Ding.. Dong.. Ding.. Dong..
Akhirnya selesai juga
Rael melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangan kirinya, pukul 16.30. Hari yang benar-benar sibuk dan paling menyebalkan. Kenapa tidak? Riuh sana sini hanya membahas hantu yang meneror sekolah. Rael mengamati sekitarnya. Hening.
Heran dengan mereka, tak seperti biasanya, mereka pulang lebih cepat setelah bel berbunyi, begitu juga Arrend.
Rael bangkit dari kursinya dan mengantungkan tas nya pada bahu kanannya.
"Ku rasa mereka terlalu serius dengan cerita teror yang tidak jelas, bodoh sekali." gumam Rael lalu berjalan pelan menuju rumah.
...
Rael mulai mengeluarkan isi tasnya. "Bahkan, buku-buku ini pun bertemakan hantu juga." Rael berdecak kesal saat melihat beberapa buku tebal yang dipinjamkan Arend.
"Dewa Kematian, Misteri Sekolah Tua, Fire Face, Black Angel, Dibalik Pohon Tua." Rael membaca setiap judul buku.
"Begitu tergila-gila kah dia dengan hantu?" Rael meletakkan buku-buku itu di rak buku paling bawah. "Tak penting dan tak berguna."
Rael beralih ke rak buku bagian atas, matanya dengan lincah meniti setiap buku, "Ini dia!" Rael menarik salah satu buku yang dicarinya, Ensiklopedia. Baginya pengetahuan lebih penting dibandingkan cerita-cerita mistis yang tidak masuk akal.
Rael berjalan ke meja belajarnya dan mulai membaca dengan cermat tak lupa dia memutar salah satu musik kesukaannya.
Hari sudah petang, sore akan berganti malam, lampu-lampu mulai dinyalakan untuk menggantikan cahaya matahari yang telah meredup.
Saat yang dinantikan olehnya, saat Ayah dan Ibunya yang sibuk bekerja berkumpul bersama dan Kakak laki-lakinya yang pulang dari les privat. Matanya melirik jam yang berada di meja belajarnya. Saatnya makan malam bersama, seulas senyum kecil tersungging malu diwajah Rael.
Rael berjalan cepat menuju ruang makan. Sesampainya, dia hanya melihat pembantu rumahnya tengah menyiapkan makanan.
"Ayah dan Ibu tidak pulang, Bi?" tanya Rael dengan wajah datar.
"Sepertinya begitu Tuan Muda."
"Kak Lazark? Apakah belum pulang juga, Bi?" tanyanya dengan tatapan kesal.
"Tuan Muda Lazark sedang ada les privat tambahan menjelang ujian akhir, lebih baik Tuan Muda makan malam dulu, saya permisi."
"Baiklah, terima kasih." Rael duduk sendirian di meja makan yang panjang, dirinya melihat tiga kursi yang kosong, dia merindukan kehadiran orangtua dan kakaknya yang semakin hari semakin sibuk saja.
#flashback
Saat Rael akan menginjak masa SMA tahun pertama."Kau ingin melanjutkan sekolahmu dimana, Rael?" tanya Ayah Rael disela-sela makan malam bersama.
"Ayah, sudah pasti Adikku, Rael yang pendiam ini akan memilih SMA ku, benarkan Rael?" seraya menyenggol lengan kanan Rael.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Ghost of Wind
Fantasy"Sepertinya aku mencintainya." Gumam pria berambut hitam dengan mata manik hitam kecoklatan di sebuah balkon seraya merasakan setiap tiupan nada alunan angin yang mengalunkan rambutnya. #Disisi lain.. Aku ingin bersamamu sekarang.. Orang yang...