20 - SELAMAT TINGGAL

88 5 0
                                    

"Vin! Alvin! Yang tadi elo liat tuh ngga seperti apa yang elo kira!"

Arka lekas menyusul Alvin ke dalam ruang audio visual begitu Kirani beranjak meninggalkan keduanya. Pemuda yang menggendong ransel merah itu berusaha menjelaskan kejadian sebenarnya pada Alvin. Sebuah ketidaksengajaan terjadi ketika Alvin ditugaskan oleh wali kelas untuk membersihkan ruang audio visual, dan ia malah memergoki teman sebangkunya berpegangan tangan dengan sang primadona sekolah.

"Bro, lo ngga usah malu sama gue. Ngomong aja kalo elo sama Kak Kirani udah pacaran!" ujar Alvin, mencari letak sapu lidi disimpan oleh Bu Hana—wali kelasnya yang merangkap sebagai pengurus ruang audio visual.

"Gila! Elo salah sangka! Gue sama Kak Kirani belom pacaran!"

"Udah deh. Ngga usah ngelak. Gue bakal ngasi tau si Tristan sekarang. Elo udah nuntasin dare yang dia kasi ke elo dalam waktu dua bulan!"

"Siapa yang nuntasin dare dari gue? Si Arka?"

Alvin menengok ke asal suara berat itu terdengar. Begitupun Arka yang berbalik menghadap seseorang yang berada di belakangnya. Di ambang pintu, Tristan terlihat tengah melepaskan sepatunya sebelum masuk ke ruangan yang lantainya dilapisi karpet berwarna biru.

"Ngapain lo ke sini?" sambar Alvin.

Sambil melangkah memasuki ruangan, lengkap dengan senyum meremehkan, Tristan menjawab, "Alasannya sama yang bikin elo ada di sini."

Embusan napas keras meluncur dari kedua lubang hidung Alvin.

"Jadi," Tristan berdiri di depan Arka, "yang dibilang Alvin tadi bener? Lo sama Kak Kirani udah pacaran?" Tristan menatap Arka lamat-lamat.

Mulut Arka terkatup rapat. Di dalam pikirannya, ia sibuk memikirkan jawaban yang tepat untuk merespons pertanyaan Tristan. Arka bisa saja mengatakan yang sebenarnya, tetapi ... dia tahu ke depan, perjalanannya untuk menuntaskan dare akan lebih sulit lantaran Tristan tahu Kirani sudah cukup dekat dengan Arka. Ayolah, Tristan tidak akan membuat mudah semua ini.

Namun, jika ia berbohong, tentu dare-nya akan tuntas. Akan tetapi, bagaimana jika rumor itu tersebar dan sampai di telinga Kirani? Entah akan seperti apa reaksi gadis itu andai tahu Arka telah menyebarkan sebuah kebohongan yang berkaitan dengan diri gadis itu.

"Iya, Arka sama Kak Kira—"

"Ngga!" Arka lekas memotong ucapan Alvin. "Gue sama Kak Kirani belum pacaran."

"Ogeb lu! Harusnya elo iyain aja!" desis Alvin.

"Oh, jadi, belum, ya?" ulang Tristan dengan nada yang dibuat-buat. "Gue kira beneran udah jadian. Gue, kan, belum 'ngapa-ngapain'."

Alvin mengernyit. "Maksud lo?"

"Eh! Kenapa kalian malah ngobrol? Ibu nyuruh kalian ke sini buat bersih-bersih, bukan buat ngobrol!" Tahu-tahu Bu Hana berdiri di ambang pintu. "Arka! Kamu baru datang, ya? Kenapa terlambat?"

"I-itu—sa-saya ..."

"Sudah! Kamu juga bantu Alvin dan Tristan merapikan ruangan ini. Dua puluh menit lagi, Ibu akan kembali melihat pekerjaan kalian bertiga. Awas kalau ruangan ini belum bersih."

"Iya, Bu," koor ketiganya.

Setelah Bu Hana menyingkir dari pintu, Tristan segera menyambar sapu lidi yang sedari tadi dipegang Alvin. "Waktu mengobrol sudah habis, Bung! Sudah waktunya bersih-bersih!" katanya, kemudian berjalan menuju bagian belakang ruangan dengan santainya.

Sementara itu, Arka dan Alvin masih berdiri di tempat keduanya berpijak, memandang Tristan telah berjongkok, membersihkan karpet dengan sapu lidi. Dua kali tepukan terasa di pundak Arka, membuatnya mengalihkan pandangan ke arah Alvin.

FROM THE PAST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang