Part 2

59 5 0
                                    

Kedatangan Faris membuat Reyna merasa bahwa penantiannya telah selesai. Ia tidak benar-benar merasa menantikan kedatangan Faris, namun perjumpaannya siang tadi mengembalikan beberapa hal yang sempat Reyna rasakan pergi bersamaan dengan kepindahannya kala itu.

*****

Dear Faris, terimakasih telah kembali. Sekalipun hanya sekedar mengembalikan bagian yang sempat hilang. Aku cukup senang. Terimakasih banyak, dan..
menetaplah untuk aku, selalu.

Reyna, Maret 2016.

Tertulis pada lembaran putih dalam buku diary-nya. Perasaan Reyna membawanya untuk mengungkapkan apa yang tersirat dalam hatinya. Reyna nampaknya mulai mencoba menjatuhkan hatinya lagi, membuka hatinya untuk mau menerima seseorang yang lebih dari sekedar teman dalam hidupnya.

Seketika seseorang masuk ke dalam kamarnya,

"Reyna, kamu belum tidur?" Ucap Papa mengagetkan.

"Papa pulang juga. Ku kira papa lupa jalan menuju rumah." Sahut Reyna.

"Kamu kok ngomongnya, gitu. Besok papa harus ke Surabaya. Kamu gapapa kan papa tinggal lagi?" Tanya papa.

"Iya, pa. Gak usah ngomong juga gak papa. Aku mana akan peduli papa mau pulang atau enggak. Terserah papa. Aku sama Bi Ratna aja, tiap hari ada buat aku." Sahut Reyna.

"Reyna sayang, ini untuk kamu nak. Papa sayang sama Reyna, makanya papa kerja keras. Untuk bahagiain Reyna sama Kak Fahri, sekolahin Reyna sejauh yang Reyna mau. Kamu jangan gitu ya sayang, papa sayang Reyna." Ucap Papa memeluk.

"Hehe, iya pa. Reyna juga sayang Papa." Sahut Reyna.

"Ini apa ya, surat cinta?" Ucap Papa mengejek. Sambil membawa selembar kertas pada diary-nya.

"Ishhhhh papaaa, jangan dibaca. Itu bukan surat cinta paaa, papa pleaseeee. Aku maluuu" Sahut Reyna memelas.

"Anak papa sudah besar, biar papa baca duluu. Ahh Faris? Teman kecilmu dulu reyyy? Ini serius? Lama sekali papa tidak bertemu dengannya. Lain kali kalau papa dirumah, ajak dia main kesini ya." Ucap Papa

"Ihh papa, nyebelin banget. Hehe, iya dehhh paaa." Sahut Reyna pipinya memerah.

"Kalau ada yang menyakiti Reyna, bilang sama papa. Biar papa tunjukan jurus seribu bayangan untuk memukul habis dia. Anak papa harus seneng terus. Sekarang kamu tidur, besok jangan sampe kesiangan lagi." Ucap papa.

"Oke bosss, siapppppppp. Papa hati hati ya, besok. Reyna sayang papa" Sahut Reyna.

"Iya sayang. Papa keluar ya, jangan lupa berdoa dulu. Semoga harimu selalu menyenangkan." Ucap papa sambil menutup pintu.

Begitulah papanya. Selalu menyempatkan menengok Reyna. Sekalipun selalu ditanggapi dengan kekesalan Reyna karna papa jarang pulang, namun papanya selalu mampu mengembalikan mood Reyna. Seperti itulah yang Reyna harapkan ada pada sosok pacarnya nanti. Reyna selalu berharap agar bisa mempunyai pacar semacam papa, tau harus bagaimana ketika Reyna berada di keadaan yang tidak baik. Dan hal tersebut, belum Reyna temukan pada diri siapapun.

Keesokan harinya,

"Non Reyna, ada tamu." Ucap Bi Ratna mengetuk pintu kamar Reyna.

Bring Me My EdelweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang