Part 7

34 1 0
                                    

*H-2 pagelaran*

*dikantin*

"Na, lo gimana sama Radit?" Tanya Bela.

"Yagini aja bel. Sampai saat ini gue gak tau hati Radit ke gue gimana."

"Tapi gue yakin na, si Radit pasti punya hati yang sama ke elo." Ucap Vina.

"Gue sempet mikir gitu, tapi gak tau deh. Gue gapeduli soal hati Radit ke gue gimana, yang terpenting buat gue dia ada, disekitar gue. Dan ga kemana-mana."

"Na, lo sayang sama Radit?" Tanya Alfa.

"Gue gak tau persis Fa, gue cuma gak bisa kalau gak ada Radit."

"Ahhhh Reyna!!" Ucap Vina memeluk.

Beberapa menit kemudian,

"Na, bisa ngobrol bentar?" Tanya Caca teman sekelas Reyna.

"Eh Ca, Ada apa?"

"Gue pinjem Reyna ya." Ucap Caca pada sahabat-sahabat Reyna.

*narik reyna*

*ditaman*

"Ada apa Ca?" Tanya Reyna.

"Gue mau kasih tau lo sesuatu. Gue harap lo bisa sadar diri ya na setelah ini."

"Maksud lo apa?!"

"Lo deket kan sama Radit?"

"Radit sahabat gue."

"Tapi lo sayang?"

"Lo apa-apaan sih Ca."

"Gue cuma mau ngasih tau. Radit itu punya Vanya, sobat gue. Mereka udah deket lama dan bakal jadian dalam waktu dekat ini. Jadi gak usah kepedean lo bakal jadian sama Radit, jauhin Radit. Jangan jadi penghalang."

"HAHH?!!"

"Knp? kaget lo na?"

"Lo mesti belajar ngaca na, lo sama Vanya itu jauh. Ga setara."

Reyna hanya diam, hingga kemudian pergi meninggalkan Caca. Berjalan cepat menuju sahabat-sahabatnya, menahan airmatanya. Dan tibatiba seseorang menghalangi jalannya.

"Na?" Ucap Radit.

*Reyna hanya menatap*

"Lo kenapa?"

"Gapapa, sorry gue buru-buru."

Reyna segera berlalu. Meninggalkan Radit dan membiarkan Radit menatapnya dengan perasaan bingung.

*dikantin*

"Belll."  *meluk bela*

*nangis*

"Eh na, lo kenapa?" Tanya Bela.

*nangis*

"Na....." Ucap Alfa.

*nangis*

"Na...." Ucap Vina.

*Reyna melepaskan pelukannya*

*ngapus airmatanya*

"Ajarin gue lupa sama Radit."

"Hah?! Lo kenapa na?"

"Ajarin gue plis......."

"Na, Caca ngapain lo?" Tanya Alfa.

"Radit punya Vanya."

"Hahhh?! DEMI APA LO NA?"

"Kata Caca gue ngalangin mereka jadian. Gue bukan satu-satunya orang yang deket sama Radit. Gue bukan satu-satunya orang yang nyaman sama Radit. Gue harusnya ga kaya gini, harusnya gue gak nangis. Gue gak sayang Radit, gue gak peduli Radit mau sama siapapun. Radit bukan satu-satunya cowo dihidup gue. Hati Radit bukan buat gue. Gue....."

Bring Me My EdelweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang