32 - KEINGINAN KIRANI

94 8 1
                                    

32 – KEINGINAN KIRANI

"Jadi, Ka, lo udah tau kan kalo Dewa itu dulu sempet deket sama Kak Kirani?"

"Iya. Terus?"

"Nah, ternyata, Kak Kia dulunya tuh juga suka sama Dewa."

"Yang bener aja lo?"

"Yee! Gue dengernya gitu. Terserah elo mau percaya atau enggak."

"Terus? Terus?"

"Kak Kia tuh pernah nyelakain Kak Kirani karena saking sukanya dia sama Dewa. Dan, Kak Kirani tuh baru tau sekarang kalo yang dulu pernah nyelakain dia adalah Kak Kia."

"Masa? Kak Kia baik banget kok orangnya. Masa dia tega nyelakain orang?"

"Lo enggak tau gimana dia di masa lalu, Ka. Bisa aja sekarang dia baik, tapi dulunya jahat. Atau sebaliknya, dulu baik, sekarang jahat. Waktu itu hebat, Kak, bisa ngubah sifat atau kondisi seseorang."

"Jadi, Kak Kirani marah ke Kak Kia karena hal itu?"

"Iya. Siapa sih yang enggak bakal marah kalo ada kenyataan yang disembunyiin dari dia? Lo pasti juga bakal gitu, kan? Kalo ada kenyataan yang disembunyiin dari lo, lo pasti engga bakal terima."

"Iya, sih."

"Nah. Makanya itu Kak Kirani jadi agak-agak ngejauh dari Kak Kia, Ka."

"Tapi, Kak Kia sekarang udah baik banget sama Kak Kirani."

"Satu kemarahan, bisa ngehapus semua kebaikan, Ka. Kak Kirani bisa jadi lupa. Harus ada seseorang yang ingetin dia. Dan, gue rasa, orang itu ... elo."

Arka baru menyelesaikan satu hal, membuat Kirani kembali berbaikan dengan Kia. Namun, pikirannya kembali tersita oleh satu hal. Hal yang dikatakan Kirani padanya kemarin sore.

Kia butuh ginjal baru.

Segera.

Tapi, di mana dia harus mencari orang yang mau mendonorkan ginjalnya?

"Arka."

Arka berdiri di depan gerbang sekolah, terkesiap sebentar begitu mendengar namanya disebut. Dia menengok ke asal suara, menemukan Kirani berdiri di sebelahnya. Arka mengukir senyum simpul.

"Lo mau ke rumah sakit?"

Arka mengangguk.

"Bareng, ya?"

"Boleh."

Setelah beberapa menit, keduanya menaiki angkot yang melewati rumah sakit tempat Kia dirawat. Keduanya duduk berdekatan bersama penumpang-penumpang yang naik-turun bergantian sepanjang perjalanan.

"Ka?" Kirani bersuara begitu hanya dirinya, Arka, dan sang sopir di depan yang tersisa di dalam mobil.

"Ya?"

"Gue mau bilang sesuatu soal keadaannya Kia."

Jantung Arka berdetak cepat secara refleks. Nada suara Kirani yang terkesan serius membuatnya merasa ada sesuatu yang tidak beres tentang keadaan Kia. Arka menarik napas panjang sebelum ia berkata, "Apa?"

"Gue semalam, nginep di rumah sakit sama ibunya Kia." Gadis berambut panjang itu menatap Arka lamat-lamat, semakin membuat Arka yakin bahwa apa yang akan dikatakan Kirani memang hal yang serius. "Dan ..., gue sempat mikirin satu hal. Gue pengin minta pendapat lo tentang ini."

Arka tidak bersuara. Akan tetapil mimik wajah yang ia tunjukkan jelas membuat Kirani paham bahwa Arka tidak sabar mendengar kelanjutan dari kalimatnya.

FROM THE PAST [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang