Bring Me My Edelweis

Part 11

Kedekatan Reyna dan Radit terus berkembang hingga beberapa minggu berikutnya. Membuat keduanya semakin sering bersama dan melewatkan banyak waktu bersama. Entah apa yang sebenarnya Reyna rasakan. Radit kembali menyapanya dengan manis tepat disaat hubungannya dengan Faris berada pada titik jenuh dan jauh. Reyna menjadi sangat sering tak menghubungi Faris, Faris tetap sabar menunggu Reyna. Tak peduli Reyna dengan yang lain atau tidak. Faris tidak pernah bisa menaruh dugaan buruk pada Reyna. Dan Reyna memposisikannya sebagai seorang yang tak pernah mempedulikan hal tersebut.

"Na, gimana Radit?"

"Ada aja bel."

"Serius lo masih deket?"

"Iya."

"Gue yakin bentarlagi dia nembak lo deh na."

"Ohya?"

"Setuju banget nih gue sama Vina."

"Doain aja."

"Gila lo na, ngarep?"

"Gataudeh Fa. Gue kenapa ya, sekalipun tau kalau yang nyaman sama Radit bukan cuma gue. Gue gak bisa nahan hati gue buat gak respon Radit."

"Perasaan lo ke Radit masih kuat na."

"Dan gue gak pernah bisa paham sama hati gue.."

"Tapi gue liat lo masih cukup cuek ke Radit, lo maksain nahan hati lo na."

"Gue cuma gak seberani dulu aja Bel, gue takut yang taun lalu itu gue rasain lagi."

Tiba-tiba handphone Reyna berdering,

"Na, na!"

"Radit nih nelfon."

"Loh, ada apa ya."

"Angkat cepet."

"Ih gue takut."

"Ih cepetan odong."

"Iya bentar."

*Ngangkat telfon*

"Na?"

"Wey dit."

"Malem keluar bisa?"

"Ngapain dit?"

"Ada yang mau gue omongin."

"Kenapa gak ditelfon aja?"

"Aduh gak bisa ditelfon."

"Bisa ya, na?"

"Hmmm."

"Gimana ya."

"Gue kayaknya gabisa dit."

"Na, gue mohon."

"Tapi gak bisa lama ya."

"Oke."

"Ya udah tar kesini aja dit."

"Siap na, tar gue hubungin lagi ya."

"Oke...."

"Bye, na."

"Bye...."

*tutup telfon*

"APA KATANYA NA..."

"Ngajak ketemu anjir."

"DEMI APA LO?!" Ucap Bela.

"Na gue yakin pasti dia bakal nembak lo deh na..." Ucap Alfa

"Aduh gue harus gimana dong."

"Yaa hadepin lah bego." Ucap Vina.

"Kok merinding ya."