[1] - Midnight

12.4K 832 78
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
| Behind The Secret |
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~ [1] ~

Yura Park---gadis berponi lurus dengan mata bulat menyerupai biji buah leci melangkah keluar dari Myeong-dong, salah satu kawasan perbelanjaan yang populer di Seoul, dengan menjinjing dua plastik besar di kedua tangannya. Ia baru saja berbelanja banyak hari ini untuk bekal makanan dan kebutuhan lainnya di apartemennya yang terletak di Yongin, salah satu kota kecil di dekat Seoul. Biasanya bila ia sudah sibuk kuliah dan bekerja, ia lupa untuk mampir ke Myeong-dong. Tempat tersebut merupakan lokasi perbelanjaan favorit Yura karena letaknya berdekatan dengan tempatnya ia bekerja, jadi ia bisa mampir berbelanja ke sana usai pulang kerja sebelum melalui perjalanan panjang menuju apartemennya.

Yura berhenti sejenak dan menghela napas. Ia memandang dua plastik besar di kedua tangannya dengan tatapan menyesal. Harusnya ia tidak berbelanja sebanyak ini. Kuliah tadi sudah benar-benar melelahkan, belum lagi dengan pekerjaannya sebagai asisten perancang busana yang menumpuk sehingga ia diharuskan untuk pulang malam. Tubuhnya sudah lelah ingin segera diistirahatkan, namun barang-barang belanjaan yang dibelinya malah memaksa tubuhnya kembali bekerja untuk membawa barang-barang tersebut. Ditambah lagi dengan jalanan yang masih dipenuhi oleh pejalan kaki yang berlalu lalang, membuatnya semakin sulit untuk mempercepat langkah kakinya. Meskipun sudah bertahun-tahun menetap di Seoul, terkadang Yura masih merasa heran dengan keramaian kota ini walaupun jam sudah menunjukkan waktu tengah malam. Kota ini seakan-akan tidak ada matinya.

Yura baru saja akan menyeret kakinya yang sudah lelah untuk melangkah ketika seseorang berlari melewatinya dan tak sengaja menyenggol tangannya hingga barang-barang belanjaannya jatuh berserakan di jalanan.

Yura mendengus. ‘God for sake, kenapa aku harus mengalami adegan kuno macam sinetron seperti ini, sih?’ gerutunya dalam hati.

Seorang lelaki dengan pakaian serba hitam, jaket kulit hitam, topi hitam, serta masker hitam yang menutupi sebagian wajahnya segera memungut satu persatu barang belanjaan Yura yang berserakan di jalanan.

“Kau tidak apa-apa?” tanya lelaki itu dengan napas tersengal dan wajah tertunduk, lebih tepatnya menyembunyikan wajahnya dari Yura. Namun tangannya masih bergerak memungut barang belanjaan Yura. Mulai dari berbagai macam minuman, keripik, makanan instan, sabun mandi, pembersih muka, bahkan sampai pembalut.

Wajah Yura tampak memerah saat melihat lelaki itu memegang pembalut yang dibelinya. Lantas ia segera merebut pembalut dari tangan lelaki itu dan memasukkannnya kembali ke dalam kantong belanjaannya.

“Aku baik-baik saja,” jawabnya dengan wajah semerah kepiting rebus. Oh, rasanya wajahnya sudah panas sekali saking malunya.

Lelaki itu menyerahkan seluruh barang belanjaan pada Yura, namun begitu mata mereka akhirnya bertemu, lelaki itu menahan napas. Ia sempurna tertegun.

Yura menyadari adanya perubahan wajah lelaki itu yang tampak tertegun begitu tatapan mereka bertemu. Namun belum sempat Yura berpikiran macam-macam, samar-samar dari kejauhan terdengar suara langkah sepatu yang terburu-buru, terdengar seperti berlari, mendekat ke arahnya. Yura menolehkan kepala dan menemukan beberapa orang tak jauh di belakang mereka sedang berlari ke arahnya dengan membawa... barang-barang macam apa itu?

“Maaf,” tiba-tiba lelaki di sebelah Yura bersuara sambil mengambil satu kantong belanjaan di tangan Yura. “Sepertinya kau harus berlari bersamaku sekarang.”

Behind The Secret || taehyung [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang