Setelah cairan infus yang dipasang pada tangan Mulyessa habis, Mulyessa diperbolehkan untuk pulang. Selama diperjalanan pulang, tak satupun diantara Mulyessa dan Dimitri yang memulai pembicaraan, suasana diantara keduanya sangat hening dan canggung. Namun, Dimitri yang tidak tahan dengan situasi yang ada akhirnya angkat bicara
"Bagaimana kondisi mu?"
"Aku sudah merasa lebih baik ka, tidak perlu khawatir"
"Baiklah, apa kamu mau makan terlebih dahulu sebelum kembali ke apartment?"
"Tidak usah, langsung antarkan saja aku ke apartment, aku ingin melanjutkan istirahat ku"
"Baiklah kalau begitu"
Lagi, suasana di dalam mobil kembali hening bercampur canggung. Dimtri berpikir bahwa kemungkinan Mulyessa masih marah padanya dan mungkin juga tenaganya belum sepenuhnya kembali.
*****
Sesampainya di apartment, Mulyessa yang hendak turun dari mobil pun ditahan oleh Dimitri. Ditariknya tubuh Mulyessa ke dalam pelukannya, dan saat Mulyessa hendak melepaskannya, lagi Dimitri menahnnya kembali.
"Tunggu sebentar, kaka ingin bicara. Jadi mohon dengarkan sebentar saja, kaka akan bicara layaknya seorang laki-laki kepada seorang perempuan. Kamu ingin medengarnya kan?"
Mulyessa hanya diam dan mengangguk di dalam pelukan tanda ia setuju.
"Aku tau ini mungkin tidak pantas, tapi aku ingin jujur padamu bahwa aku mulai menyayangi mu bukan lagi sebagai seorang adik namun sebagai seorang gadis. Aku rasa aku telah mencintai mu Mulyessa. Maaf apabila perlakuan ku kemarin dan pernyataan ku saat ini membuat mu bingung, aku mohon jangan lagi diam padaku, tetap bicara padaku seperti biasanya"
Mulyessa jelas terkejut akan pernyataan dari kakak angkatnya ini, orang yang selama ini dianggap sebagai kakak nya saat ini menyatakan perasaan kepadanya. Mengatakan bahwa ia mencintai dirinya.
"Ka, aku-"
"Ssst, kaka tau. Kamu tidak perlu menjawabnya saat ini. Kakak akan menunggu sampai kamu siap, bahkan ketika akhirnya kamu menolak kakak, akan kakak pastikan kita tetap berkomunikasi sebagai kakak dan adik"
Dimitri melepas pelukannya, tersenyum manis ke arah adik- ah, bukan, tetapi gadisnya ini dan tak lama kemudian mengecup dahi sang gadis hingga akhirnya meminta agar gadisnya segera masuk ke dalam apartment dan segera beristirahat dengan cukup.
*****
Dibalik pintu apartment, Mulyessa terdiam memikirkan pernyataan kakaknya. Sekali lagi merasakan hatinya menghangat, ia merasa bahwa saat ini ada orang yang mulai bisa dijadikan sandaran ketika dirinya merasa lelah akan semua beban masalah yang ada. Iya, Mulyessa juga mencintai orang yang menjadi kakak angkatnya tersebut.
Mulyessa bergegas mengganti pakaian, mencuci wajahnya, dan pergi menuju kamarnya untuk beristirahat. Berharap esok hari akan merubah status dirinya dan kakak angkatnya itu menjadi sepasang kekasih. Benar, Mulyessa sudah membuat keputusan untuk menerima Dimitri, bukan sebagai kakak angkatnya tetapi sebagai kekasihnya.
A/N
Hiyaaa!! It's been 2 years(?) Until I posted this Chap!!
Apa kabar?? Rasanya para pembaca sudah menghilang hahaha. Maaf karena sempat HOLD cerita ini selama 2 tahun lamanyaa. Semoga kedepannya bisa lebih konsisten untuk menyelesaikan project yang satu ini!! Btw, happy reading! ✨
Stay safe and stay healthy everyone! ✨✊
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tragic Of 10 Years Ago (REVISI)
Misterio / Suspenso"Sebenarnya dia adalah pelaku pembantaian di waktu 10 tahun yang lalu dan aku mengetahuinya" "apa maksud mu bahwa dia adalah pelaku pembantaian itu? Bagaimana mungkin?" Laki-laki tersebut hanya diam, tanpa memberikan penjelasan sampai akhirnya ia m...