Part 8

25 2 0
                                    

Usaha Faris untuk kembali mendapatkan hati Reyna benar-benar dimulai. Faris tak pernah berubah sedikitpun pada Reyna, bahkan setelah Reyna memutuskannya dengan alasan Reyna lebih menyukai Fian.

"Halo?"

"Hai, ris."

"Gue kira gak jadi nelfon."

"Jadi dong."

"Eh na,"

"Tau ga?"

"Apa?"

"Gue ngerasa kembali ke kehidupan gue yang sebenernya."

"Maksud lo?"

"Nelfon lo kayak gini, gue kehilangan ini beberapa bulan kemaren."

"Lo tuh, ris. Ada-ada aja. Emang lo kagak nelfon Rindi?"

"Kagak. Karena dikonsep hidup gue udah gue tulis kalo waktu dihidup gue yang paling penting nyempetin buat nelfon Reyna, bukan Rindi."

"Ngakak nih gue."

"Ngakak aja na, udah lama ga denger lo ngakak."

"IHH FARIS APAANSIH...:(("

"Tidur gih, besok pagi gue jemput."

"Serius lo?"

"Kapan sih gue gak serius sama lo, na?"

"Iyaiya...."

"Gue tutup telfonnya ya. Tidur yang nyenyak lo. bye na.."

***

keesokan harinya,

"Halo."

"Iya ris."

"Na, gue didepan."

"Oh iya tunggu bentar ris."

Reynapun segera menuju Faris. Faris benar-benar kembali, Reyna merasa menyesal telah memperlakukan Faris seburuk yang lalu. Diperjalanan, Faris membuat keadaan antara mereka menjadi lebih hangat, Faris memposisikan dirinya sebagai seorang yang tidak pernah merasa tersakiti. Tidak ada sedikitpun hal yang membuat keduanya menjadi canggung. Perjalanan mereka tetap hangat sampai tiba disekolah.

"Faris, gue ke kantin ya. Ditungguin anak-anak nih."

"Mau gue anterin gak?"

"Gak usah, gue sendiri aja."

"Bener nih?"

*Reyna ngangguk*

*Senyum ke faris*

"Yauda gih, pulang bareng gue ya."

"Siap bos, daah."

Reyna segera berlalu dan segera menuju sahabat-sahabatnya dikantin.

"Na, berangkat sama siapa lo?" Tanya Bela.

"Tebak dong."

*senyum-senyum*

"Happy banget lo, curiga gue." Ucap Alfa.

"SAMA RADIT?" ucap Vina.

"IH!!! Kangen radit....."

"HAHAHA GA DENG."

"Gue dijemput Faris tadi:((((("

"DEMI APA LO NAAA?" Tanya Alfa.

"Iye, ehe."

"Gila tuh Faris idaman amattt." Ucap Alfa.

"Na, udahlah. Balik sama Faris aja, gue gangerti sama apa yang ada difikirannya anjir."

Bring Me My EdelweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang