.
"Hai!" sapa Zela ramah.
"Kalian darimana aja? ini tiketnya. Adrian yang traktir." Kata Regina.
"Wah. Tumben ya Adrian baik hati." Ejek Fattan.
"Emangnya gue nggak pernah baik apa?" Adrian mendengus kesal.
"Hehe, didepan cewek tuh harus jaim. Jangan marah-marah dong, Adrian sayang." Ejek Fattan.
Adrian diam. Dia ngambek. Zela dan Regina hanya bisa tertawa karena ulah mereka berdua.
Zela duduk disamping Fattan, berhadapan dengan Regina. Sedangkan Regina duduk disamping Adrian.
"Eh. Zela tumben ya cantik. Gayanya rada-rada feminim gitu." Kata Fattan.
"Lo ngejek, atau muji sih?"
"Gue jujur dari lubuk hati yang paling dalam. Gue aja sampai nggak bisa fokus nyetir dari tadi."
Pipi Zela memerah. Tangan Zela spontan memukul pundak Fattan.
"Cie, lo baper ya? pipinya udah kayak udang bakar gitu." Ledek Fattan.
"Apaan. Ini cuman pengaruh blush on aja sih."
"Oh jadi lo dandan? buat siapa? gue ya?" Fattan mulai menggoda Zela.
Lagi-lagi Zela dibuat malu karena ulah Fattan.
"Nggak. Jangan ngarep deh lo!"
"Hahaha. Kalian berdua cocok banget." Kata Regina.
Mereka berdua tiba-tiba diam. Hening 5 detik. Saling bertatapan dan kembali menatap lurus kearah Regina.
"Apa? Gue? sama dia? sama si setan ini?" Jeda.
"Nggak sama sekali!" lanjut Zela.
"Ye. Lo mah di mulut doang kan gitu. Tapi di hatinya mah 100% mau." Kata Fattan.
"Jangan-jangan, lo lagi yang ngarep?"
"Kalau gue ngarep, emangnya nggak boleh?"
Jantung Zela berdetak 10x lebih cepat dibanding biasanya. Jangan bilang kalau ini tanda-tanda jatuh cinta.
Atau... mungkin jantungan?
"Emangnya ngarep apa?" Tanya Zela.
"Ngarep buat pacaran sama lo." Jawab Fattan singkat.
"Modus lo udah nggak kepake. Udah basi tau."
"Gue nggak modus, bego."
"Ya terus gue percaya?"
"Tunggu waktu yang tepat aja ya. Gimana kalau gue bisa taklukin hati lo?"
"Maksudnya?"
"Ya. Kalau gue bisa taklukin hati lo, gimana?"
Zela diam. Rasanya ingin berteriak senang, atau frustasi. Zela bingung!
Jantungnya berdebar sangat kencang. Apakah Zela kena serangan jantung?
KAMU SEDANG MEMBACA
Merpati
Teen Fiction"Aku, bagaikan merpati. Mereka berdua bagaikan sayap kanan dan kiriku. Jika salah satunya patah, aku takkan lagi bisa terbang."