Enam

4.5K 209 2
                                        

Ferdinad'S POV

Awalnya aku hanya memuji Alexis karena dia memang terlihat cantik malam ini. Tapi aku tidak tahu bahwa pujian ku bisa membuat aku kembali seperti dulu. Sejak kejadian itu aku berubah menjadi seperti sekarang, tapi mendengar Alexis memanggil ku dengan sebutan kak Ferdi, aku jadi merasa kembali ke masa lalu. Kembali pada saat kita sangat dekat dulu. Kembali pada saat aku masih Ferdi yang ramah dan hangat.

Aku tidak tahu kenapa Alexis bisa menimbulkan efek seperti ini pada ku. Yang jelas saat dia memanggilku 'kak', aku seolah melupakan kejadian itu. Dan kembali menjadi Ferdi yang lama. Alexis sebenarnya apa yang kau lakukan pada ku? Bahkan orang yang ku sayang pun tidak bisa membuat aku kembali seperti dulu.

Dan saat aku melihat Kevin memperhatikan Alexis dengan tatapan laparnya, aku menjadi kesal. Aku tidak ingin ada yang kurang ajar pada Alexis. Aku ingin melindungi dia. Menjaga nya agar tetap polos. Aku sama sekali tidak cemburu, aku hanya tidak ingin Alexis jatuh ke tangan orang brengsek seperti Kevin. Hanya melihat wajahnya saja aku tahu bahwa dia tipe laki-laki brengsek. Well, aku sebenarnya juga tipe laki-laki brengsek. Tapi aku tidak akan berbuat sesuatu yang kurang ajar pada Alexis. Mungkin seminggu ini aku sangat kasar pada nya, tapi itu karena aku kesal dengan pekerjaan ku. Dan karena aku teringat kejadian itu akhir-akhir ini.

Alexis pantas mendapat laki-laki yang baik karena dia adalah gadis yang baik. Dan aku akan selalu menjaga nya dari orang-orang brengsek itu sampai dia mendapat laki-laki yang cocok untuk nya. Anggap ini adalah tanggung jawab ku karena selama delapan tahun ini aku tidak bisa menjaga nya. Menjaga Alexis adalah tugas ku dari semenjak aku mengenalnya.

Karena itu adalah tugas seorang kakak untuk adiknya, dan aku menyayangi Alexis seperti adik ku sendiri.

***

Aku melihat Alexis tengah mengerjakan sesuatu di komputernya. Raut wajahnya terlihat serius setelah itu berganti menjadi kebingungan, setelah itu dia mengangguk-angguk paham. Aku tersenyum melihatnya, dari dulu gadis itu tidak berubah. Dia seperti buku yang terbuka, sangat mudah di pahami dalam sekali lihat. Dia masih sangat polos. Mungkin dia bersikap berani dan acuh di depan orang, tapi sebenarnya dia masih sangat polos. Membuatnya terlihat seperti gadis remaja walau fisik nya adalah wanita dewasa.

"Pagi Lexi," dia tersentak saat aku menyapa nya. Dia terlihat salah tingkah dan ini membuat ku tersenyum. Aku suka saat dia salah tingkah.

"Umm, pagi kak, eh, maksud ku pak Ferdinand," aku terkekeh melihat dia tergagap membalas sapaan ku. Mungkin dia terkejut dengan sikap ku yang sekarang.

"Bisa tolong masuk ke ruangan saya setelah ini? Dan bawa buku agenda saya,"

Tok tok tok, baru saja aku duduk, Alexis sudah mengetuk pintu. Papa benar, dia adalah sekretaris yang sangat cermat. Jika biasanya  banyak sekretaris yang menggoda atasanya dengan make up yang berlebihan dan pakaian yang minim, maka Alexis sebaliknya. Dia sangat profesional, ramah dan pakaian nya pun sopan, dia juga tidak memakai make up yang berlebihan. Dia cantik dengan caranya sendiri. Dan satu lagi, dia tidak pernah mencoba untuk menggoda ku, dia sangat manis kan? Mungkin pikiran untuk menggoda pun tidak pernah terlintas dalam otak mungil nya itu. Lagi pula tidak mungkin Alexis menggoda ku, dia kan tidak tertarik pada ku. Mungkin satu-satu nya gadis yang tidak tertarik pada ku hanya dia. Di luar sana banyak sekali gadis yang rela dengan senang hati untuk aku tiduri, tapi dia tidak.

"Masuk," Alexis masuk dan duduk di hadapan ku.

"Bapak hari ini hanya ada satu meeting jam sepuluh pagi. Dengan Anderson Co., di ruang meeting satu. Tapi untuk besok, bapak ada acara di Jogja. Bapak harus menghadiri meeting dengan Sogo Group untuk memperebutkan tender Jogja Development Center. Nanti akan saya cetak jadwalnya." Jogja Development Center memang projek besar. Banyak perusahaan arsitektur lain memperebutkan projek ini, jadi aku harus memenangkan tender ini. Sekalian liburan di Jogja. Tapi, tidak asik jika hanya aku yang kesana.

Past and Present - Tahap RevisiWhere stories live. Discover now