Keesokan harinya..
"Dah beres nih, pastiin gak ada yang ketinggalan yaa temen-temen." Ucap Rio.
"Udah gue pastiin yo, semua aman." Ucap Rindi.
"Okeyy kalo gitu kita balik sekarang, yok jalan." Ucap Rio.
"Yoo, bentar." Ucap Fian.
"Apa fii? ada yang ketinggalan?" Tanya Rio.
"Iya nih, duhhhh." Ucap Fian.
"Apaan?" Tanya Rindi.
"Hati gue ketinggalan yo, di Reyna." Jawab Fian.
"Yailahhhh sialan lo. Tuh Rey urusin." Ucap Rindi kesal.
"Apaan sih Fiii." Ucap Reyna.
"Ehh heheheh. Ga deng rey, yok dah jalan. Mari ramah-ramah lah, jangan sampai kita marah-marah." Ucap Fian menghibur.
***
Beberapa jam kemudian, setelah menempuh jalanan turun yang terjal dengan menyinggahi beberapa tempat peristirahatan ditengah perjalanan,
mereka pun sampai pada pos awal gunung ini. Kemudian mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak. Hingga beberapa menit setelahnya, mereka pun menuju parkiran utama membawa mobilnya untuk memulai perjalanan kembali ke rumah.Beberapa jam kemudian,
"Akhirnyaaaaa, sampe juga." Ucap Reyna.
"Silakan reynaaa." Ucap Fian membukakan pintu.
"Makasih ya Rindii, Rio, Fian. Waktu dan pengalamannya. Luar biasa!"Ucap Reyna.
"Siap rey, lain kali ngikut lagi ya. Jangan kapok." Ucap Rio.
"Bener reyy, kapan-kapan ngikut kita lagi ya."Ucap Rindi.
"Siap dehh, kabarin aja. Kalian hati-hati dijalan." Ucap Reyna.
"Reyy, bales chat gue ya ntar." Ucap Fian mengedipkan matanya.
Reyna segera berlalu. Memasuki rumahnya dan langsung menuju kamar untuk sejenak merebahkan diri. Seketika lagi-lagi fikirannya melayang pada Alfian. Sosok lelaki yang baru dikenalnya benar-benar membuat Reyna betah memikirkan-nya lama-lama.
***
keesokan harinya,"Rey, tadi dicari Faris. Katanya lo susah dihubungin." Ucap Alfa.
"Yaa mikir aja lah fa, digunung mana ada sinyal. Biar aja deh, gue lagi cape sama Faris." Ucap Reyna.
"Rey, jangan gitu. Kasian Faris. Dia cuma khawatir kan lagian." Ucap Alfa.
"Hehe, iya. Gue ke toilet dulu ya." Ucap Reyna meninggalkan Alfa.
"Oke rey." Sahut Alfa.
***
"Reyna." Panggil Faris.
"Hay Faris." Sahut Reyna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bring Me My Edelweis
Short Story*** Reyna Senja, abg SMA. Penggemar berat sang bunga abadi Edelweis, melalui seseorang yang mengenalkannnya akan bunga tersebut. Pertemuan dengan beberapa orang yang hanya sekedar datang untuk kemudian pergi pun dimulai. Persahabatannya yang secara...