1
Yogyakarta, 15 Juli 2013
"Bun!! Bunda bangun!!" gadis dengan hijab itu terus berteriak memanggil ibunya, mungkin ibunya karna ia menyebutnya Bunda.Di mobil itu kurasa ada tiga orang, ya tiga orang. Entahlah, sepertinya mereka sedang mudik? Yang ku tahu barang bawaan mereka cukup banyak. Tetapi sepertinya kecelakaan ini menewaskan semuanya, karna kulihat anak perempuannya dengan hijab itu tiba-tiba tertidur? Atau pingsan? Meninggal mungkin.
Ah, mimpi semacam ini terus saja terjadi. Mimpi kehilangan, apa artinya? Apakah akan ada yang datang di hidup baruku? Yah mungkin saja.
Hey, kenapa aku melihat senyum wanita yang gadis itu panggil Bunda? Ya, aku melihatnya. Senyum menguatkan sebelum ia benar-benar pergi bersama malaikat. Senyum yang sangat cantik.
"Allahuakbar, Allahuakbar!..."
Ah sudah azan, batin gadis yang baru saja bangun dari alam mimpinya. Sepertinya ia kelelahan, kantong matanya terlihat jelas menghias wajah telur nya. Ia bergegas mengambil air wudhu di kamar mandi bawah untuk menunaikan ibadah sholat subuh bersama keluarganya. Setelahnya itu ia mengerjakan rutinitasnya membangunkan kakak laki-lakinya yang amat sulit bangun pagi.
"Kak Leo! Bangun kak! Udah azan! Di tunggu bunda!" Ketukan kecil di pintu kamar memang sepertinya tidak mempan pada kakaknya karena belum terdengar ada jawaban atau pergerakan dari dalam.
"Kak Leooooo!!" Suara gadis itu naik satu oktaf, berharap kakaknya segera bangun sebelum ia meninggikan suaranya lagi dan membangunkan tetangga.
"Iya iya, teriak-teriak kek tarzan aja, hoaam." Seorang remaja laki-lakidengan rambut khas bangun tidurnya keluar sembari membawa sarung dan pecinya.
Setelah berjalan di depan gadis itu, tiba-tiba remaja laki-laki itu terhenti dan menoleh dengan senyum tidak berdosanya.
"Kenapa?" Gadis itu mengernyit heran pada satu kakak laki-laki nya itu.
"Kelupaan!" Leo membuang angin di depan gadis itu lalu segera pergi menuruni tangga.
"Kakak!!! Ih, baunya, astaghfirullah!"
"Shira, Leo! Ayo buruan." Suara lembut tapi juga terkesan galak, milik Tiara, wanita yang telah melahirkan kedua ramaja manis dan tampan itu terkenal tegas dalam mendidik anak-anak nya. Namun Tiara tidak mengecilkan kasih sayang yang ia berikan kepada kedua anaknya.
"Iya Bun!" Jawab kedua remaja itu bergegas menuju tempat sholat.
Pagi pada awal Juli tampak cerah seperti pagi pagi sebelumnya. Seorang gadis sedang menunggu di teras rumah klasik berwana coklat kayu itu. Hijab putih polos melekat manis di wajah si gadis dengan pakaian putih abu- abunya. Sesekali gadis itu mengangkat tangan kirinya dan melihat jam biru muda yang sudah melingkari pergelangan tangan.
"Ya Allah, Kak Leo buruan sarapannya, masa hari pertama telat sih Kak!" Teriak gadis mungil itu. Tidak ada jawaban dari dalam rumah. Ia menghela napas lalu memutuskan duduk di kursi kayu. Tas biru langit ia letakkan di lantai dekat kakinya yang sudah siap dengan sepatu hitam yang masih baru.
Gimana mau jadi rajin atuh kak, berangkat aja satu menit sebelum bel. Gerutu Shira, Shirina Mallea Ramadhan lengkapnya. Seorang gadis dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi, dengan mata yang kecil, dan kulit hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find You, as A Home
RomanceRumah hanyalah sebuah kata, jika tidak ku temukan hadirmu di dalamnya. by. Taffycoffee_