Chapter 21

36 2 0
                                    

     Hari ini Mulyessa dan Dimitri mengusut kasus pembunuhan di daerah Niedersachsen. Kasus pembunuhan kali ini berbeda dari sebelumnya yang biasanya kepala korban terpenggal, namun kali ini bagian mulut korban sobek serta terdapat satu tembakan tepat dibagian kepala dan tiga tembakan dibagian dada sebelah kiri. Sudah dapat di tebak bahwa ini adalah perbuatan keji dari sekelompok mafia yang berkuasa di daerah tersebut dikarenakan kondisi korban yang merupakan ciri khas dari kekejaman  sekelompok mafia yang disebut dengan nama "Cosa Nostra" ini. Kebanyakan anggota mafia ini tidak diketahui karena mereka tidak meninggalkan jejak keberadaan mereka sedikitpun kecuali cara pembunuhan mereka tersebut.

     Saat sedang proses pengangkutan korban untuk diidentifikasi lebih lanjut, Mulyessa izin untuk pergi dari TKP dengan alasan tidak enak badan. Dimitri yang khawatir pun mengikuti kepergian Mulyessa dari belakang. Belum lama Mulyessa meninggalkan lokasi tiba-tiba Mobil Mulyessa di cegat dari arah berlawanan oleh sekitar tiga orang laki-laki yang menggunakan motor dan berjalan dengan perlahan menghampiri mobil miliknya. Mulyessa yang merasakan adanya kejanggalan pun segera memutar balikkan mobilnya namun tiba-tiba terdapat satu orang yang memecahkan kaca samping dikursi penumpang mobil dan membuka kunci secara paksa. Mulyessa panik karena ia lupa membawa pistol serta senjata lain yang dimilikinya sehingga ia hanya dapat mengandalkan kemampuan beladirinya yang tidak seberapa dan berkakhir dengan ditahan serta dipukuli oleh ketiga laki-laki tersebut. 

     Dimitri yang melihat kejadian itu pun segera berlari menghampiri dan menembakkan pistol miliknya ke arah laki-laki yang menahan tubuh Mulyessa tepat mengenai kakinya sehingga ketiga laki-laki tersebut pergi meninggalkan Mulyessa saat melihat Dimitri mulai dekat ke arah mereka.

"Mulyessa!" teriak Dimitri sembari memeluk tubuh gadis tersebut yang hampir saja terjatuh.

"Tenang, kakak disini. orang-orang tersebut sudah pergi, sudah jangan menangis lagi. ayo kita pergi ke rumah sakit" Mulyessa hanya mengangguk pasrah digendongan Dimitri karena sudah tidak memiliki tenaga yang tersisa.

****

"Bagaimana perasaan mu? apakah sudah lebih baik?" tanya Dimitri saat Mulyessa mulai sadar dan hanya dijawab oleh Mulyessa dengan dehaman serta anggukan dikepalanya, Dimitri tersenyum sembari mengusap kepala Mulyessa.

"Istirahatlah kembali, kamu membutuhkan istirahat yang cukup" saat hendak meninggalkan, tangannya ditahan oleh tangan milik Mulyessa. 

"Terimakasih kak" Dimitri hanya mengangguk dan meninggalkan kecupan singkat di dahi Mulyessa lalu pergi untuk membiarkan Mulyessa kembali beristirahat.

     Mulyessa sebenarnya menginginkan Dimitri tetap berada di sampingnya, menemani dirinya. Tapi ia tidak sanggup mengatakan hal tersebut.

(AN)

huhuhuuu aku gak tau kenapa ceritanya malah jadi kayak gini :( 

tapi, semoga kalian masih suka. jika ada saran dan kritik boleh dikomen :((

see you next chapter~

The Tragic Of 10 Years Ago (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang