Chapter 6

159 20 0
                                    

Menyebalkan memang... Tapi bisa apa?
--------------------------------------------------

     Setelah memeriksa ulang bagian disekitar tubuh korban, Mulyessa menemukan bekas darah yang telah mengering yang kemungkinan telah terinjak oleh sepatu korban, atau mungkin... Sepatu pelaku yang telah menginjak noda darah tersebut.

"Maaf, bolehkah saya pergi ketoilet sebentar?" tanya Feldspar

"Oh, silahkan" jawab Mulyessa

     Disaat Mulyessa sedang berbicara dengan Feldspar, Mulyessa sempat melihat Heisenberg mengambil sesuatu didekat bangku yang tak jauh dari tubuh korban dan langsung memasukkannya kedalam saku jaketnya.

Apa yang telah dia ambil? Sepertinya itu adalah sebuah anting. Tetapi Mengapa dia menyembunyikannya?

Tidak-tidak, masih ada sesuatu yang janggal.. Tapi apa itu?

     Tak lama kemudian, datanglah Feldspar yang sedari tadi pergi ke toilet hingga akhirnya Mulyessa menyadari sesuatu.

"Tunggu, aku ingin bertanya pada kalian. Aku ingin bertanya apakah kalian bertiga pernah datang berkunjung ke apartemen ini?" kata Mulyessa

"Tentu saja aku pernah bahkan sering. karena aku ini adalah kekasihnya"

"Aku juga pernah beberapa kali datang berkunjung ke apartemen ini" jawab Heisenberg.

"Lalu, bagaimana dengan mu?" tanyanya kepada Feldspar.

"Aku? Ini adalah pertama kalinya aku datang berkunjung" jawabnya.

Nah, itu dia!

"Baiklah, aku akan memberitahu siapa pelaku sebenarnya"

"Apakah kau sudah tau siapa pelakunya? Kalau begitu siapa dia?" tanya Heisenberg

"Pelakunya adalah kau, Feldspar!"

"A-apa maksud mu? Bagaimana bisa aku yang melakukannya sedangkan ini adalah kunjungan pertama ku ke rumah ini"

"Justru karena itulah kau pelakunya. Kata mu ini adalah kunjungan pertama mu, tetapi bagaimana bisa kau tahu dimana letak toilet tanpa bertanya?"

"I-itu karena aku berfikir, semua toilet di apartemen ini terletak dibagian yang sama"

"Kalau begitu, bagaimana dengan sepatu dan baju mu? Kalau dirimh datang kesini dengan terburu-buru dan tidak sempat mengganti sepatu serta baju mu seharusnya dibagian sepatu mu terdapat bekas darah yang telah mengering, dan juga bagian baju mu yang sobek karena di tarik oleh sang korban. Kurasa, kau tidak sadar telah menginjak darah korban dan kau tidak sadar bahwa baju mu telah tersobek" jelas Mulyessa

Dengan wajah ketakutan Feldspar berkata

"Mu-mungkin saja a-aku menginjaknya barusan, jadi bukan aku pelakunya"

"Benarkah begitu? Kalau kau menginjaknya barusan, seharusnya ada bekas darah ditempat kau berdiri sekarang, dan disepanjang jalan kau menuju toilet karena darah tersebut belum mengering"

"Baiklah, aku mengaku bahwa aku yang telah membunuhnya. Tapi itu adalah salahnya!"

"Mengapa kau melakukan ini?"

"Karena, dia telah merebut posisi ku! Seharusnya sore ini akulah yang bertemu dengan klien kami. Tapi karena aku tidak terpilih, jadi dia yang menggantikan ku untuk menemuinya. Padahal itu adalah satu-satunya cara agar aku bisa diangkat menjadi manager apabila aku berhasil menjual saham kepada klien tersebut" jawabnya

"Komandan Dimitri, tolong bawa dia dan periksa dia apakah benar di sepatunya terdapat bekas darah atau tidak"

"Baiklah"

"Dan kau Heisenberg, kau tak perlu menyembunyikan anting itu lagi" tersenyum

"Ba-bagaimana kau tahu?"

"Karena aku melihatnya. Kau mengira bahwa pelakunya adalah kekasihnya bukan? Sehingga kau berusaha menyembunyikan anting itu untuk melindunginya"

"Apa? Anting? Pantas saja aku mencari-cari antingku yang hilang tetapi tidak kutemukan. Dan kau mengira aku pelakunya? Oh Heisenberg mana mungkin aku melakukannya"

"Ahahaha, iya ya. Karena kau sangat menyayangi Newland, jadi tidak mungkin kau yang melakukannya. Maaf"

"Iya, tidak apa-apa"

     Dan akhirnya, setelah dilakukan penyelidikan benar-benar telah ditemukan bekas darah disepatu milik Feldspar. Dan juga setelah sobekan kain yang berlumuran darah itu dicuci, warnanya sama seperti baju yang dikenakan oleh Feldspar.

****

"Kerja bagus Mulyessa" tersenyum sambil mengusap rambut Mulyessa.

"Terima kasih ka" membalas senyuman manis milik Dimitri.

"Kalau begitu, mari kita pulang"

Oke, ini adalah chapter tersulit menurut Author.
Hehe, maaf ya kalo klimaksnya mudah ketebak. xD

The Tragic Of 10 Years Ago (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang