Mulyessa sudah siap pergi ketika jam masih menunjukkan pukul 4 pagi, dan tanpa disangka saat ia membuka pintu untuk keluar menuju mobilnya di depan pintu telah berdiri seorang laki-laki yang hendak mengetuk pintu apartemen nya, ya dia adalah Dimitri.
"Astaga, sedang apa kaka disini pagi-pagi sekali?"
"Mm- entah kenapa aku sangat ingin menemui mu, makanya aku ketempat mu pagi ini. Kamu sendiri, apa yang ingin kamu lakukan dijam segini? Bukankah masih sangat pagi untuk pergi ke kantor?"
"Ada beberapa hal yang harus aku pastikan"
"Apa itu? Apakah ada hubungannya dengan kasus sebelumnya? Bolehkah aku ikut?"
"Tidak, kaka tidak boleh ikut. Ini urusan pribadi ku, dan juga tidak ada hubungannya dengan kasus sebelumnya" tentu saja Mulyessa berbohong.
"Kenapa? Aku ini kaka mu, aku harus tau apa yang ingin kau pastikan dan tugasku untuk melindungi mu apalagi belakangan ini banyak kasus pembantaian yang sama persis dengan kasus pembantaian 10 tahun yang lalu. Aku tidak ingin kau terluka Mulyessa"
"Ya, kita memang seorang adik dan kaka. Tapi kita bukan saudara kandung ka, dan ini benar-benar privasi ku. Aku tahu kaka berusaha melindungi ku dan aku berterimakasih untuk itu, tapi aku bisa menjaga diriku sendiri"
"Hhaaahh-- baiklah kalau begitu. Tapi janji dengan kaka bahwa kamu akan baik-baik saja dan bisa menjaga dirimu sendiri" Dimitri mengalah dan mengelus rambut Mulyessa.
"Aku janji" ucap Mulyessa memberi senyuman.
Mulyessa segera pergi menuju tempat tujuannya yaitu kantor penyelidikan pribadi miliknya, tidak ada yang tahu tempat tersebut baik teman satu timnya maupun kakanya Dmitri. Dia benar-benar menyembunyikan tempat tersebut untuk menyelidiki siapa pelaku kasus pembantaian 10 tahun yang lalu yang telah membantai keluarganya.
~kantor penyelidikan~
sesampainya ditempat tujuan, Mulyessa segera menyalakan layar komputer nya dan mencari informasi orang yang bekerja diperusahan ayahnya 10 tahun yang lalu. Dia menemukan satu orang lagi yang memiliki anak laki-laki dengan ciri-ciri yang sama persis seperti pelaku pembantaian yang dilihatnya.
Setelah menemukan petunjuk tersebut, Mulyessa segera pergi menuju alamat orang tersebut.
****
"Maaf mengganggu. perkenalkan, nama saya Mulyessa. Benarkah ini rumah saudara Adlan Samudra?" Tanya Mulyessa kepada seorang perempuan yang diduganya adalah pengurus rumah tangga tersebut.
"Ya benar. Ada yang bisa saya bantu?"
"Mm--bisa tolong panggilkan saudara Adlan Samudra? Ada yang ingin saya bicarakan dan ini sangat penting"
Tak lama kemudian keluarlah seorang laki-laki yang diperkirakan seumuran dengan Dimitri.
"Apakah saudara adalah Adlan Samudra?"
"Iya benar, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Adlan sedikit bingung.
"Bisakah kita berbincang sedikit ditempat yang cukup sepi? Karena ini menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan orangtua anda yang pernah bekerja diperusahaan milik keluarga Meyer"
Adlan sempat ragu untuk menerima ajakan Mulyessa ketika mendengar nama keluarga Meyer diucapkan, tetapi akhirnya ia menerima ajakan tersebut.
"Baiklah"
****
"Apa yang ingin kau bicarakan tentang perusahaan brengsek itu?" Tanya Adlan sarkastik.
"Pertama, kenapa anda menyebutkan perusahaan tersebut brengsek?"
"Karena akibat perusahaan tersebut, orang yang paling saya cintai dibunuh. Ya, ayah saya dibunuh dengan alasan yang saya tidak ketahui dan saya dengar-dengar bukan hanya ayah saya yang dibunuh tetapi juga beberapa karyawan lainnya"
"Ayahku bukanlah seorang pembunuh!!" Teriak Mulyessa sambil menangis seketika dan membuat Adlan terkejut dengan apa yang dilakukan Mulyessa, dia menghunuskan pedang yang sedari tadi disembunyikan dan dibawa olehnya mengarah tepat ke perut Adlan.
(AN)
Haaii!! Masih adakah yang menunggu updatean cerita ini? :')
Maaf yaa author baru sempet update sekarang dikarenakan kesibukan sekolah author.
Sebagai permintaan maaf, ini chapternya sedikit dibuat lebih panjang ko :')
Ayoo tebak kenapa Mulyessa bersikap seperti itu?? Haha
Oke, keep vomment yaa buat nambah semangat author untuk melanjutkan cerita inii. See you next chapter~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tragic Of 10 Years Ago (REVISI)
Mystery / Thriller"Sebenarnya dia adalah pelaku pembantaian di waktu 10 tahun yang lalu dan aku mengetahuinya" "apa maksud mu bahwa dia adalah pelaku pembantaian itu? Bagaimana mungkin?" Laki-laki tersebut hanya diam, tanpa memberikan penjelasan sampai akhirnya ia m...